Karies Gigi pada Anak, Pahami Gejala hingga Pengobatannya

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 28 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Karies gigi pada anak tidak bisa diabaikan. Meski awalnya tidak berbahaya, kondisi ini bisa berkembang jadi infeksi maupun abses gigi jika tidak ditangani. 

Karies Gigi pada Anak, Pahami Gejala hingga Pengobatannya

Kesehatan gigi dan mulut merupakan gambaran dari kesehatan secara umum. Untuk itu kesehatannya perlu dijaga, agar kesehatan tubuh pun bisa terjaga. Pada anak, khususnya, kesehatan gigi memerlukan perhatian lebih. Sebab anak cenderung belum mampu menjaga kebersihan, bahkan kesehatan, rongga mulut dengan maksimal.


Salah satu masalah pada rongga mulut yang sering dialami anak adalah karies. Di Indonesia, kasus karies gigi pada anak tergolong tinggi, dengan perkiraan sekitar 76% anak mengalami kondisi ini.


Meski awalnya hanya terjadi pada lapisan luar gigi, karies yang diabaikan bisa berkembang menjadi kerusakan pada lapisan yang lebih dalam, bahkan abses gigi. Oleh karena itu, bawa anak ke dokter gigi ketika mengalami gejala karies atau lebih baik lagi, pastikan kesehatan gigi anak tetap terjaga dengan melakukan kontrol rutin ke dokter gigi anak.


Apa itu Karies Gigi pada Anak?

Karies gigi pada anak adalah kerusakan pada permukaan gigi anak. Kondisi merupakan tahapan awal dari gigi berlubang. Terjadinya karies disebabkan oleh zat asam yang dihasilkan oleh bakteri ketika memfermentasi sisa makanan dan minuman yang mengandung gula atau karbohidrat. Zat asam tersebut akan mengikis mineral pada lapisan email gigi secara perlahan, sehingga membentuk lubang kecil yang disebut karies.


Jika tidak segera ditangani, kerusakan ini dapat menyebar lebih dalam hingga mencapai lapisan dentin, bahkan pulpa gigi, yang bisa menyebabkan sakit gigi, bahkan infeksi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan gigi anak dan membatasi asupan makanan manis sangat penting untuk mencegah terjadinya karies.


Baca juga: Maloklusi pada Anak



Gejala Karies Gigi pada Anak

Gejala karies gigi pada anak bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala karies yang banyak dikeluhkan anak, meliputi:


  • Munculnya bintik-bintik atau noda putih pada gigi yang lama kelamaan akan berubah menjadi cokelat muda atau tua
  • Gigi sakit atau ngilu, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman manis, panas, maupun dingin
  • Terlihat adanya lubang atau rongga kecil pada permukaan gigi
  • Gigi sakit saat menggigit atau mengunyah makanan


Penyebab Karies Gigi pada Anak

Penyebab karies gigi pada anak adalah adanya penumpukan plak di gigi. Kondisi ini terjadi ketika sisa makanan, khususnya makanan yang mengandung gula dan pati menempel di gigi dan tidak dibersihkan dengan baik, sehingga bakteri mengubahnya menjadi asam. 


Zat asam yang diproduksi bakteri ini dapat mengikis lapisan mineral enamel gigi. Efeknya, karies gigi pada anak pun terbentuk. Karies gigi pada anak bisa menyebabkan terbentuknya lubang besar pada gigi jika tidak ditangani dengan baik. 


Baca juga: Gigi Rapi dan Sehat, Kunci Anak Percaya Diri


Faktor Risiko Karies Gigi pada Anak

Beberapa faktor bisa menyebabkan karies gigi pada anak terbentuk, seperti:


  • Gemar mengonsumsi makanan manis atau yang mengandung pati
  • Kebersihan gigi yang buruk atau malas menyikat gigi
  • Mulut kering atau kurang minum air putih yang cukup
  • Tidak menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride saat menyikat gigi
  • Kebiasaan minum susu menggunakan botol sebelum tidur


Kapan Harus ke Dokter?

