Kanker Tenggorokan, Pahami Gejala hingga Pengobatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 28 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Waspada! kanker tenggorokan gejalanya seringkali mirip dengan keluhan radang tenggorokan biasa, sehingga kondisi ini terabaikan dan telat mendapatkan pengobatan.

Kanker Tenggorokan, Pahami Gejala hingga Pengobatannya

Meski termasuk jenis kanker yang jarang terjadi, kanker tenggorokan bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan gangguan serius pada suara, pernapasan, maupun proses menelan. Sayangnya, banyak orang baru menyadari bahwa tengah menderita kondisi ini ketika sudah parah.


Beberapa pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebih, serta infeksi virus tertentu, diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker tenggorokan. Karena gejalanya tidak khas, penting untuk lebih waspada terhadap keluhan di area tenggorokan yang berlangsung secara terus-menerus.


Apa Itu Kanker Tenggorokan?

Kanker tenggorokan adalah tumbuhnya sel abnormal, yang tidak terkendali, pada area tenggorokan, baik di bagian faring, laring, atau tonsil. Meski bisa digolongkan sebagai jenis kanker yang jarang terjadi, perkembangan tumor ganas di tenggorokan ini termasuk pesat, dan bisa berdampak serius bila tidak ditangani dengan tepat sedini mungkin.


Baca juga: Apakah Kanker Tenggorokan Bisa Sembuh? Cari Tahu Berbagai Metode Pengobatannya



Gejala Kanker Tenggorokan

Gejala kanker tenggorokan dapat bervariasi tergantung lokasi tumbuh dan keparahan kanker. Namun, secara umum, ada beberapa gejala kanker tenggorokan yang sering dikeluhkan:


  • Suara serak atau perubahan suara secara mendadak, tanpa sebab yang jelas, dan menetap lebih dari dua minggu
  • Sakit tenggorokan yang tidak membaik
  • Muncul benjolan di leher yang membesar dengan pesat
  • Kesulitan atau nyeri saat menelan
  • Batuk kronis, kadang disertai darah
  • Penurunan berat badan tanpa direncanakan
  • Nyeri telinga atau rasa penuh di telinga


Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!


Penyebab Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan terjadi ketika sel-sel di area tenggorokan mengalami mutasi genetik, yaitu perubahan pada DNA sel. Hal ini lah yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker secara tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini akan merusak sel maupun jaringan sehat di sekitarnya, bahkan mengalami metastasis atau menyebar ke jaringan maupun organ lain.


Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya mutasi genetik masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor diduga dapat meningkatkan risikonya.


Baca juga: Waspada Kanker Mulut! Simak Gejala dan Penanganannya


Faktor Risiko Kanker Tenggorokan

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan meliputi:


  • Kebiasaan merokok atau penggunaan produk tembakau lainnya
  • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
  • Infeksi virus, seperti human papillomavirus (HPV) dan virus Epstein-Barr
  • Riwayat keluarga yang menderita kanker 
  • Paparan zat kimia atau asap beracun dalam jangka panjang
  • Perilaku seks berisiko
  • Menderita gastroesophageal reflux disease (GERD)
  • Kurangnya asupan nutrisi yang menyebabkan gizi buruk


Baca juga: Waspada 8 Jenis Kanker yang Dapat Terjadi pada Anak


Jenis Kanker Tenggorokan

Jenis kanker tenggorokan bisa dibedakan berdasarkan lokasi awal tumbuhnya kanker. Beberapa jenis kanker tenggorokan yang paling umum, antara lain:


  • Kanker nasofaring, kanker di bagian atas tenggorokan, yang terletak di belakang hidung (nasofaring)
  • Kanker orofaring, merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan, yakni di bagian tengah tenggorokan, tepat di belakang mulut, termasuk area tonsil
  • Kanker hipofaring (laringofaring), terjadi di bagian bawah tenggorokan, tepat di atas kerongkongan dan saluran napas
  • Kanker glotis, atau kanker pita suara
  • Kanker supraglotis, merujuk pada keganasan di bagian atas kotak suara, termasuk epiglotis
  • Kanker subglotis, merupakan kanker yang tumbuh pada bagian bawah kotak suara, di bawah pita suara


Mengetahui jenis kanker tenggorokan penting untuk menentukan langkah pengobatan yang sesuai.


Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan diri ke dokter spesialis THT, jika Anda mengalami keluhan di area tenggorokan, yang terjadi secara mendadak dan berlangsung lebih dari dua minggu, seperti:


  • Sakit tenggorokan dan batuk yang persisten
  • Kesulitan menelan
  • Benjolan di leher
  • Perubahan suara atau kesulitan berbicara


Gejala-gejala di atas bisa menandakan adanya kanker tenggorokan, terutama jika tidak membaik dengan pengobatan biasa dan disertai dengan kelelahan kronis maupun penurunan berat badan yang tidak direncanakan.


Pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis THT dibutuhkan untuk memastikan penyebab dan menentukan langkah penanganan yang sesuai.


Baca juga: Radang Amandel yang Bandel



Diagnosis Kanker Tenggorokan

Diawali dengan melakukan anamnesis, dokter THT akan melakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut, baik dengan atau tanpa endoskopi. Dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis kanker tenggorokan, yang meliputi:


  • Biopsi jaringan tenggorokan
  • Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI
  • Tes HPV


Baca juga: Sariawan Atau Kanker Mulut? Menengok Perbedaan Sariawan dan Kanker Mulut


Staging Kanker Tenggorokan

Penentuan stadium kanker tenggorokan menggambarkan keparahan atau seberapa jauh kanker telah menyebar, sekaligus membantu dokter menentukan langkah penanganan yang sesuai. Umumnya, stadium kanker tenggorokan dibagi menjadi empat tingkatan, seperti berikut ini:


  • Stadium I: Tumor masih kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan lain
  • Stadium II: Tumor lebih besar dari stadium I, tetapi penyebarannya masih terbatas di area tenggorokan
  • Stadium III: Kanker mulai menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar leher atau ke jaringan di dekatnya
  • Stadium IV: Kanker telah menyebar luas ke kelenjar getah bening, organ lain, atau jaringan yang lebih jauh


Baca juga: Deteksi Dini Kanker Mulut dan Stadium


Pengobatan Kanker Tenggorokan

Pilihan pengobatan kanker tenggorokan sangat bergantung pada lokasi kanker, tingkat keparahan kanker, jenis kanker, keterlibatan infeksi HPV, serta kondisi kesehatan pasien. Pengobatan biasanya melibatkan satu atau kombinasi dari beberapa teknik berikut ini:


1. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat diberikan dari luar tubuh atau dengan memasukkan sumber radiasi ke dekat kanker (brachytherapy).


Pada kanker stadium awal, terapi radiasi atau radioterapi bisa menjadi satu-satunya pengobatan. Namun, pada stadium lanjut, teknik pengobatan kanker tenggorokan ini biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi.


2. Operasi

Tindakan pembedahan dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker, dan jenisnya disesuaikan dengan lokasi serta luasnya penyebaran kanker:


  • Operasi laparoskopi, untuk kanker kecil yang belum menyebar
  • Laringektomi, pengangkatan sebagian atau seluruh kotak suara (laring)
  • Faringektomi, pengangkatan sebagian atau seluruh faring (tenggorokan)
  • Diseksi leher, pengangkatan kelenjar getah bening jika kanker telah menyebar ke area leher


3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus. Metode pengobatan ini sering diberikan bersamaan dengan radioterapi karena beberapa obat kemoterapi dapat membuat sel kanker lebih sensitif terhadap radiasi.


4. Terapi Target

Terapi target bekerja dengan menghambat proses pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.


5. Imunoterapi

Imunoterapi membantu sistem imun mengenali dan membunuh sel kanker. Terapi ini biasanya diberikan pada pasien dengan kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon memuaskan terhadap terapi kanker lain.


6. Rehabilitasi Pasca Pengobatan

Proses pengobatan dapat menimbulkan efek samping jangka panjang, seperti kesulitan bicara, menelan, atau bernapas. Oleh karena itu, pasien mungkin memerlukan terapi tambahan, seperti rehabilitasi bicara, terapi menelan, serta fisioterapi.


7. Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengelola nyeri, sesak napas, atau gejala lain yang muncul akibat kanker maupun efek samping pengobatan. Teknik pengobatan ini bisa diberikan bersamaan dengan terapi kuratif, tetapi lebih banyak dilakukan untuk pasien dengan kanker stadium lanjut.


Baca juga: Periksa Batuk Pilek ke Dokter Apa?


