Jenis-jenis cedera olahraga tenis meliputi Tennis Elbow, Rotator Cuff Tendinitis, hingga Wrist Sprain. Waspdai gejala dan cara mengobatinya di sini.
Sebagai salah satu olahraga yang populer di dunia, olahraga tenis memiliki banyak peminat dan kerap menjadi pilihan kegiatan rekreasi bersama teman dan keluarga. Bermain tenis selama satu jam dapat membakar sekitar 600 kalori untuk laki-laki dan 420 kalori untuk perempuan.
Setiap olahraga memiliki risiko cedera yang berbeda-beda. Tenis termasuk olahraga yang bersifat high intensity dan high impact, sehingga bagian lengan, bahu, kaki, hingga jari memiliki kemungkinan cedera. Pada olahraga tenis ada tiga jenis cedera yang sering dialami.
Peradangan sendi di siku bagian luar yang menyebabkan nyeri dan kadang juga menyebabkan kelemahan di tangan. Walaupun disebut tennis elbow, cedera ini juga dapat terjadi karena melakukan olahraga atau aktivitas lain yang mengharuskan tangan dan lengan bergerak secara berulang.
Rotator cuff terdiri dari empat tendon utama yang bertugas untuk menstabilkan sendi bahu, melekat pada tulang belikat, dan tulang lengan atas. Olahraga tenis mengharuskan pemain menggerakkan lengan secara berulang yang hampir seluruhnya memerlukan bantuan dari gerakan sendi bahu.
Gerakan sendi bahu yang berlebihan juga dapat menyebabkan cedera tendon, sehingga terasa sakit dan mengalami kesulitan saat menggerakkan bahu.
Sprain atau keseleo pada pergelangan tangan adalah cedera umum dan termasuk ringan. Jika mengalami keseleo, lakukan kompres air dingin dan konsumsi obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan nyeri yang dialami.
Sebagian besar cedera tadi biasanya dialami oleh mereka yang melakukan olahraga tenis untuk rekreasi. Karena itu, penting untuk memahami PRICE sebagai pertolongan pertama jika mengalami cedera di lapangan.
Lindungi daerah yang cedera dan jangan digunakan dulu agar tidak memperburuk cedera.
Hentikan aktivitas dan istirahatkan anggota tubuh yang cedera setidaknya 1–3 minggu.
Kompres dengan es/handuk dingin. Bermanfaat sebagai anti-inflamasi paling sederhana dan paling efektif.
Kompresi dengan perban (elastic compression bandage) untuk mengurangi bengkak dan men-support sendi yang cedera.
Daerah tubuh yang mengalami cedera harus ditinggikan untuk mencegah dan mengurangi pembengkakan.
Untuk melakukan diagnosis pada cedera olahraga, Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menghadirkan layanan pemeriksaan radiologi rontgen, USG, dan MRI.
Selain itu, SMIRC juga menawarkan perawatan Cryotherapy (terapi dingin) yang menggunakan temperatur rendah (sangat dingin) untuk mengurangi peradangan.
Pada umumnya, kunci utama cedera olahraga adalah penanganan sederhana, seperti PRICE dan mengonsumsi obat over the counter yang dapat ditemui di apotek atau toko obat terdekat.
Jika mengalami cedera dan keadaan tidak membaik setelah kurang lebih satu minggu lamanya, sebaiknya segera konsultasikan diri ke dokter.
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, cedera dapat segera ditangani sebelum semakin parah dan memerlukan penanganan yang lebih ekstra.