Informasi Operasi Amandel pada Anak yang perlu Diketahui Orang Tua

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 22 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Operasi amandel pada anak diperlukan jika infeksi berulang atau amandel bengkak parah hingga menghalangi napas. Ketahui metode dan prosedurnya di sini!

Informasi Operasi Amandel pada Anak yang perlu Diketahui Orang Tua

Amandel atau tonsil adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak di belakang tenggorokan. Organ ini merupakan salah satu jaringan limfatik yang memiliki peran penting dalam membantu tubuh melawan infeksi.


Sayangnya, amandel bisa mengalami infeksi, meradang, dan membengkak sampai menutup jalan napas penderitanya. Jika sudah bengkak, amandel perlu segera dioperasi, karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan tidur, kesulitan bernapas, dan berbagai gangguan medis lainnya.


Pembengkakan dan radang amandel sangat sering terjadi pada anak-anak. Oleh sebab itu, operasi amandel pada anak perlu segera dilakukan, terutama jika anak mengalami sleep apnea dan infeksi amandel sering kambuh.


Apa Itu Operasi Amandel pada Anak?

Operasi amandel pada anak merupakan prosedur pengangkatan amandel yang bertujuan untuk mengatasi infeksi amandel berulang, meningkatkan kualitas tidur, serta mencegah terjadinya gangguan pernapasan yang dialami oleh anak.


Tonsilektomi pada anak perlu segera dilakukan jika amandel anak sudah sangat membengkak, membuat anak kesulitan menelan, dan menyebabkan anak mengalami kesulitan bernapas, atau terlihat sering bernapas melalui mulut. Selain itu, operasi ini perlu dilakukan jika obat antibiotik sudah tidak bisa mengobati infeksi amandel pada anak sehingga anak sering sekali mengalami infeksi amandel, setidaknya 7 kali dalam setahun.


Bakteri Streptococcus A adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada amandel. Pemberian antibiotik sebenarnya merupakan salah satu langkah pengobatan tonsilitis yang bisa dilakukan. Namun, konsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat tetap perlu dilakukan untuk menentukan penanganan yang sesuai, termasuk operasi amandel pada anak, terutama ketika penyakit ini sering berulang.



Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Tips Menanganinya


Metode Operasi Amandel pada Anak

Berikut ini adalah beberapa metode operasi amandel pada anak yang akan dokter spesialis THT lakukan, yaitu:


1. Coblation (cold ablation)

Metode tonsilektomi pada anak ini memanfaatkan gelombang radiofrekuensi berenergi rendah. Teknik operasi ini lebih minim rasa sakit, pendarahan, serta kerusakan jaringan. Sehingga waktu pemulihan lebih cepat dan risiko komplikasinya cukup rendah.


2. Electrocautery

Tindakan operasi amandel pada anak menggunakan panas dari aliran listrik berfrekuensi tinggi untuk memotong jaringan amandel sekaligus menghentikan perdarahan yang terjadi.


3. Cold knife (steel) dissection

Teknik operasi amandel pada anak ini merupakan cara konvensional, yakni dengan menggunakan pisau bedah, untuk mengangkat amandel anak. Sedangkan untuk menghentikan perdarahan, dokter akan menggunakan elektrokauter atau menjahit pembuluh darah/jaringan.


Indikasi Operasi Amandel pada Anak

Memang tidak semua kasus infeksi amandel perlu segera dioperasi. Ada beberapa indikasi operasi amandel pada anak yang meliputi:


  • Infeksi yang menyebabkan amandel terjadi sebanyak lebih dari 7 kali dalam setahun
  • Gangguan pernapasan saat tidur di malam hari (sleep apnea)
  • Kesulitan menelan makanan dan minuman
  • Kesulitan berbicara karena amandel yang bengkak terasa nyeri
  • Area amandel dan sekitarnya terasa sangat nyeri
  • Infeksi tenggorokan berulang
  • Napas berbau tidak sedap
  • Pendarahan di sekitar amandel
  • Penurunan nafsu makan akibat pembengkakan amandel


Kontraindikasi Operasi Amandel pada Anak

Selain itu, ada beberapa kontraindikasi atau kondisi di mana dokter spesialis THT tidak langsung menganjurkan, bahkan justru menunda tindakan operasi amandel pada anak karena bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi , yaitu:


  • Anak mengalami pneumonia
  • Anak mengalami cerebral palsy
  • Anak mengalami hemofilia atau kelainan pembekuan darah 
  • Anak memiliki alergi terhadap anestesi


