Ragam Penanganan Batu Ginjal

Rabu, 28 Februari 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jika dahulu batu ginjal diatasi dengan operasi terbuka, kini dengan kemajuan teknologi batu ginjal dapat ditangani dengan cepat dan minim rasa sakit

Ragam Penanganan Batu Ginjal

Batu saluran kemih adalah suatu kondisi di mana terbentuk material menyerupai batu yang berada di saluran kemih, termasuk di ginjal. Batu-batu ini terdiri dari kristal-kristal yang terbentuk dari berbagai mineral yang terdapat dalam urine.


Batu saluran kemih dapat terbentuk di ginjal, ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih), buli-buli (kandung kemih) dan uretra.


Diagnosis Batu Ginjal dan Persiapan yang Perlu Dilakukan Pasien 

Umumnya, pasien akan datang dengan keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang yang diakibatkan oleh batu saluran kemih biasanya merupakan nyeri yang hebat dan sering disertai dengan gejala penyerta lainnya seperti kencing berdarah, nyeri saat berkemih, mual muntah, keringat dingin atau demam. 


Pemeriksaan fisik secara menyeluruh perlu dilakukan. Untuk konfirmasi diagnostik dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan urine dan darah, serta pemeriksaan radiologi seperti USG atau CT-Scan.


Selanjutnya pemilihan prosedur untuk tatalaksana batu ditentukan dari ukuran, letak batu, dan kondisi umum pasien. 


Jika dahulu penanganan batu ginjal dilakukan dengan melakukan pembedahan atau operasi terbuka, kini dengan perkembangan teknologi, batu ginjal dapat disembuhkan dengan tindakan non invasif (tanpa sayatan) atau minimal invasive (sayatan kecil). 


Tindakan Non Invasive dan Minimal Invasive terhadap Pasien Batu Ginjal 


Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) 

ESWL merupakan tindakan favorit pasien dalam terapi batu ginjal. Teknologi ini menggunakan gelombang kejut untuk memecahkan batu dari luar tubuh tanpa sayatan. Selanjutnya, batu akan pecah menjadi halus dan akan keluar bersama urine. 


ESWL diindikasikan untuk batu ginjal yang berukuran kurang dari 2 sentimeter. Angka keberhasilan ESWL berkisar 90 persen untuk batu ginjal dan batu ureter bagian atas yang berukuran hingga 1 sentimeter. ESWL dilakukan dengan setting one day care (ODC).


Setelah tindakan, pasien dapat langsung pulang tanpa harus dirawat di rumah sakit. 


Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) 

PCNL merupakan sebuah tindakan pembedahan minimal invasive untuk batu ginjal berukuran besar di atas 2 sentimeter. PCNL dilakukan dengan membuat sayatan +/- 1 sentimeter di pinggang sebagai akses masuk ke dalam ginjal.


Selanjutnya lewat akses tersebut dimasukkan alat berupa teropong yang disebut nefroskop ke dalam ginjal untuk mencapai batu. Batu kemudian dipecahkan dengan litotriptor atau laser menjadi pecahan-pecahan kecil agar dapat dikeluarkan dari ginjal. 


Nyeri pasca tindakan minimal dan pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi ginjal terbuka. Lama perawatan setelah PCNL tergantung pada kondisi umum pasien, kompleksitas batu, dan durasi operasi. Umumnya pasien akan dirawat selama tiga hari setelah PCNL. 


Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) 

Selain PCNL, batu ginjal juga dapat ditangani dengan prosedur Retrograde Intrarenal Surgery. RIRS menggunakan kabel optik fleksibel berukuran kecil yang dapat masuk ke dalam ruang-ruang di dalam ginjal secara retrograde (dari lubang kencing) tanpa sayatan.


Selanjutnya batu yang berada di dalam ginjal dipecahkan dengan laser hingga pecahan-pecahan halus. Pecahan-pecahan batu yang berukuran agak besar dan sulit keluar secara alami dapat ditarik keluar menggunakan stone basket


Proses pemulihan tentunya lebih cepat karena tidak menggunakan sayatan. Umumnya, pasien dirawat selama satu hingga dua hari pasca tindakan. RIRS juga merupakan alternatif pada kasus-kasus batu yang keras dan gagal dipecahkan dengan ESWL. Seluruh teknologi medis untuk menangani batu ginjal ini tersedia di RS Pondok Indah Group. 


Tindakan Preventif Batu Ginjal 

Angka kekambuhan kasus batu ginjal cukup tinggi, berkisar 50% dalam 5 tahun. Pasca prosedur, pasien akan dianjurkan untuk minum air yang cukup dan menjaga pola makan yang sehat dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kristal pembentuk batu seperti kalsium, oksalat, asam urat, fosfat, dan lainnya.


Konsultasi dengan ahli gizi kadang diperlukan untuk pasien-pasien dengan kasus batu ginjal berulang.