Cara Optimalkan Periode Tunggu Saat Jalani Bayi Tabung

Kamis, 19 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Two Weeks Waiting (TWW) atau periode tunggu setelah tindakan transfer embrio dapat Anda optimalkan untuk mengatasi emosional yang kerap naik-turun.

Cara Optimalkan Periode Tunggu Saat Jalani Bayi Tabung

Two Weeks Waiting (TWW) atau periode tunggu setelah tindakan transfer embrio (dikenal pula dengan ET atau embryo transfer) merupakan salah satu periode yang paling mendebarkan bagi suami istri yang tengah menjalani program bayi tabung.


Yuk, simak do’s and don’ts’s pada periode ini supaya Anda dan pasangan lebih tenang.


Bukanlah rahasia bahwa siklus bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dapat membebani, bukan hanya pada tubuh Anda yang menjalani program bayi tabung, melainkan juga kesejahteraan emosional dan mental.


Namun jangan khawatir. Pada periode tunggu, sebenarnya Anda tidak harus selalu istirahat di tempat tidur atau berbaring sepanjang waktu. Mempertahankan rutinitas normal juga penting untuk mengalihkan pikiran Anda dari waktu dua minggu yang pasti terasa sangat panjang. 


Bersikap santai dapat membantu mengatasi emosional yang naik turun yang mungkin kerap dialami. Sangat penting bagi Anda dan suami untuk meluangkan waktu beristirahat, bersantai, dan memulihkan diri.


Intinya, lakukan segala hal yang membuat Anda dan suami merasa santai selama menunggu hasil, sambil melakukan hal-hal yang membuat rileks dan berpikir positif. Positive thinking juga sangat penting. Dibarengi dengan mengurangi paparan informasi yang belum jelas kebenarannya, atau mengurangi akses media sosial, mungkin dapat membantu Anda dan suami lebih tenang.


Setelah transfer embrio, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi Anda akan meresepkan obat-obatan penunjang untuk meningkatkan kemungkinan embrio untuk terimplantasi/menempel.


Lanjutkan pengobatan suportif seperti yang diinstruksikan oleh dokter. Sangat penting untuk mengikuti saran dokter dan tetap mengonsumsi obat apa pun yang direkomendasikan selama masa penantian dua minggu tersebut. Sebaiknya, hindari melewatkan dosis dan jangan memutuskan untuk menghentikan pengobatan sendiri.


Baca juga: Peran Inovasi Teknologi dalam Kesuksesan Program Bayi Tabung


Pilihan Asupan Makanan

Asupan makanan yang baik dengan gizi seimbang merupakan salah satu poin penting yang dapat menyukseskan implantasi embrio pada rahim. Jika semua berjalan sesuai rencana, di dalam tubuh Anda selama 9 bulan ke depan akan tumbuh bayi mungil yang membutuhkan nutrisi yang baik.


Ini saat yang tepat untuk merangkul kebiasaan makan sehat yang direkomendasikan untuk wanita hamil. Idealnya, calon ibu sebaiknya makan berbagai macam buah dan sayuran, serta makanan yang kaya kalsium, protein, vitamin B, dan zat besi.


Asam folat juga dapat dimasukkan ke menu harian Anda. Ada banyak manfaat mengonsumsi asam folat sebelum dan saat hamil. Ibu hamil membutuhkan sekitar 400 mcg per hari untuk mencegah neural tube defect.


Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa asam folat dapat mengurangi kemungkinan bayi mengalami celah bibir atau langit-langit, juga dikaitkan dengan risiko cacat jantung bawaan yang lebih rendah pada bayi.


Asupan asam folat dapat diperoleh dari bayam, asparagus, brokoli, alpukat, tomat, jeruk, lemon, buah bit, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang polong, dan kacang walnut, daging unggas, hati sapi, daging merah, hati ayam, hidangan laut, dan telur.


Baca juga: Mitos Fakta Seputar Bayi Tabung


Amankah Berolahraga dan Berhubungan Intim dalam Periode ini?

Meski tidak terbukti secara ilmiah bahwa hubungan intim menjadi kontraindikasi pascatindakan transfer embrio atau dalam kehamilan, kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan.


Maka itu, aktivitas seksual yang terkait dengan penetrasi penis ke dalam vagina sebaiknya tidak dilakukan dulu.


Pasien program bayi tabung direkomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehari-hari seperti biasa selama periode tunggu ini. Meskipun demikian, olahraga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari sebaiknya tidak dilakukan dulu hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis. Lebih baik, pilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari. 


Hal yang pasti harus dihindari sama sekali selama periode tunggu ini adalah merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Setelah transfer embrio, rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi.


Baca juga: Intrauterine Insemination: Hasil Maksimal, Risiko Minimal



Waspada Gejala yang Mengganggu

Anda mungkin ingin mengawasi gejala-gejala tertentu yang dapat terjadi pada hari-hari setelah transfer embrio. Wanita yang mengonsumsi obat kesuburan dapat mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh merespons secara dramatis terhadap hormon yang disuntikkan yang digunakan sebagai bagian dari proses IVF.


OHSS dapat menyebabkan gejala seperti: sakit perut, perut kembung, mual, muntah. Gejala ini bisa ringan, tetapi juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius. Jadi, apabila Anda tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan menunggu terlalu lama. Segera hubungi dokter, maternity counsellor, atau klinik dan jelaskan gejala yang dialami.


Baca juga: Harapan Baru Memiliki Keturunan


Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Agar embrio dapat menempel dengan sukses di dinding rahim, berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu:


1. Pola Makan Sehat

Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti asam folat, vitamin D, omega-3, dan zat besi. Sayuran hijau, buah-buahan, ikan berlemak, dan kacang-kacangan sangat baik untuk kesehatan reproduksi.


2. Hindari Stres

Stres dapat mempengaruhi keseimbangan hormon yang penting untuk implantasi embrio. Cobalah teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres.


3. Istirahat yang Cukup

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Tidur yang cukup membantu tubuh dalam menjaga keseimbangan hormon dan mempersiapkan rahim untuk implantasi.


4. Olahraga Ringan

Melakukan olahraga ringan secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah ke rahim dan mendukung kesehatan reproduksi. Hindari olahraga berat yang dapat menambah stres fisik pada tubuh.


5. Jaga Berat Badan Ideal

Berat badan yang sehat dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan meningkatkan peluang implantasi embrio.


6. Hindari Merokok dan Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol dapat mempengaruhi kualitas telur dan lingkungan rahim. Hindari kedua hal ini untuk meningkatkan peluang keberhasilan implantasi.


7. Konsultasi dengan Dokter

Jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu atau sedang menjalani program kehamilan, konsultasikan dengan dokter atau spesialis kesuburan untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.


8. Dukungan Emosional

Dukungan dari pasangan, keluarga, atau teman dapat membantu menjaga kesehatan emosional Anda selama proses ini. Jangan ragu untuk mencari dukungan profesional jika diperlukan.



Be Positive, and You’ll be Pregnant!

Rasa penasaran yang teramat sangat terkadang membuat godaan untuk langsung melakukan tes urin. Namun, cobalah menahan keinginan untuk segera melakukan tes kehamilan.


Diperlukan waktu hingga beberapa minggu sejak hari transfer sampai sel-sel plasenta mulai memproduksi cukup hormon yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) untuk dapat terdeteksi dengan tes darah.


Kurangi melakukan hal-hal yang membuat Anda dan suami berpikiran yang tidak-tidak, terlebih hal yang belum pasti.


Sebuah nasihat penting mengenai apa yang tidak boleh dilakukan setelah transfer embrio adalah “jangan panik”. Ini tentu jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun, mencoba untuk tetap rileks adalah hal terbaik.


Apakah embrio menempel atau tidak, benar-benar tergantung pada kualitas embrio dan seberapa reseptif rahim calon ibu. Oleh karena itu, tidak ada hal mendasar yang dapat Anda dan suami lakukan yang akan mempengaruhi hasil.


Ini penting untuk diingat, karena ketika sebuah siklus gagal, sangat mudah untuk menyalahkan diri sendiri karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu setelah transfer embrio. Padahal, bisa saja penyebabnya adalah hal lainnya. Jadi, ingatkan diri untuk selalu berpikiran positif dan tetap tenang, ya.


Kunjungi RS Pondok Indah IVF Centre untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kami.


FAQ Periode Tunggu Setelah Transfer Embrio


Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Embrio Transfer?

Setelah embrio transfer, hindari aktivitas berat, angkat barang, berolahraga intens, serta konsumsi alkohol dan kafein. Istirahat cukup dan jaga tubuh tetap rileks untuk meningkatkan peluang keberhasilan.


Berapa Lama Hamil Setelah Embrio Transfer?

Kehamilan bisa terdeteksi sekitar 10-14 hari setelah embrio transfer melalui tes darah atau urine. Pada masa ini, penting untuk menjaga pola hidup sehat dan mengikuti arahan dokter.


Berapa Lama Bed Rest Setelah Embrio Transfer?

Bed rest setelah embrio transfer biasanya dianjurkan 24-48 jam. Setelah itu, aktivitas ringan diperbolehkan. Namun, hindari aktivitas berat hingga tes kehamilan memastikan hasilnya.