Baca juga: 15 Makanan untuk Radang Tenggorokan yang Bisa Mempercepat Pemulihan



Prosedur Operasi Amandel pada Anak

Berikut ini adalah penjelasan prosedur operasi amandel pada anak yang perlu diketahui orang tua:


1. Sebelum operasi

Sebelum melakukan operasi amandel, dokter akan menganjurkan anak untuk berhenti mengonsumsi obat apa pun. Beberapa jam sebelum operasi, anak juga harus berpuasa terlebih dahulu. Alasannya karena tindakan operasi amandel pada anak perlu dilakukan anestesi sehingga perut anak harus kosong saat operasi dilakukan. Puasa sebelum operasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya aspirasi (tersedak) saat tindakan tonsilektomi dilakukan.


2. Selama operasi

Ketika jadwal operasi amandel pada anak sudah ditentukan, anak akan dibawa ke ruang operasi. Selanjutnya, dokter akan memberikan bius total agar anak tidak merasakan sakit ketika operasi berlangsung. Setelah obat bius bekerja, barulah dokter spesialis THT melakukan pembedahan dan mengangkat amandel yang bengkak dengan metode operasi yang paling sesuai dengan kondisi anak.


Operasi amandel pada anak bisa berlangsung selama 30-120 menit, tergantung keparahan dan kondisi anak Setelah tindakan operasi selesai, anak akan dipindahkan ke ruang pemulihan. 


3. Setelah operasi

Setelah operasi amandel pada anak selesai dan anak sudah dipindahkan ke ruang pemulihan, orang tua perlu berada di samping anak sampai ia terbangun. Sebagian anak membutuhkan waktu lebih lama untuk bangun dan umumnya anak akan menangis, lebih rewel, mengeluh sakit, bahkan muntah.


Anda tidak perlu khawatir ketika si Kecil mengalami beberapa kondisi tersebut. Sebab kondisi tersebut wajar terjadi selama anak menjalani proses pemulihan dan akan berangsur mereda. Setelah terbangun, dokter dan perawat akan melakukan observasi minimal selama 4 jam setelah operasi. Umumnya, anak perlu dirawat di rumah sakit selama 1-2 malam, tergantung proses pemulihannya.


Setelah diperbolehkan pulang, dokter akan meresepkan obat yang harus dikonsumsi oleh anak. Agar proses pemulihan berjalan dengan optimal, pastikan anak mengonsumsi obat sesuai dosisnya.


Risiko dan Efek Samping Operasi Amandel pada Anak

Operasi amandel pada anak tergolong aman dilakukan dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Meski begitu, operasi ini bisa menimbulkan beberapa komplikasi atau risiko yang terjadi sebagai efek setelah operasi amandel, berupa:


  • Dehidrasi karena anak kurang konsumsi cairan saat di rumah. Sehingga anak perlu kembali ke rumah sakit untuk dipantau oleh dokter
  • Pendarahan selama, bahkan 2 minggu setelah operasi
  • Demam


Baca juga: Sakit Tenggorokan: Gejala, Penyebab dan Pengobatan



Perawatan di Rumah Pasca Operasi Amandel pada Anak

Setelah operasi amandel selesai dilakukan dan anak diperbolehkan untuk pulang, Anda sebaiknya melakukan beberapa tips berikut ini guna mempercepat proses pemulihannya:


  • Pastikan anak mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter
  • Cukupi kebutuhan cairan harian anak, anak boleh minum air dingin atau es untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan setelah operasi amandel
  • Berikan anak makanan lunak yang mudah ditelan selama masa pemulihan, seperti oatmeal, yoghurt, smoothies, puding, sup, bubur
  • Hindari memberikan makanan bersuhu panas, makanan pedas maupun terasa asam, karena bisa memicu rasa sakit lebih parah
  • Pastikan anak tetap menggosok gigi sebanyak 2 kali sehari, secara perlahan
  • Pastikan anak cukup beristirahat
  • Jauhkan anak dari orang yang sedang sakit
  • Jika anak muntah, hentikan pemberian makanan. Ulangi pemberian makan 1 jam setelah anak muntah, dengan memberikan cairan terlebih dahulu sebelum mulai memberikan makanan bergizi yang bertekstur lembut kepada anak.


Operasi amandel pada anak perlu dilakukan untuk mengatasi radang amandel parah, atau yang sampai mengganggu pernapasannya. Jadi, Anda harus segera membawa anak ke dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat agar anak mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.


