Cara Pencegahan Osteoporosis pada Lansia

Tuesday, 26 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Osteoporosis pada lansia dapat dicegah. Gaya hidup yang sehat dapat membantu lansia menjaga kesehatan tulangnya dan mencegah terjadinya penyakit ini. Simak selengkapnya!

Cara Pencegahan Osteoporosis pada Lansia

Osteoporosis atau keropos tulang adalah salah satu kondisi yang kerap menjadi masalah pada lansia. Orang dengan osteoporosis lebih mudah mengalami patah tulang hanya dengan jatuh biasa saat melakukan kegiatan sehari-hari.


Beruntungnya, kondisi ini dapat dicegah dengan menjaga kesehatan tulang. Mari simak cara pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada lansia, dalam artikel di bawah ini.


Apa itu Osteoporosis?

Osteoporosis adalah kelainan tulang di mana kekuatan dan kepadatan tulang berkurang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya patah tulang. Secara umum terdapat dua jenis osteoporosis, yaitu:


  • Osteoporosis primer, terjadi pada wanita pasca-menopause dan pada proses penuaan (senile osteoporosis)
  • Osteoporosis sekunder, disebabkan adanya penyakit lain yang mendasari, sebagai contoh hipertiroid, hiperparatiroid, dan gagal ginjal


Proses yang mendasari terjadinya osteoporosis adalah tidak seimbangnya antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Seiring dengan bertambahnya usia, proses resorpsi tulang lebih banyak dibandingkan pembentukan tulang. Pada wanita pasca menopause terjadi penurunan jumlah estrogen dalam tubuh. Perlu diketahui, estrogen merupakan salah satu penghambat terjadinya resorpsi tulang.


Baca juga: Cegah Osteoporosis Sejak Dini



Faktor Risiko Osteoporosis pada Lansia

Penelitian kepadatan tulang di Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Risiko wanita mengidap osteoporosis empat kali lebih besar jika dibandingkan dengan pria. 


Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya osteoporosis adalah sebagai berikut:


  • Etnis kaukasia atau orang Asia 
  • Riwayat keluarga dengan osteoporosis 
  • Menopause dini 
  • Riwayat histerektomi
  • Anoreksia 
  • Kurang mengonsumsi kalsium 
  • Jarang berolahraga
  • Minum alkohol
  • Kebiasaan merokok


Jika Anda memiliki faktor risiko osteoporosis di atas, disarankan untuk menjaga kesehatan tulang dengan menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bernutrisi, dan rutin memeriksakan kesehatan tulang ke dokter spesialis ortopedi.


Baca juga: Osteoporosis dan Reumatik



Cara Mencegah Osteoporosis pada Lansia

Sebenarnya, pencegahan osteoporosis harus mulai dijalankan sejak masa muda. Sebab, kondisi ini biasanya berkembang secara bertahap dan kebiasaan serta gaya hidup Anda sejak muda dapat memengaruhi kesehatan dan tulang Anda yang kuat secara signifikan.


Namun, tidak ada kata terlambat untuk memulai pola hidup yang lebih sehat. Anda bisa meningkatkan kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis di usia senja dengan tips-tips berikut ini.


1. Memenuhi kebutuhan kalsium

Kalsium merupakan mineral yang banyak disimpan di tulang dan berfungsi menjaga kekuatan tulang. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian demi menunjang kesehatan tulang.


Anda dapat mengonsumsi makanan berkalsium tinggi, seperti susu, yogurt, keju, produk olahan kedelai, kacang almond, dan sayuran hijau.


2. Meningkatkan asupan vitamin D

Vitamin D juga penting untuk menjaga kesehatan tulang. Sebab, vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh. Beberapa penelitian membuktikan bahwa konsumsi kalsium 1.200 mg dan 800 IU Vitamin D setiap hari efektif untuk mencegah osteoporosis pada orang usia di atas 50 tahun. 


Vitamin D sendiri bisa didapat secara alami dari sinar matahari pagi, makanan hasil laut, dan kuning telur. Saat ini kandungan produk susu juga banyak yang sudah difortifikasi dengan Vitamin D. Bila konsumsi sehari-hari tidak tercukupi, Anda juga bisa meminum suplemen Vitamin D.


3. Rutin berolahraga

Rutin berolahraga juga dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, sehingga tulang tetap kuat. Untuk menjaga kesehatan tulang, Anda disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit sebanyak 5 kali seminggu. Latihan seperti angkat beban, berenang, bersepeda, dan bahkan berjalan kaki dapat membantu menjaga struktur dan kekuatan tulang.