Komplikasi Kanker Tenggorokan

Tanpa penanganan yang tepat, kanker tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi berupa:


  • Gangguan menelan dan bicara
  • Kehilangan suara
  • Infeksi saluran napas berulang
  • Penyebaran kanker ke organ lain


Baca juga: ISPA, Pahami Penyebab hingga Pencegahannya


Pencegahan Kanker Tenggorokan

Meski tidak semua kasus kanker tenggorokan bisa dicegah, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker tenggorokan, antara lain:


  • Jangan merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol
  • Jaga kebersihan mulut dan gigi, termasuk kontrol kesehatan gigi secara rutin
  • Konsumsi makanan bergizi dan kaya akan antioksidan
  • Lakukan vaksinasi HPV
  • Gunakan pelindung diri jika bekerja di lingkungan dengan paparan bahan kimia
  • Lakukan pemeriksaan berkala jika memiliki faktor risiko kanker tenggorokan


Deteksi dan penanganan kanker tenggorokan sejak dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.


Jika mengalami keluhan yang menyerupai gejala kanker tenggorokan, terlebih bila Anda termasuk ke dalam kelompok yang berisiko, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Dengan dukungan dokter spesialis berpengalaman dan fasilitas medis berteknologi terkini, RS Pondok Indah akan memberikan pelayanan medis dengan optimal, mulai dari pemeriksaan hingga pengobatan dan pemulihan, sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Batuk ke Dokter Apa?



FAQ


Kenapa Bisa Terkena Kanker Tenggorokan?

Kanker tenggorokan disebabkan oleh mutasi DNA yang memicu pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali. Mutasi DNA tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, seperti:


  • Faktor genetik dan riwayat kesehatan keluarga
  • Kebiasaan merokok
  • Kebiasaan minum alkohol berlebihan
  • Infeksi HPV
  • Pola hidup tidak sehat
  • Paparan bahan kimia beracun


Apakah Penyakit Kanker Tenggorokan Menular?

Kanker tenggorokan sendiri bukanlah penyakit menular. Namun, salah satu faktor risiko timbulnya kanker tenggorokan, yakni infeksi HPV dapat menular dari orang ke orang. Jadi, penularan infeksi HPV memang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan, tetapi penyakit kanker itu sendiri tidak menular.


Apakah Radang Tenggorokan Bisa Menyebabkan Kanker?

Radang tenggorokan tidak menyebabkan kanker. Namun, gejala awal kanker tenggorokan sering kali menyerupai radang tenggorokan biasa. Hal ini berpotensi membuat diagnosis kanker menjadi terlambat.

Oleh sebab itu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis THT bila Anda mengalami gejala radang tenggorokan yang tidak kunjung membaik setelah lebih dari 2 minggu.


Apa Ciri-Ciri Kanker Tenggorokan Stadium Awal?

Ciri-ciri kanker tenggorokan stadium awal mencakup:


  • Sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
  • Perubahan suara atau kesulitan bicara
  • Ketidaknyamanan, nyeri, atau kesulitan menelan
  • Benjolan di leher
  • Adanya luka yang tidak kunjung sembuh di tenggorokan


Gejala kanker tenggorokan di stadium awal sering kali tidak khas dan bisa disalahartikan sebagai radang biasa. Hal yang perlu diwaspadai adalah apabila gejala-gejala di atas tidak kunjung membaik meski telah diobati dan disertai penurunan berat badan yang tidak direncanakan. Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis THT.



Referensi:

  1. Khalifeh, M., Ginex, P., et al,. Reduction of head and neck cancer risk following smoking cessation: a systematic review and meta-analysis. BMJ open. 2024. (https://bmjopen.bmj.com/content/14/8/e074723). Diakses pada 15 Juli 2025.
  2. Castle, P. E. Prophylactic human papillomavirus vaccination for prevention of oropharyngeal cancer in older men: is the juice worth the squeeze?. JNCI: Journal of the National Cancer Institute. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10086616/). Diakses pada 15 Juli 2025.
  3. Gormley, M., Creaney, G., et al. Reviewing the epidemiology of head and neck cancer: definitions, trends and risk factors. British Dental Journal. 2022. (https://www.nature.com/articles/s41415-022-5166-x). Diakses pada 15 Juli 2025.
  4. American Cancer Society. Risk Factors for Laryngeal and Hypopharyngeal Cancers. (https://www.cancer.org/cancer/types/laryngeal-and-hypopharyngeal-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html). Direvisi terakhir 21 Januari 2021. Diakses pada 15 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Throat Cancer. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23136-throat-cancer). Direvisi terakhir 27 Januari 2025. Diakses pada 15 Juli 2025.
  6. Mayo Clinic. Throat Cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/throat-cancer/diagnosis-treatment/drc-20366496). Direvisi terakhir 15 September 2022. Diakses pada 15 Juli 2025.