Pahami Operasi Angkat Rahim Sebelum Menjalani Prosedurnya

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 28 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Operasi angkat rahim mungkin dianjurkan ketika berbagai penanganan lain tidak efektif dalam menangani gangguan pada rahim, seperti endometriosis hingga kanker.

Pahami Operasi Angkat Rahim Sebelum Menjalani Prosedurnya

Rahim merupakan organ reproduksi wanita berbentuk seperti pir terbalik yang terletak di dalam rongga panggul. Organ ini memiliki peran penting sebagai tempat berkembangnya janin selama kehamilan berlangsung serta tempat peluruhan darah haid jika tidak terjadi pembuahan.


Mengingat perannya yang penting bagi sistem reproduksi wanita, kesehatan rahim harus dijaga dengan baik. Sayangnya, rahim bisa mengalami berbagai gangguan, seperti miom, endometriosis, bahkan kanker. Kondisi-kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala yang cukup berat, seperti nyeri panggul kronis, perdarahan mens yang tidak normal, hingga gangguan kesuburan. 


Jika tidak ditangani dengan tepat, keluhan tersebut bisa semakin memburuk. Pada kasus yang berat atau tidak membaik dengan jenis pengobatan lainnya, rahim perlu diangkat melalui prosedur yang dikenal dengan sebutan operasi angkat rahim atau histerektomi.


Apa Itu Operasi Angkat Rahim?

Operasi angkat rahim (prosedur histerektomi) merupakan tindakan operasi untuk mengangkat rahim wanita yang mengalami gangguan pada sistem reproduksi. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk kondisi yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lain, termasuk untuk fibroid rahim, endometriosis, sampai kanker rahim


Operasi angkat rahim tidak terbatas hanya untuk wanita yang sudah menopause, tetapi juga bisa ditujukan untuk wanita yang dalam usia reproduktif, tergantung pada kondisi medis yang dialami.


Histerektomi adalah prosedur bedah yang besar. Oleh sebab itu, pasien yang melalui prosedur ini membutuhkan waktu pemulihan yang relatif lama, yakni lebih dari 6 minggu, tergantung pada kondisi pasien.


Baca juga: Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Normal

 


Macam-macam Operasi Angkat Rahim

Berikut ini adalah macam-macam histerektomi atau operasi angkat rahim, yaitu:


  • Histerektomi total, yaitu pengangkatan seluruh bagian rahim dan serviks
  • Histerektomi subtotal, yaitu hanya rahim yang diangkat, serviks tetap dipertahankan
  • Histerektomi total bilateral salpingo-ooforektomi, yaitu pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi, dan ovarium
  • Histerektomi radikal, yaitu pengangkatan rahim beserta jaringan sekitar, seperti tuba falopi, bagian vagina, ovarium, kelenjar getah bening, dan jaringan ikat di sekitarnya


Baca juga: Mengenal Miom, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya


Berbagai Metode Histerektomi

Selain itu, operasi angkat rahim terbagi menjadi beberapa metode. Umumnya, dokter akan memilihkan metode terbaik berdasarkan kondisi pasien dan kebutuhan penanganan. Berikut adalah beberapa jenis metode operasi angkat rahim, yaitu:


1. Histerektomi vaginal

Histerektomi vaginal dilakukan dengan memasukkan instrumen bedah melalui lubang vagina tanpa sayatan di perut. Metode ini minim komplikasi dan pemulihan pasien lebih cepat.


2. Histerektomi vagina laparoskopi

Operasi angkat rahim dengan menggunakan laparoskop yang dimasukkan melalui lubang vagina. Rahim kemudian diangkat dan dikeluarkan melalui vagina. Karena sayatannya lebih kecil dibandingkan dengan operasi konvensional, salah satu kelebihan metode laparoskopi ini adalah proses pemulihan yang lebih cepat.


3. Histerektomi laparoskopi abdominal

Operasi angkat rahim melalui beberapa sayatan kecil di perut untuk untuk mengangkat rahim, yang diambil secara bertahap melalui sayatan kecil tersebut atau melalui vagina. Pasien yang menjalani prosedur ini bisa pulang pada hari yang sama atau harus menjalani rawat inap satu hari di rumah sakit.


4. Histerektomi abdominal (konvensional)

Operasi angkat rahim di mana rahim diangkat melalui sayatan besar di perut, sekitar 15-20 sentimeter. Metode ini umumnya dipilih oleh dokter jika rahim berukuran sangat besar, ada kanker, atau penyakit sudah menyebar ke area panggul lainnya. Pasien yang menjalani metode ini membutuhkan rawat inap 2-3 hari dan proses pemulihan yang lebih lama.


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?


Fungsi Operasi Angkat Rahim

Pada kasus tertentu, seperti endometriosis, fibroid, atau kanker rahim, bisa saja timbul gejala berupa nyeri yang tak tertahankan, perdarahan tidak normal, serta gangguan kesuburan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan yang tepat dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Namun, jika keluhan tersebut tidak lagi bisa diobati dengan terapi konservatif, dokter mungkin akan menganjurkan operasi angkat rahim.


Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menjadi indikasi histerektomi harus dilakukan, yaitu:


  • Kanker rahim, kanker serviks, atau kanker ovarium
  • Fibroid atau tumor jinak di dinding rahim yang berukuran besar dan menyebabkan keluhan yang mengganggu aktivitas
  • Perdarahan rahim abnormal (abnormal uterine bleeding)
  • Rahim turun
  • Endometriosis yang tidak bisa sembuh setelah diberikan pengobatan
  • Dismenore (nyeri perut saat menstruasi) yang parah


Selain untuk menangani berbagai kondisi di atas, histerektomi juga terkadang dilakukan untuk menangani kasus lainnya, seperti infeksi rahim yang kronis dan pendarahan berat pasca persalinan.


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Hamil? Simak Jawabannya di Sini!



Manfaat Operasi Angkat Rahim

Prosedur angkat rahim memiliki banyak manfaat, yaitu:


  • Mengobati kanker rahim, kanker ovarium, dan kanker serviks
  • Mencegah komplikasi akibat prolaps rahim
  • Mengatasi keluhan seperti nyeri panggul kronis dan perdarahan yang berat
  • Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala yang mengganggu aktivitas
  • Menghilangkan fibroid yang mengganggu


Baca juga: Identik dengan Kanker Serviks, Infeksi HPV Juga Bisa Sebabkan Kutil


Persiapan Operasi Angkat Rahim

Ketika dokter sudah memutuskan operasi angkat rahim sebagai prosedur yang tepat untuk Anda, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui sebelum tindakan pembedahan ini dilakukan, yaitu:


  • Informasikan ke dokter tentang semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi, terutama obat pengencer darah maupun suplemen dan antibiotik
  • Sampaikan riwayat alergi terhadap obat atau anestesi yang pernah dialami
  • Informasikan riwayat keluarga atau pribadi terkait gangguan pembekuan darah yang memiliki risiko ternjadinya perdarahan hebat
  • Beri tahu jika memiliki kondisi medis lainnya
  • Tidak makan dan minum (puasa) mulai tengah malam sebelum hari operasi


Sebelum masuk ruang operasi, biasanya Anda akan diminta mengenakan pakaian khusus dari rumah sakit dan melepas semua perhiasan atau aksesoris untuk keamanan selama tindakan berlangsung.

Jika ada hal yang kurang jelas atau Anda merasa ragu, jangan segan untuk bertanya langsung kepada dokter spesialis kandungan mengenai persiapan sebelum menjalani histerektomi.


Baca juga: Mengenal Operasi Miom, dari Indikasi Hingga Manfaatnya


Prosedur Operasi Angkat Rahim

Setelah melakukan persiapan, dokter spesialis kandungan akan memulai operasi angkat rahim dengan metode yang sesuai kondisi pasien. Prosedur ini biasanya berlangsung antara 1-3 jam, tergantung pada jenis histerektomi, ukuran rahim dan kondisi pasien.


Berikut adalah prosedur bedah angkat rahim secara umum:


  1. Pemberian anestesi atau pembiusan oleh dokter anestesi agar pasien bisa tertidur selama operasi berlangsung
  2. Pemasangan kateter urine untuk mengosongkan kandung kemih selama operasi, dan membantu proses buang air kecil setelah operasi lebih mudah
  3. Pembersihan area operasi dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi
  4. Dokter membuat sayatan pada perut atau memasukkan alat operasi ke dalam vagina, sesuai metode yang dipilih
  5. Pengangkatan rahim, maupun serviks, tuba falopi, ovarium, serta jaringan di sekitarnya, jika diperlukan, secara hati-hati
  6. Penutupan luka operasi dengan jahitan, biasanya menggunakan benang yang dapat diserap tubuh
  7. Setelah operasi selesai, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan untuk dipantau sampai kondisi stabil


Baca juga: Macam-macam Gangguan Menstruasi yang Tidak Boleh Disepelekan


Pasca Operasi Angkat Rahim

Setelah dokter selesai melakukan operasi angkat rahim, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan untuk dipantau sampai kondisi stabil dan pulih. 