Jika dokter menganjurkan operasi amandel pada anak, Anda tidak perlu khawatir. Sebab operasi ini perlu dilakukan agar anak kembali sehat, tidak mengalami kesulitan bernapas, dan dapat melakukan kegiatannya kembali.


FAQ


Kapan Dokter Akan Merekomendasikan Anak Operasi Amandel?

Dokter spesialis THT akan merekomendasikan operasi amandel jika anak mengalami tonsilitis atau radang amandel berulang. Tindakan pembedahan ini juga akan disarankan bila pembengkakan amandel tidak kunjung sembuh atau menyebabkan masalah lain, seperti kesulitan bernapas, kesulitan menelan, atau nyeri menjalar ke telinga.


Keputusan akhir untuk operasi amandel bergantung pada kondisi kesehatan anak dan pertimbangan medis dari dokter THT.


Apakah Anak Operasi Amandel Harus Rawat Inap?

Operasi amandel pada anak tidak selalu membutuhkan rawat inap. Terkadang, anak bisa langsung pulang beberapa jam setelah menjalani operasi apabila kondisinya sudah stabil dan tidak ada risiko komplikasi tinggi. Namun, umumnya dokter akan menyarankan rawat inap selama 1-2 hari, tergantung kondisi anak. Perawatan di RS ini dilakukan untuk memberikan pemantauan yang lebih optimal dalam proses pemulihan setelah operasi yang dijalani anak.


Berapa Lama Pemulihan Pasca Operasi Amandel pada Anak?

Pemulihan pasca operasi amandel biasanya memakan waktu sekitar 7-14 hari. Pada hari-hari awal, anak mungkin mengalami nyeri tenggorokan, sulit menelan, dan sedikit demam. Gejala tersebut akan mereda secara bertahap dalam 1-2 minggu.


Berapa Lama Anak Harus Beristirahat Setelah Operasi Amandel?

Anak disarankan beristirahat minimal 7-10 hari setelah operasi amandel agar proses penyembuhan berjalan dengan optimal. Selama masa pemulihan, anak sebaiknya lebih banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dengan tekstur lunak.


Apa Saja Larangan Setelah Anak Operasi Amandel?

Setelah operasi amandel, anak tidak boleh mengonsumsi makanan yang keras, panas, atau terasa asam maupun pedas, karena dapat mengiritasi dan menghambat proses pemulihan. Selain itu, anak juga disarankan untuk menghindari aktivitas berat, termasuk berolahraga, selama masa pemulihan.


Referensi:

  1. Alzahrani ES, Aseeri IA, et al,. The Indications of Tonsillectomy Among Pediatric Patients: Our Nine-Year Retrospective Review. Cureus. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10725620/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  2. Han CJ, Bergman M, et al,. The pediatric indications for tonsillectomy and adenotonsillectomy: Race/ethnicity, age, and gender. Laryngoscope Investigative Otolaryngology. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10116961/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  3. Tunthanathip A, Wongwattana P. Radiofrequency Versus Electrocautery in Pediatric Tonsillectomy: A Double-Blind, Randomized Controlled Trial. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9895420/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  4. End C, Propst EJ, et al,. Risks and benefits of adenotonsillectomy in children with cerebral palsy with obstructive sleep apnea: a systematic review. The Laryngoscope. 2022. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34032299/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  5. Jeong J, Choi JK, Cet al,. The associations of tonsillectomy with adenoidectomy with pneumonia and appendicitis based on national sample cohort data from the Korean national health insurance service. International Archives of Otorhinolaryngology. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8558963/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  6. American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Tonsillectomy in Children: Update to Guidelines for Treating and Managing Care. (https://www.entnet.org/resource/aao-hnsf-updated-cpg-tonsillectomy-press-release-fact-sheet/). Direvisi terakhir. Diakses pada 14 Mei 2025.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apakah Bisa Terjadi Alergi pada Obat Bius? (https://profngoerahhospitalbali.com/home/2022/12/13/apakah-bisa-terjadi-alergi-pada-obat-bius/). Direvisi terakhir. Diakses pada 14 Mei 2025.
  8. Cleveland Clinic. Tonsillectomy. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/15605-tonsillectomy). Direvisi terakhir. Diakses pada 14 Mei 2025.
  9. Mayo Clinic. Tonsillectomy. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tonsillectomy/about/pac-20395141). Direvisi terakhir. Diakses pada 14 Mei 2025.