Apakah Batuk Berdarah Berbahaya? Ini yang Perlu Diketahui

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 17 June 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Batuk berdarah tidak selalu berbahaya. Namun jika tidak kunjung sembuh, batuk berdarah bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang serius. Simak selengkapnya di sini!

Apakah Batuk Berdarah Berbahaya? Ini yang Perlu Diketahui

Batuk berdarah, atau dalam istilah medis disebut hemoptisis, merupakan gejala yang tak boleh diabaikan. Darah dalam dahak sering kali dikaitkan dengan gangguan serius pada saluran pernapasan yang membutuhkan penanganan medis segera. Terlebih ketika darah yang keluar cukup banyak, terjadi berulang, atau disertai dengan keluhan lain, seperti sesak napas, penurunan berat badan, atau nyeri dada.


Memahami penyebab batuk berdarah dapat membantu Anda mengambil langkah yang tepat, termasuk kapan harus segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab hanya dengan deteksi dan penanganan yang cepat, risiko terjadinya komplikasi bisa diminimalkan.


Apa Itu Batuk Berdarah?

Batuk berdarah adalah kondisi di mana seseorang mengeluarkan darah dari saluran pernapasan saat batuk. Kondisi ini berbeda dengan mimisan atau perdarahan dari saluran pencernaan.


Batuk darah bisa menjadi tanda adanya iritasi atau luka pada saluran pernapasan, seperti tenggorokan, bronkus, atau paru-paru. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi pada saluran napas atas, baik karena infeksi bakteri, infeksi virus, maupun patogen lain. Namun, tidak menutup kemungkinan karena penyebab lain. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab batuk berdarah yang Anda alami, agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.


Baca juga: Cari Tahu Penyebab PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Gejala, dan Cara Mengobatinya



Gejala Batuk Berdarah

Seperti namanya, batuk berdarah merujuk pada keluarnya darah melalui mulut saat batuk. Warna darah yang dikeluarkan bisa bervariasi, mulai dari merah segar hingga kecoklatan. Jumlah darah yang keluar juga berbeda-beda, mulai dari sedikit bercak hingga pendarahan dalam jumlah yang banyak.


Batuk berdarah juga bisa disertai gejala lain, seperti kelelahan, penurunan nafsu makan, sesak napas, nyeri dada, dan demam. Semua gejala ini penting diperhatikan agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.


Baca juga: Waspada! Gejala TBC yang Harus Anda Kenali Sejak Dini


Penyebab Batuk Berdarah

Terdapat berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan batuk berdarah, mulai dari yang ringan hingga serius. Beberapa kondisi medis penyebab batuk darah meliputi:


  • Infeksi saluran napas, seperti tuberkulosis (TBC), bronkitis, atau pneumonia
  • Bronkiektasis, yaitu pelebaran dan kerusakan saluran napas akibat infeksi kronis
  • Kanker paru-paru, yang dapat menyebabkan perdarahan dari jaringan paru yang terganggu
  • Emboli paru, yaitu penyumbatan pembuluh darah di paru-paru
  • Cedera atau iritasi saluran napas, misalnya akibat batuk terus-menerus atau prosedur medis seperti bronkoskopi
  • Penyakit autoimun, seperti lupus atau vaskulitis, yang menyerang pembuluh darah di paru-paru


Selain itu, gangguan pembekuan darah, baik karena konsumsi obat maupun kelainan bawaan, juga bisa memicu terjadinya batuk berdarah. Adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah, terutama gagal jantung yang memicu edema paru, juga bisa menyebabkan kondisi batuk berdarah.


Faktor Risiko Batuk Berdarah

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batuk berdarah, antara lain:


  • Merokok
  • Riwayat penyakit paru kronis
  • Paparan polusi atau bahan kimia berbahaya secara terus-menerus
  • Sistem imun lemah, misalnya karena penyakit HIV/AIDS atau penggunaan obat imunosupresan
  • Penggunaan obat-obatan antikoagulan atau obat pengencer darah
  • Usia lanjut


Baca juga: Waspada Kanker Paru pada Non-Perokok


Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter spesialis paru dan pernapasan di rumah sakit terdekat jika Anda mengalami batuk berdarah sebagai berikut ini:


  • Batuk berdarah dalam jumlah banyak atau terus berulang
  • Darah yang keluar berwarna merah cerah atau menggumpal
  • Disertai sesak napas, nyeri dada, atau napas berbunyi
  • Penurunan berat badan secara drastis tanpa direncanakan
  • Demam tinggi yang tidak kunjung reda
  • Darah dalam urine atau tinja


Penanganan sejak dini yang diberikan sesuai dengan penyebab batuk berdarah sangat penting untuk mencegah komplikasi, yang bisa membahayakan nyawa penderitanya.


Baca juga: ISPA, Pahami Penyebab hingga Pencegahannya



Diagnosis Batuk Berdarah

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa batuk berdarah, sekaligus mengetahui penyebabnya. Proses ini diawali dengan anamnesis atau tanya jawab mengenai riwayat batuk, jumlah darah yang keluar, durasi keluhan, serta gejala penyerta seperti demam, nyeri dada, atau sesak napas.


Dokter spesialis paru kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan fisik paru. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, barulah dokter akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti rontgen dada, CT scan paru, bronkoskopi, dan tes darah. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui lokasi sumber perdarahan dan memastikan penyebab batuk berdarah.


Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK


Pengobatan Batuk Berdarah

Penanganan batuk berdarah harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan langkah pengobatan yang sesuai. 

