By Tim RS Pondok Indah
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua, setelah katarak. oleh sebab itu, glaukoma membutuhkan penanganan segera. Kenali gejala awal dan penanganannya di sini!
Di dalam mata terdapat cairan (aqueous humour) yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk, tekanan dalam bola mata, membersihkan kotoran, dan menyalurkan nutrisi ke jaringan mata.
Ketika terjadi peningkatan produksi cairan dalam bola mata, akan terjadi peningkatan tekanan dalam bola mata. Kondisi ini dapat menyebabkan penekanan saraf mata yang dikenal dengan istilah glaukoma. Jika dibiarkan, penekanan saraf yang terjadi pada glaukoma akan menyebabkan kerusakan saraf dan berakhir sebagai kebutaan. Inilah alasan mengapa glaukoma juga dikenal sebagai 'pencuri penglihatan'.
Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran aqueous humour atau meningkatnya produksi cairan bola mata. Kedua hal ini akan menambah tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik.
Tekanan dalam bola mata tersebut tidak hanya merusak saraf optik, akan tetapi akan menyebabkan kebutaan jika gejala berkembang semakin parah tanpa pengobatan yang tepat dari dokter.
Baca juga: Katarak: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Berdasarkan sumbatan pada saluran cairan dalam bola mata, glaukoma dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Glaukoma sudut terbuka merupakan jenis glaukoma yang paling sering ditemukan. Kondisi ini terjadi karena adanya penyumbatan sebagian pada saluran aqueous humour, sehingga proses pengeluaran cairan dalam bola mata masih terjadi, hanya saja tidak maksimal.
Proses ini akan menyebabkan penumpukan cairan dalam bola mata terjadi secara perlahan. Akibatnya, penderita glaukoma sudut terbuka jarang mengeluhkan adanya gejala, sampai penumpukan cairan sangat berlebih.
Glaukoma sudut tertutup terjadi karena sumbatan total pada saluran pengeluaran aqueous humour. Akibatnya, air mata tidak bisa mengalir dengan normal sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam bola mata dengan sangat cepat (akut). Alasan ini yang menjadikan glaukoma sudut tertutup sebagai kondisi darurat medis, dan perlu segera ditangani oleh dokter spesialis mata.
Penderita glaukoma sudut tertutup umumnya akan merasakan keluhan utama berupa nyeri mata yang parah. Selain itu, penderitanya juga bisa mengeluhkan penglihatan tidak jelas atau adanya lingkaran berwarna pelangi di sekitar lampu, sakit kepala, hingga mual muntah.
Baca juga: Katarak: Berbahayakah dan Bagaimana Penanganannya?
Pada tahap awal, glaukoma mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun dan sebagian penderitanya tidak menyangka sedang mengalami glaukoma. Namun, ada beberapa gejala khas dari penyakit glaukoma yang perlu diwaspadai, yaitu:
Baca juga: Jangan Sepelekan Mata Merah
Penyebab glaukoma adalah adanya sumbatan pada saluran aqueous humour atau produksi cairan bola mata yang meningkat. Kedua penyebab ini akan meningkatkan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik.
Setiap orang berpotensi terkena glaukoma, terlebih jika memiliki beberapa faktor risiko berikut ini:
Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Anda perlu segera ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat jika terdapat darah di depan iris mata (hifema), bola mata menonjol atau membesar (buftalmos), mual dan muntah yang terjadi bersamaan dengan adanya tekanan pada mata, penglihatan kabur atau mendadak tidak bisa melihat apa pun.
Dengan pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin, dokter bisa menekan gejala glaukoma yang Anda alami serta mencegah terjadinya kerusakan mata permanen dan kebutaan.
Baca juga: Benjolan di Kelopak Mata, Jangan Dianggap Sepele
Saat Anda melakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang Anda alami, serta riwayat kesehatan Anda dan keluarga.
Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, antara lain:
Baca juga: 13 Tips Penanganan Sindrom Mata Kering
Pada dasarnya, pengobatan glaukoma bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokular, yakni tekanan yang ada di dalam bola mata dan menjaga fungsi penglihatan. Sebab kerusakan oleh glaukoma bersifat permanen dan tidak dapat dipulihkan. Meski demikian, pengobatan dan pemeriksaan mata secara rutin dapat memperlambat dan mencegah hilangnya penglihatan secara menyeluruh.
Pertimbangan untuk melakukan pengobatan akan disesuaikan dengan jenis, keparahan dan keluhan pasien, sekaligus mempertimbangkan kondisi kesehatannya. Secara umum, berikut ini adalah beberapa pengobatan glaukoma yang akan diberikan dokter spesialis mata, yaitu:
Baca juga: Kenali dan Atasi Alergi pada Mata
Glaukoma perlu mendapatkan penanganan dan pengobatan segera, khususnya jenis glaukoma sudut tertutup. Sebab tanpa penanganan dan pengobatan yang tepat, glaukoma bisa menyebabkan komplikasi berupa kehilangan penglihatan sebagian, hingga kebutaan yang terjadi secara permanen.
Tidak ada tindakan yang sepenuhnya efektif dalam mencegah penyakit glaukoma. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena glaukoma, yaitu:
Glaukoma merupakan penyakit berbahaya karena bisa menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi sedini mungkin. Sayangnya, penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Kebanyakan penderita glaukoma justru baru melakukan pemeriksaan ke dokter ketika gejala glaukoma sudah berkembang cukup parah.
Oleh sebab itu, Anda sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat tiap 5-10 tahun sekali bagi Anda yang berusia 40 tahun, dan tiap 2-4 tahun sekali jika Anda berusia di atas 40 tahun.
Pemeriksaan mata yang dilakukan secara berkala bisa membantu dokter mendeteksi penyakit glaukoma sedini mungkin sehingga penyakit ini bisa lebih terkontrol dan gejala yang Anda alami akan sedikit berkurang serta mencegah terjadinya kebutaan.
Baca juga: Agar Pandangan Selalu Prima
Glaukoma dan katarak adalah dua kondisi yang menyebabkan gangguan penglihatan, tetapi kedua kondisi ini berbeda. Gangguan penglihatan yang terjadi akibat glaukoma disebabkan oleh kerusakan saraf optik. Sedangkan pada katarak, gangguan penglihatan terjadi karena kekeruhan lensa mata.
Pengobatan glaukoma biasanya harus dijalani seumur hidup penderitanya. Sebab tujuan pengobatan glaukoma adalah menjaga kemampuan penglihatan dengan mengontrol tekanan dalam bola mata agar tidak terjadi kerusakan saraf optik lebih lanjut.
Diagnosa glaukoma pada anak dilakukan melalui pemeriksaan mata lengkap, termasuk pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan saraf optik, bahkan dokter mungkin akan melanjutkan dengan menyarankan pemeriksaan CT-Scan atau MRI mata untuk mengevaluasi kondisi retina. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda kerusakan saraf dan peningkatan tekanan bola mata.
Pasien glaukoma sebaiknya menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intraokular, salah satunya dengan membungkuk maupun mengangkat beban berat. Selain itu, penderita glaukoma juga harus menghindari stres berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, dan merokok karena dapat memperburuk kondisi mata.
Referensi: