Jangan Sepelekan Disuria pada Pria, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya di Sini!

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 20 August 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Disuria pada pria menyebabkan buang air kecil terasa perih atau nyeri. Kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi atau gangguan saluran kemih maupun organ reproduksi.

Jangan Sepelekan Disuria pada Pria, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya di Sini!

Disuria pada pria umumnya terjadi akibat kurang menjaga kebersihan organ intim, sering menahan buang air kecil, serta memiliki riwayat infeksi saluran kemih. Disuria sendiri sebenarnya bukanlah nama jenis penyakit, tetapi merupakan gejala yang menunjukkan adanya masalah pada saluran kemih, organ reproduksi, atau prostat. 


Pria dengan keluhan ini umumnya akan mengalami nyeri, perih, dan sensasi terbakar ketika buang air kecil. Tentu saja keluhan ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani dengan tepat.


Oleh sebab itu, segera konsultasikan keluhan tersebut ke dokter spesialis urologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih serius.


Apa Itu Disuria pada Pria?

Disuria, atau anyang-anyangan, bukanlah suatu penyakit tetapi keluhan yang ditandai dengan rasa perih, nyeri, atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Keluhan ini muncul karena adanya gangguan pada saluran kemih atau organ reproduksi pria.


Disuria bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi saluran kemih, penyakit prostat, kanker, penyakit menular seksual, atau efek samping dari pengobatan tertentu. 


Keluhan ini tentunya bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, memahami informasi tentang gejala dan penyebab disuria pada pria sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan mencegah kemungkinannya berkembang menjadi suatu komplikasi.


Baca juga: Apakah ISK Bisa Sembuh? Simak Pengobatannya di Sini!



Gejala Disuria pada Pria

Disuria pada pria biasanya ditandai oleh beberapa gejala berikut ini, yaitu:


  • Adanya rasa perih atau nyeri saat buang air kecil
  • Sensasi terbakar di saluran kemih
  • Urine berbau tidak sedap atau berwarna keruh
  • Terdapat darah dalam urine
  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari
  • Nyeri atau merasa seperti tekanan di area panggul maupun perut bawah
  • Muncul demam dan menggigil, pada kasus infeksi berat
  • Nyeri saat ejakulasi atau setelah berhubungan seksual
  • Rasa tidak tuntas setelah buang air kecil


Jika Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi serta menjaga kesehatan saluran kemih maupun organ reproduksi.


Baca juga: Infeksi Saluran Kemih ke Dokter Apa?


Penyebab Disuria pada Pria

Berikut ini adalah beberapa penyebab disuria atau anyang-anyangan pada pria, yaitu:


  • Peradangan atau infeksi pada prostat (prostatitis)
  • Infeksi saluran kemih (ISK) yang disebabkan oleh bakteri
  • Penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore atau klamidia
  • Iritasi akibat penggunaan produk kimia atau sabun yang tidak cocok
  • Batu saluran kemih yang mengiritasi dinding saluran kemih
  • Cedera atau trauma pada area genital maupun saluran kemih
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping pada saluran atau kandung kemih


Baca juga: Jangan Sampai Saluran Kemih Terinfeksi


Faktor Risiko Disuria pada Pria

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang pria mengalami disuria atau anyang-anyangan, yakni:


  • Kurang menjaga kebersihan area genital
  • Aktivitas seksual yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom atau berganti-ganti pasangan
  • Mengidap kondisi medis tertentu, seperti pembesaran kelenjar prostat atau diabetes
  • Penggunaan kateter atau alat medis pada saluran kemih
  • Kebiasaan menahan buang air kecil terlalu lama
  • Memiliki riwayat infeksi saluran kemih
  • Berusia lanjut


Baca juga: Waspadai Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Pria


Kapan Harus ke Dokter?

Anyang-anyangan adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan. Sebab anyang-anyangan atau disuria pada pria dapat menjadi tanda adanya kondisi medis yang perlu segera ditangani.

Jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi jika Anda mengalami gejala berikut ini:


  • Nyeri atau perih saat buang air kecil berlangsung lebih dari beberapa hari
  • Ada sensasi terbakar pada saluran kemih atau saat BAK
  • Keluhan saat BAK disertai dengan demam, menggigil, atau rasa tidak nyaman pada panggul
  • Mual dan muntah
  • Kencing berdarah
  • Air kencing berwarna keruh
  • Nyeri saat ejakulasi atau setelah berhubungan seksual
  • Sering buang air kecil dengan volume sedikit atau tidak tuntas
  • Mempunyai riwayat infeksi saluran kemih atau masalah prostat sebelumnya


Selain itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis urologi di RS Pondok Indah cabang terdekat jika keluhan disuria muncul bersamaan dengan pembengkakan pada area genital.


Pemeriksaan dan penanganan dini oleh dokter yang tepat sangat penting untuk menyembuhkan keluhan serta mencegah komplikasi yang bisa membahayakan kesehatan saluran kemih dan organ reproduksi pria.


Baca juga: Apakah Batu Ginjal Bisa Sembuh Sendiri? Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya



Diagnosis Disuria pada Pria

Guna menegakkan diagnosis disuria pada pria, dokter spesialis urologi akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang dimulai dengan wawancara medis (anamnesis) terkait keluhan yang dialami, riwayat kesehatan, gaya hidup, serta faktor risiko yang lain.


Dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait durasi nyeri saat BAK, serta adanya keluhan lain seperti demam, perubahan warna urine, atau nyeri di area panggul dan genital. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya, perilaku seksual, serta penggunaan obat-obatan saat ini.


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa tanda-tanda yang muncul akibat disuria, seperti nyeri tekan pada panggul atau pembesaran prostat. 


Bila diperlukan, dokter mungkin melakukan pemeriksaan penunjang seperti tes urine, kultur urine, dan pemeriksaan darah untuk mendeteksi infeksi dan mengidentifikasi bakteri atau mikroorganisme spesifik yang menyebabkan infeksi.


Dalam beberapa kasus, pemeriksaan tambahan seperti USG saluran kemih atau prostat dapat dianjurkan untuk mengetahui kondisi organ dalam yang mungkin menjadi penyebab disuria. Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan memberikan penanganan disuria terbaik untuk Anda.


Baca Juga: Batu Ginjal Masalah Utama Saluran Kencing


Pengobatan Disuria pada Pria

Pengobatan disuria pada pria sangat tergantung tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa upaya pengobatan disuria pada pria yang biasa diberikan oleh dokter:


  • Pemberian obat antibiotik, untuk mengobati disuria yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran kemih atau infeksi menular seksual akibat bakteri
  • Pemberian obat antiinflamasi atau pelemas otot, untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan


Selain itu, dokter juga akan menganjurkan pasien disuria untuk melakukan perubahan gaya hidup, seperti menjaga kebersihan area genital dan menghindari kebiasaan menahan buang air kecil terlalu lama. 


Pasien pun akan disarankan untuk memperbanyak konsumsi air putih untuk membantu membersihkan saluran kemih, serta menghindari penggunaan produk kimia atau sabun yang dapat menyebabkan iritasi pada area genital. 


Pada dasarnya, pengobatan medis serta perubahan pola hidup sehat sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan sekaligus mencegah kekambuhan di kemudian hari.


Baca Juga: Ragam Penanganan Batu Ginjal


Komplikasi Disuria pada Pria

Tidak hanya membuat Anda merasa tidak nyaman, disuria juga bisa menjadi kondisi yang berbahaya apabila diabaikan. Jika tidak diobati dengan tepat, disuria pada pria dapat menimbulkan berbagai komplikasi berikut ini:


  • Infeksi saluran kemih berulang
  • Penyebaran infeksi ke ginjal atau pielonefritis, yang menyebabkan kerusakan ginjal permanen
  • Prostatitis kronis
  • Fungsi organ reproduksi terganggu
  • Penyempitan uretra
  • Gangguan fungsi ginjal


Mencegah komplikasi ini dapat dilakukan dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan penerapan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan saluran kemih dan organ reproduksi.


Baca juga: Pembesaran Prostat Jinak, Berbahayakah?


Pencegahan Disuria pada Pria

Disuria pada pria bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan menghambat aktivitas sehari-hari. Untuk mencegahnya, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan yaitu:


  • Minum air putih yang cukup setiap hari, setidaknya 8 gelas, untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih
  • Menjaga kebersihan organ intim, terutama setelah buang air kecil atau berhubungan seksual
  • Menghindari kebiasaan menahan buang air kecil terlalu lama
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan penyakit menular seksual
  • Mengurangi konsumsi kafein dan minuman alkohol, karena bisa mengiritasi kandung kemih
  • Memakai pakaian dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat


Dengan menerapkan tips pencegahan tersebut secara konsisten, risiko Anda mengalami disuria pun akan berkurang.


Untuk menyembuhkan disuria pada pria, keluhan ini perlu mendapatkan penanganan yang tepat sesuai penyebabnya. Sebab beda penyebab, beda pula pengobatan yang diberikan. Jadi, diagnosis yang akurat dari dokter sangat penting. 


Jika Anda mengalami gejala disuria, seperti buang air kecil terasa tidak tuntas, nyeri, atau perih saat BAK, segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. 


Dengan pemeriksaan menyeluruh, dokter akan memberikan pengobatan terbaik sehingga keluhan yang Anda alami dapat teratasi dan risiko komplikasi dapat dicegah.


Baca juga: Pengobatan Prostat Bengkak: Solusi Efektif untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik



FAQ


Apa Penyebab Laki-Laki Mengalami Anyang-Anyangan?

Anyang-Anyangan pada pria dapat disebabkan oleh infeksi saluran kemih, batu ginjal, pembesaran prostat, atau cedera pada area genital. Faktor risiko lain, seperti kebiasaan bergonta-ganti pasangan seksual, kurang menjaga kebersihan diri, dan kebiasaan menahan buang air kecil, juga dapat menyebabkan seorang pria mengalami anyang-anyangan.


Kenapa Nyeri saat Buang Air Kecil pada Pria?

Nyeri saat buang air kecil pada pria dapat disebabkan oleh infeksi saluran kemih, prostatitis, ataupun infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia. Selain itu, cedera di area genital dan iritasi akibat penggunaan produk tertentu juga bisa menyebabkan nyeri saat buang air kecil.


Jangan anggap remeh kondisi ini! Jika nyeri tidak kunjung mereda atau disertai dengan keluarnya cairan abnormal, demam, atau gejala lain, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis urologi karena bisa jadi tanda kondisi medis serius yang memerlukan pengobatan.


Apa Ciri-Ciri Infeksi Saluran Kemih pada Laki-Laki?

Gejala infeksi saluran kemih pada pria meliputi:


  • Sering buang air kecil tetapi tetap merasa tidak tuntas
  • Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil
  • Urine berwarna keruh
  • Terdapat darah dalam urine


Gejala-gejala tersebut juga bisa disertai demam, menggigil, atau rasa tidak nyaman pada panggul. Segera konsultasi ke dokter spesialis urologi jika mengalami berbagai gejala di atas agar Anda bisa segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan komplikasi bisa dicegah.



Referensi:

  1. Hoffman A, Dolezal KA,. et al Dysuria: Evaluation and Differential Diagnosis in Adults. American Family Physician. 2025. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39823614/). Diakses pada 8 Agustus 2025.
  2. BMJ Best Practice. Dysuria. (https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/299). Direvisi terakhir 8 Juli 2025. Diakses pada 8 Agustus 2025.
  3. Harvard Health Publishing. Dysuria. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/dysuria-a-to-z). Direvisi terakhir 4 Desember 2023. Diakses pada 8 Agustus 2025.
  4. Cleveland Clinic. Dysuria (Painful Urination). (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/15176-dysuria-painful-urination). Direvisi terakhir terakhir 12 Agustus 2020. Diakses pada 8 Agustus 2025.
  5. Mayo Clinic. Painful urination (dysuria). (https://www.mayoclinic.org/symptoms/painful-urination/basics/when-to-see-doctor/sym-20050772). Direvisi terakhir 11 Oktober 2023. Diakses pada 8 Agustus 2025.
  6. Mayo Clinic. Prostatitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostatitis/symptoms-causes/syc-20355766). Direvisi terakhir 22 Februari 2025. Diakses pada 8 Agustus 2025.
  7. Mayo Clinic. Urinary tract infection (UTI). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447). Direvisi terakhir 14 September 2022. Diakses pada 8 Agustus 2025.