Anda dianjurkan untuk membawa anak ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak ketika anak mengalami gejala karies sepeperti di bawah ini:


  • Terdapat bintik putih atau coklat pada gigi
  • Mengeluh gigi sakit, rewel, atau sering tantrum
  • Menolak makan atau minum
  • Bau napas tidak sedap


Namun, meskipun tidak ada gejala yang muncul, pemeriksaan rutin tetap penting dilakukan. Kontrol rutin ke dokter gigi perlu dilakukan sejak anak memiliki gigi pertamanya atau ketika usianya menginjak 1 tahun. Pemeriksaan rutin ini bertujuan untuk memantau kesehatan gigi, mencegah kerusakan, dan memastikan pertumbuhan gigi sesuai dengan usianya.


Baca juga: Senyum Indah Gigi Sempurna



Diagnosis Karies Gigi pada Anak

Untuk menegakkan diagnosis karies gigi pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan gigi untuk memastikan kondisi kesehatan rongga mulut, pertumbuhan gigi sudah sesuai dengan usianya, maupun adanya karies, sekaligus menilai keparahannya.


Dokter gigi anak juga akan memeriksa riwayat kesehatan anak maupun kesehatan keluarga untuk menentukan penanganan yang sesuai. Bila diperlukan, rontgen gigi akan dilakukan untuk melihat sejauh mana kerusakan gigi terjadi.


Baca juga: Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!


Pengobatan Karies Gigi pada Anak

Penanganan karies gigi pada anak bergantung pada usia, riwayat kesehatan, serta tingkat keparahan kerusakan gigi yang dialami. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan karies gigi pada anak:


1. Fluoride Treatment

Pengobatan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan gigi lebih lanjut dan memperkuat enamel gigi. Sebelum prosedur dilakukan, dokter akan membersihkan gigi anak terlebih dahulu. Setelah itu, cairan atau varnish fluoride dioleskan ke permukaan gigi menggunakan sikat kecil. Fluoride ini akan menempel secara alami ketika terkena air liur.


2. Tambal Gigi

Jika karies gigi sudah menyebabkan terbentuknya lubang yang cukup besar, dokter akan melakukan prosedur tambal gigi. Prosedur untuk mengatasi karies gigi ini dilakukan dengan membersihkan area gigi yang membusuk menggunakan bor gigi, lalu diisi dengan bahan tambalan khusus untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi.


3. Mahkota Gigi (Crown)

Untuk kasus kerusakan yang parah, dokter mungkin akan merekomendasikan pemasangan mahkota gigi. Mahkota ini berfungsi melindungi gigi, mencegah kerusakan lebih lanjut, sekaligus mempertahankan fungsi gigi anak.


4. Cabut Gigi

Apabila kerusakan sudah sangat parah dan tidak bisa diperbaiki, prosedur cabut gigi menjadi pilihan terakhir. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian gigi lebih dalam, bahkan ke gusi.


Baca juga: Gigi Sehat Hingga ke Akarnya


Komplikasi Karies Gigi pada Anak

Karies gigi pada anak yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, di antaranya:


  • Nyeri atau sakit gigi yang parah
  • Abses gigi
  • Kerusakan gigi atau gigi patah
  • Kesulitan mengunyah
  • Posisi gigi bergeser


Pencegahan Karies Gigi pada Anak

Agar gigi anak tetap sehat dan terhindar dari karies, lakukan upaya menjaga kesehatan rongga mulut sebagai berikut ini:


  • Ajari menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, sejak gigi pertamanya muncul atau setelah usianya menginjak 2 tahun
  • Pilih sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride 
  • Mengajarkan anak memilih makanan yang sehat dan menghindari pemberian makanan atau minuman manis secara berlebihan, seperti kue, permen, atau minuman bersoda, karena gula dapat memicu pertumbuhan bakteri penyebab karies.
  • Pastikan anak minum air putih yang cukup setiap hari. Air putih membantu membersihkan sisa makanan di mulut dan menjaga mulut tetap lembap, sehingga mengurangi risiko gangguan pada gigi dan mulut.
  • Jangan menggunakan peralatan makan yang sama dengan anak, karena bakteri penyebab karies dapat menular melalui air liur.
  • Hindari memberikan susu melalui botol ketika anak hendak tidur. Sebab sisa susu di mulut bisa memicu pertumbuhan bakteri dan menyebabkan gigi mengalami karies.
  • Ajak anak melakukan pemeriksaan gigi secara rutin setiap enam bulan sekali, bahkan jika tidak ada keluhan. Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi masalah pada rongga muliut sedini mungkin, sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.