Berikut ini adalah beberapa pengobatan batuk berdarah yang umumnya dilakukan oleh dokter spesialis paru dan pernapasan:


  • Peresepan obat antibiotik, jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, seperti pneumonia maupun tuberkulosis.
  • Peresepan obat untuk menghentikan perdarahan
  • Peresepan obat bronkodilator, untuk melebarkan saluran napas, seperti yang dialami oleh penderita bronkitis atau bronkiektasis.
  • Kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan jika batuk berdarah disebabkan oleh kanker paru.
  • Peresepan obat pengencer darah maupun melakukan prosedur embolektomi, jika terjadi sumbatan pada pembuluh darah di paru-paru.


Baca juga: Pengobatan TBC, Ini yang Perlu Diketahui Agar Cepat Sembuh


Komplikasi Batuk Berdarah

Meski tidak selalu berbahaya, batuk berdarah bisa saja berkembang menjadi kondisi yang lebih parah. Berikut ini adalah beberapa contoh komplikasi yang dapat terjadi akibat batuk berdarah yang tidak ditangani dengan tepat:


  • Hipoksia atau rendahnya kadar oksigen dalam darah 
  • Anemia atau kekurangan sel darah merah
  • Fibrosis paru
  • PPOK
  • Gagal napas


Baca juga: Batuk ke Dokter Apa?


Pencegahan Batuk Berdarah

Mencegah batuk berdarah bisa dilakukan dengan beberapa langkah menjaga kesehatan saluran pernapasan, sebagai berikut ini:


  • Berhenti merokok
  • Gunakan alat pelindung diri jika bekerja di lingkungan dengan paparan debu, bahan kimia, atau polusi udara tinggi
  • Lakukan pemeriksaan rutin jika memiliki riwayat penyakit paru atau pernah terinfeksi TBC
  • Segera tangani infeksi saluran napas, seperti bronkitis atau pneumonia, agar tidak berkembang menjadi lebih parah
  • Jaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, istirahat cukup, dan aktivitas fisik yang teratur
  • Hindari kebiasaan batuk keras berulang yang dapat melukai saluran napas, terutama jika sedang sakit
  • Ikuti jadwal vaksinasi yang disarankan oleh dokter


Meski tidak selalu berbahaya, batuk berdarah bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada sistem pernapasan. Jadi, Anda perlu tetap waspada, terutama jika batuk berdarah disertai gejala lain. Sebab diagnosis dan penanganan yang tepat sejak awal sangat berperan dalam mencegah komplikasi lebih lanjut.


Jika Anda mengalami gejala batuk berdarah, berkonsultasilah dengan dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat. Sebab di RS Pondok Indah, dokter spesialis kami telah berpengalaman dan didukung oleh fasilitas medis canggih untuk mengoptimalkan proses diagnosis dan pengobatan batuk berdarah yang terjadi.


Baca juga: Periksa Batuk Pilek ke Dokter Apa?



FAQ


Apakah Batuk Darah Sudah Pasti TBC?

Batuk darah memang merupakan salah satu gejala TBC, tetapi batuk berdarah tidak selalu berarti seseorang menderita TBC. Terdapat banyak penyebab batuk darah, seperti infeksi paru-paru, bronkitis, bronkiektasis, cedera, atau masalah lain pada saluran pernapasan.


Apabila Anda mengalami batuk berdarah, maka Anda perlu menjalani pemeriksaan dengan dokter spesialis paru dan pernapasan untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang sesuai.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Dahak Berdarah?

Jika keluar dahak berdarah saat batuk, segera duduk dan hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Jangan berbaring karena berpotensi memperburuk gejala batuk dan juga perdarahan. Tetap perhatikan gejala lain yang mungkin muncul dan konsultasikan ke dokter spesialis paru dan pernapasan secepatnya.


Apakah Kelelahan Bisa Menyebabkan Batuk Darah?

Kelelahan saja tidak akan menyebabkan batuk berdarah. Batuk berdarah biasanya disebabkan oleh gangguan pada saluran pernapasan, seperti infeksi paru-paru dan tuberkulosis. Akan tetapi, kelelahan bisa memperburuk kondisi saluran pernapasan yang sudah bermasalah dan memperparah gejala, sehingga muncul batuk darah.


Kapan Harus ke IGD Karena Batuk Berdarah?

Segera pergi ke IGD rumah sakit terdekat jika batuk darah yang keluar banyak, disertai sesak napas, nyeri dada hebat, lemas, atau kehilangan kesadaran. Penanganan cepat penting untuk menghindari komplikasi serius.



Referensi:

  1. Ingbar, C. Risk Factors for Hemoptysis in Ethiopia: A Hospital Based and Case-Control Study. Sriwijaya Journal of Internal Medicine. 2024. (https://phlox.or.id/index.php/sjim/article/view/74). Diakses pada 2 Juni 2025.
  2. American Lung Association. Treating and Managing Pulmonary Embolism. (https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pulmonary-embolism/treating-and-managing). Direvisi terakhir 30 Oktober 2024. Diakses pada 2 Juni 2025.
  3. American Lung Association. 10 Simple Steps to Your Healthiest Lungs. (https://www.lung.org/blog/10-tips-for-healthy-lungs). Direvisi terakhir 26 Juli 2023. Diakses pada 2 Juni 2025.
  4. Cleveland Clinic. Coughing up blood. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17696-coughing-up-blood). Direvisi terakhir 10 Oktober 2022. Diakses pada 5 Juni 2025. 
  5. Mayo Clinic. Coughing up blood. (https://www.mayoclinic.org/symptoms/coughing-up-blood/basics/definition/sym-20050934). Direvisi terakhir 1 November 2024. Diakses pada 5 Juni 2025.