Berikut ini adalah penjelasan tahapan setelah selesai menjalani operasi angkat rahim dan tips yang bisa dilakukan agar pemulihan lebih cepat, yaitu:


  • Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit pasca operasi
  • Pasien dianjurkan mulai bergerak perlahan, seperti duduk dan berjalan ringan, biasanya dalam 1-2 hari setelah operasi
  • Pelepasan kateter urine yang dipasang selama operasi 
  • Pasien diperbolehkan mulai makan dan minum setelah keluhan mual dan muntah berkurang
  • Pasien dilarang untuk melakukan aktivitas berat, mengangkat beban berat, juga berhubungan intim selama 6-8 minggu pasca operasi
  • Pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol ulang ke dokter agar dokter dapat memantau proses pemulihan dan mencegah komplikasi


Baca juga: Kista Ovarium yang Mengintai Perempuan


Komplikasi Operasi Angkat Rahim

Walaupun jarang terjadi, operasi angkat rahim dapat menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain:


  • Pembekuan darah (blood clots)
  • Infeksi berat
  • Perdarahan berlebih setelah operasi
  • Cedera pada saluran kemih, usus, atau organ sekitar
  • Reaksi alergi atau efek samping dari anestesi maupun obat lain yang digunakan selama proses operasi
  • Nyeri yang berkepanjangan atau sangat hebat setelah operasi
  • Gangguan fungsi pada organ di sekitar rahim, seperti kandung kemih atau usus


Itulah informasi seputar prosedur operasi angkat rahim yang perlu diketahui. Jika Anda mengeluhkan nyeri panggul kronis, perdarahan yang tidak normal, atau masalah kesehatan lain yang memengaruhi kesuburan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Melalui pemeriksaan yang tepat, dokter akan menentukan penanganan yang tepat, termasuk dengan operasi angkat rahim. Anda tidak perlu khawatir ketika dokter kandungan menyarankan histerektomi, karena dengan keahlian dokter spesialis berpengalaman dan dukungan fasilitas medis terkini, hasil prosedur dan proses pemulihan bisa lebih optimal.


Baca juga: Apakah PCOS Bisa Hamil? Harapan Memiliki Keturunan Bagi Wanita dengan PCOS



FAQ


Penyakit Apa Saja yang Mengharuskan Angkat Rahim?

Histerektomi dapat dilakukan untuk mengobati berbagai kondisi seperti mioma uteri (fibroid), prolaps rahim, perdarahan menstruasi berat yang tidak terkendali, endometriosis parah, kanker serviks, endometrium, serta infeksi kronis.


Operasi angkat rahim biasanya hanya akan disarankan sebagai salah satu opsi terakhir jika pengobatan lain tidak efektif dan penyakit yang dialami sudah mengancam kesehatan atau kehidupan pasien.


Apa Perbedaan Antara Histerektomi Total dan Histerektomi Parsial?

Histerektomi total dan parsial adalah dua jenis operasi pengangkatan rahim, bedanya terletak pada bagian rahim yang diangkat. Pada histerektomi total, seluruh rahim dan serviks (leher rahim) akan diangkat. Sedangkan prosedur histerektomi parsial hanya mengangkat badan rahim saja dengan serviks tetap dipertahankan.


Keputusan untuk menjalani histerektomi dan jenisnya hanya dapat ditentukan setelah berkonsultasi dengan dokter dan mempertimbangkan manfaat, risiko, serta kondisi pasien secara keseluruhan.


Berapa Lama Pemulihan Setelah Operasi Pengangkatan Rahim?

Pemulihan umumnya memakan waktu 4-6 minggu. Selama masa ini, pasien disarankan untuk beristirahat cukup, menghindari aktivitas berat, dan mengikuti petunjuk dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang menangani. Durasi proses penyembuhan bisa berbeda tergantung metode operasi dan kondisi kesehatan masing-masing individu.


Apakah Setelah Histerektomi Bisa Hamil?

Sayangnya, seorang wanita tidak lagi bisa hamil setelah menjalani histerektomi. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi tempat bagi embrio untuk menempel dan tumbuh. Namun, jika ovarium dipertahankan, fungsi hormonal tetap bisa berjalan.


Meskipun demikian, Anda bisa mendiskusikan opsi fertility sparing treatment dokter spesialis kebidanan dan kandungan apabila ingin tetap bisa hamil di kemudian hari. Bila memungkinkan, dokter dapat mencoba opsi pengobatan lain dengan tetap mempertahankan sistem reproduksi Anda.



Referensi:

  1. Agusti N, Vaca AZ, et al,. Outcomes of open radical hysterectomy following implementation of an enhanced recovery after surgery program. International Journal of Gynecological Cancer. 2022. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1048891X24006248). Diakses pada 18 Juli 2025.
  2. Giannini A, D’Oria O, et al,. Hysterectomy: let’s step up the ladder of evidence to look over the horizon. Journal of Clinical Medicine. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9737634/). Diakses pada 18 Juli 2025.
  3. The American College of Obstreticians and Gynecologists. Hysterectomy. (https://www.acog.org/womens-health/faqs/hysterectomy). Direvisi terakhir Agustus 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Hysterectomy. (https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/hysterectomy). Direvisi terakhir 31 Mei 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Uterus. (https://my.clevelandclinic.org/health/body/22467-uterus). Direvisi terakhir 8 Maret 2022. Diakses pada 18 Juli 2025.
  6. Mayo Clinic. Hysterectomy. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/abdominal-hysterectomy/about/pac-20384559). Direvisi terakhir 28 Februari 2023. Diakses pada 18 Juli 2025.