4. Lakukan skrining kesehatan secara berkala

Cara terbaik untuk mencegah osteoporosis adalah dengan melakukan pengecekan kepadatan tulang secara rutin dengan dokter spesialis ortopedi. Pemeriksaan rutin oleh dokter dapat membantu Anda menjaga tulang yang sehat.


Apabila tulang Anda sudah masuk ke kategori osteoporosis pun, dokter dapat segera memberikan penanganan yang tepat untuk mencegah perparahan kondisi.


Baca juga: Kekuatan Hebat Vitamin D untuk Kesehatan Tubuh


Gejala Osteoporosis pada Lansia

Pada tahapan awal terjadinya osteoporosis, penderita seringkali tidak merasakan gejala spesifik. Tetapi seiring berkembangnya kondisi ini, penderita mungkin akan merasakan gejala, seperti:


  • Nyeri leher
  • Nyeri punggung
  • Postur tubuh bungkuk
  • Tinggi badan berkurang
  • Tulang sering patah atau retak, terutama tulang daerah punggung, pergelangan tangan, dan panggul.


Apabila Anda atau orang tercinta mulai merasakan gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi. Sebab, gejala osteoporosis yang tidak segera ditangani akan memperparah kondisi dan membuat tulang menipis melemah.


Baca juga: Apakah Osteoarthritis Bisa Sembuh? Lindungi Lutut Anda dari Osteoarthritis!


Jenis-jenis Obat untuk Osteoporosis

Tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan risiko patah tulang. Pasien yang telah didiagnosis menderita osteoporosis akan mendapat tambahan beberapa obat.

Beberapa jenis obat tersebut antara lain:


1. Biphosphonate

Obat jenis ini berfungsi memperlambat laju kerja sel-sel yang meluruhkan tulang (osteoclast).


2. Strontium Ranelate

Obat ini dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang dilarutkan ke dalam air. Strontium Ranelate memicu kerja sel-sel yang membentuk jaringan tulang baru (osteoblasts).


3. Selective Estrogen Receptor Modulators (SERMs)

SERMs menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang, terutama pada tulang punggung.


4. Calcitonin

Calcitonin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yang berfungsi menghambat kerja sel osteoclast. Karena efek kerjanya yang kecil dalam mengurangi risiko patah tulang, obat ini jarang digunakan sebagai terapi awal. Biasanya obat ini dikombinasi dengan obat lain, terutama saat terjadi patah tulang punggung baru, karena calcitonin memiliki efek analgesik ringan.


5. Terapi Penggantian Hormon

Terapi ini ditujukan bagi wanita dalam masa menopause untuk menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko keretakan selama pengobatan. Namun saat ini hampir tidak lagi digunakan karena berisiko memicu timbulnya beberapa penyakit lain seperti kanker payudara, kanker endometrium, dan stroke.


Supaya tidak berlarut-larut dan mengganggu aktivitas Anda, rencanakan janji temu dengan dokter spesialis ortopedi di RS Pondok Indah guna mengatasi osteoporosis, maupun keluhan yang menyertainya. Selain mendapatkan penanganan, dokter juga bisa memberikan saran sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Kenali Penyebab Radang Sendi dan Cara Mengatasinya



FAQ


Apakah Osteoporosis pada Lansia Bisa Sembuh?

Osteoporosis pada lansia tidak dapat disembuhkan. Perawatan osteoporosis hanya bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan penurunan kepadatan tulang, meningkatkan kekuatan tulang, dan mencegah patah tulang. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya memulihkan kepadatan tulang yang hilang, kombinasi perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan terapi fisik dapat memberikan hasil yang signifikan dalam mengurangi risiko.


Bagaimana Cara Mencegah Osteoporosis pada Lansia?

Untuk mencegah osteoporosis pada lansia, pastikan asupan kalsium dan vitamin D cukup, rutin olahraga ringan seperti jalan kaki, hindari merokok dan alkohol, serta lakukan pemeriksaan kesehatan tulang secara berkala.


Apa yang Harus Dilakukan Lansia Jika Sudah Terkena Osteoporosis? 

Lansia dengan osteoporosis harus konsumsi kalsium dan vitamin D, berolahraga ringan seperti jalan kaki, hindari jatuh, dan minum obat sesuai resep dokter. Rutin cek kesehatan tulang untuk mencegah kondisi semakin buruk.


Terapi Apa Saja untuk Mengatasi Osteoporosis pada Lansia?

Terapi osteoporosis pada lansia meliputi obat penguat tulang (bifosfonat), suplemen kalsium dan vitamin D, terapi hormon, latihan fisik ringan, dan terapi fisik untuk memperkuat otot dan menjaga keseimbangan.