Masalah gigi seperti karies dapat memengaruhi perkembangan anak. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat penting untuk menjaga kebersihan mulut anak sejak dini guna mencegah karies gigi. Ajarkanlah anak untuk menjaga kebersihan gigi dengan baik dan bawa si Kecil untuk menjalani pemeriksaan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali.


Apabila muncul gejala karies gigi pada anak, sebaiknya segera periksakan ke dokter gigi anak di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi anak dan memberikan penanganan. Dengan begitu, risiko komplikasi akibat karies gigi bisa dicegah dan kesehatan gigi anak tetap terjaga.


Baca juga: Ketahui Penyebab Perubahan Warna Gigi dan Cara Mengatasinya



FAQ


Bagaimanakah Tanda Awal Karies Gigi Anak?

Tanda awal karies gigi biasanya berupa bercak putih atau coklat pada permukaan gigi anak. Selain itu, anak mungkin mengeluhkan giginya terasa sakit atau ngilu, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman manis, panas, maupun dingin. Terkadang, karies juga bisa membuat anak jadi kurang nafsu makan atau lebih rewel.


Bahayakah Karies Gigi pada Anak?

Karies gigi pada anak bisa menjadi kondisi yang berbahaya jika tidak segera diobati. Sebab karies dapat menyebabkan nyeri, infeksi, bahkan gigi tanggal. Pada kasus yang parah, infeksi akibat karies juga bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya dan menyebabkan abses.


Oleh karena itu, penting mengawasi dan mengobati karies sejak dini untuk menjaga kesehatan mulut dan perkembangan gigi anak, sekaligus membantu mencegah komplikasi lebih lanjut. Jadi, jika anak mengalami gejala karies gigi, segera periksakan ke dokter gigi anak.


Apakah Karies Gigi Susu Anak Harus Dicabut?

Gigi susu anak yang mengalami karies tidak selalu harus dicabut. Jika karies masih ringan dan dapat ditambal, dokter mungkin akan menyarankan perawatan seperti tambal gigi. Namun, jika karies sudah parah dan gigi tidak dapat dipertahankan, pencabutan gigi dibutuhkan untuk mencegah infeksi dan menjaga kesehatan struktur gigi anak.


Apa Jadinya Bila Gigi Berlubang Anak Anda Tidak Ditambal?

Gigi anak yang berlubang akan semakin memburuk jika tidak ditambal dan diobati oleh dokter. Lubang gigi akan terus membesar dan menyebabkan infeksi. Selain itu, infeksi juga bisa bisa menyebar ke jaringan sekitar, yang bisa berkembang menjadi abses serta mempengaruhi kemampuan mengunyah dan bicara anak.


Tambal Gigi Anak Minimal Usia Berapa?

Tidak ada batasan usia minimal untuk melakukan tambal gigi pada anak. Jika gigi susu anak berlubang, dokter gigi anak mungkin menyarankan penambalan gigi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan mencegah sakit gigi yang dapat mengganggu aktivitas anak.




Referensi:

  1. Hasan, F,. Yuliana, L. T., et al. Prevalence of Dental Caries Among Children in Indonesia: A Systematic Review and Meta-analysis of Observational Studies. Heliyon. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844024081337). Diakses pada 15 Mei 2025.
  2. Kanareli, C., Balazuc-Armbruster, M., et al.. Full Mouth Treatment of Early Childhood Caries with Zirconia Dental Crowns: A Case Report. Children. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10047684/). Diakses pada 15 Mei 2025.
  3. John Hopkins Medicine. Tooth Decay (Caries or Cavities) in Children. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tooth-decay-caries-or-cavities-in-children). Diakses pada 15 Mei 2025.
  4. Cleveland Clinic. Cavities. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10946-cavities). Direvisi terakhir 27 Maret 2023. Diakses pada 15 Mei 2025.
  5. Mayo Clinic. Cavities and Tooth Decay. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cavities/symptoms-causes/syc-20352892). Direvisi terakhir 30 November 2023. Diakses pada 15 Mei 2025.