Oleh Tim RS Pondok Indah
Pendarahan implantasi setelah IVF dapat memicu rasa khawatir. Padahal, kondisi ini bisa menjadi tanda awal kehamilan. Mari pahami ciri-ciri dan penyebabnya di sini!
In-vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah teknik reproduksi dengan bantuan teknologi (asissted reproductive technology), yang mana memungkinkan terjadinya proses pembuahan di luar tubuh. Pada proses IVF, sel telur akan dibuahi oleh sel sperma di laboratorium. Embrio atau calon janin yang terbentuk kemudian akan ditanamkan ke dalam rahim, atau yang dikenal dengan proses transfer embrio.
Beberapa hari setelah proses transfer embrio, bisa saja terjadi perdarahan implantasi atau terjadi perdarahan vagina yang dikenali dengan munculnya bercak darah. Meskipun tergolong normal, pendarahan bisa saja merupakan tanda bahaya. Jadi, penting untuk mengenali dan membedakan pendarahan implantasi dan kondisi bahaya, agar bisa diberikan penanganan yang sesuai.
Implantation bleeding atau pendarahan implantasi adalah bercak darah ringan yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Kondisi ini bisa jadi tanda kehamilan, yang merupakan bagian dari proses awal kehamilan normal, tak terkecuali pada pasien IVF.
Pada program bayi tabung, implantasi biasanya terjadi dalam 6–12 hari setelah proses transfer embrio dilakukan. Pendarahan ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah kecil pada lapisan dalam rahim ketika embrio menempel.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung
Agar tidak salah, Anda bisa mengenali ciri-ciri pendarahan implantasi, sebagai berikut ini:
Biasanya pendarahan implantasi berwarna merah muda terang hingga cokelat gelap. Warna pendarahan implantasi ini akan berbeda dengan darah menstruasi yang cenderung berwarna merah terang atau merah gelap.
Darah implantasi umumnya hanya berupa bercak ringan, tanpa diserta dengan gumpalan darah. Selain itu, darah implantasi juga tidak berlendir. Darah implantasi lebih mudah dikenali sebagai perdarahan ringan atau flek maupun bercak darah, tidak kental, juga tidak disertai lendir.
Volume darah implantasi juga sangat sedikit, sebab biasanya hanya berupa bercak ringan yang bahkan tidak memerlukan penggunaan pembalut.
Jika darah yang keluar cukup banyak hingga memenuhi pembalut, kemungkinan besar itu adalah darah haid atau menandakan adanya kegagalan pembuahan. Pastikan penyebabnya dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan di rumah sakit terdekat.
Durasi atau lamanya durasi perdarahan implantasi bisa saja berbeda pada setiap wanita. Namun, umumnya durasi perdarahan implantasi tidak lebih dari 3 hari. Berbeda dengan durasi menstruasi yang bisa berlangsung antara 3–7 hari.
Baca juga: Cara Optimalkan Periode Tunggu Saat Jalani Bayi Tabung
Setelah transfer embrio pada program IVF, proses implantasi menjadi tahap penting yang menentukan keberhasilan program hamil. Embrio yang ditanam pada proses transfer embrio bisa saja berasal dari hari pembuahan pada hari ke-3 (cleavage stage) atau hari ke-5 (blastokista). Embrio blastokista umumnya lebih siap untuk menempel karena sudah berkembang lebih jauh saat ditransfer.
Rata-rata, embrio mulai menempel di dinding rahim dalam waktu 1-5 hari setelah transfer, tergantung tahap perkembangan embrio saat dipindahkan. Selama proses ini, tubuh akan mulai memproduksi hormon kehamilan, atau hCG, serta meningkatkan aliran darah dan membentuk pembuluh darah baru di lapisan rahim.
Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi apakah pendarahan implantasi akan muncul setelah IVF, antara lain:
Munculnya bercak darah ringan dalam fase ini bisa menjadi tanda bahwa embrio berhasil menempel, meski tidak semua pasien mengalaminya.
Baca juga: PMS Atau Hamil?
Meski umumnya normal, tidak semua pendarahan setelah transfer embrio aman. Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai karena bisa menandakan kondisi yang lebih serius. Segera kunjungi IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan langsung dari dokter kandungan, jika mengalami beberapa kondisi di bawah ini:
Pasalnya, ada beberapa kondisi kesehatan lain yang juga menjadi penyebab perdarahan pasca-IVF yang perlu diwaspadai, yakni:
Pendarahan implantasi setelah IVF umumnya merupakan reaksi yang normal dan bukan tanda bahaya. Namun, penting untuk tetap mengenali cirinya dan waspada terhadap gejala yang mengarah ke kondisi berbahaya lain.
Bila sedang mempertimbangkan untuk menjalani IVF, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas di RS Pondok Indah IVF Centre. Di RS Pondok Indah IVF Centre, tim berpengalaman kami akan mendampingi Anda mulai dari perencanaan, prosedur, hingga aftercare setelah prosedur embryo transfer dilakukan.
Dengan pendampingan yang tepat, Anda bisa lebih tenang menjalani setiap tahap dalam perjalanan menuju kehamilan yang dinantikan. Sehingga perjalanan Anda untuk berjumpa dengan buah hati pun jadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Baca juga: Kenali Metode Pemeriksaan Fertilitas dan Jenis Program Hamil
Perbedaan antara darah implantasi dan menstruasi terletak pada volume, warna, dan ada tidaknya gumpalan. Darah menstruasi biasanya lebih banyak, berwarna merah tua, dan dapat disertai dengan gumpalan darah atau lendir. Di sisi lain, darah implantasi cenderung lebih sedikit, berwarna merah muda atau coklat tua, dan keluar tanpa gumpalan darah.
Pendarahan implantasi dapat terjadi 6-12 hari setelah transfer embrio. Pendarahan ini biasanya berupa bercak darah ringan yang hanya berlangsung selama 1-3 hari. Kondisi ini terjadi menandakan menempelnya embrio pada dinding rahim.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua wanita akan mengalami pendarahan implantasi. Keluar atau tidaknya pendarahan implantasi tergantung pada tubuh masing-masing wanita. Jika pendarahan implantasi muncul lebih awal atau lebih lambat dari perkiraan, tetap konsultasikan ke dokter spesialis fertilitas yang menangani Anda untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Umumnya, darah implantasi sangat sedikit dan tidak sampai memenuhi pembalut. Darah implantasi biasanya hanya berupa bercak darah yang ringan. Jika Anda mengalami perdarahan yang cukup banyak hingga memenuhi pembalut, kemungkinan itu bukan darah implantasi, melainkan darah haid.
Anda disarankan menunggu 1-2 minggu setelah pendarahan implantasi pertama kali terjadi untuk memeriksa kehamilan dengan testpack. Tujuannya adalah agar hasil testpack lebih akurat. Sebab jika dilakukan terlalu dini, kerap kali kadar hormon kehamilan (hCG) belum cukup tinggi untuk terdeteksi.
Pendarahan ringan setelah transfer embrio bisa menjadi tanda awal kehamilan yang normal. Bila pendarahan berupa bercak darah yang ringan, kemungkinan Anda sedang mengalami pendarahan implantasi. Kondisi ini biasanya terjadi saat embrio menempel ke dinding rahim.
Namun, jika pendarahan memiliki volume atau jumlah yang berlebihan, disertai nyeri hebat atau kram perut, maupun berlangsung selama periode perdarahan menstruasi, segera konsultasikan ke dokter spesialis fertilitas yang menangani Anda. Sebab kondisi tersebut bisa menjadi tanda kegagalan implantasi maupun perdarahan menstruasi.
Referensi: