Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi

Selasa, 16 April 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Peran kolonoskopi sebagai media diagnostik sekaligus terapi saluran pencernaan bawah.

Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi

Apa Itu Endoskopi dan Kolonoskopi?

Endoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan menggunakan pipa atau tabung fleksibel yang ujungnya terdapat kamera. Untuk memeriksa organ pencernaan bagian bawah, prosedur endoskopi dikenal dengan nama kolonoskopi. Kolonoskopi dapat melihat kondisi dari saluran cerna dari bagian paling bawah pencernaan (anus), usus besar, hingga ke ujung usus halus (ileum terminalis) dengan menggunakan pipa fleksibel berukuran 1.5 cm.


Dokter akan merekomendasikan pasien melakukan kolonoskopi jika pasien mengeluhkan gangguan buang air besar (BAB), baik yang disertai darah atau dugaan lain dari kelainan di usus besar.


Beberapa indikasi dilakukannya pemeriksaan kolonoskopi antara lain:


  1. Gejala usus besar yang tidak jelas seperti perubahan pola buang air besar, perdarahan rektum dan saluran cerna bagian bawah, diare kronis, sembelit atau sulit BAB, nyeri perut bagian bawah yang tidak jelas, serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
  2. Mengetahui adanya infeksi, inflamasi, divertikula (kantong) usus, penyempitan dan objek apapun di usus besar.
  3. Pemeriksaan lanjutan jika tes penapisan awal seperti tes tinja atau sigmoidoskopi (pemeriksaan diagnostik untuk memeriksa kolon sigmoid) terdapat kelainan seperti peradangan, infeksi, dan lainnya.
  4. Deteksi dan diagnosis kanker usus besar, termasuk adanya riwayat keluarga dengan kanker usus besar atau polip.
  5. Pemantauan dan pengangkatan tumor jinak/polip.
  6. Mengalami anemia tanpa penyebab yang jelas.


Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis


Prosedur Kolonoskopi

Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan melihat lapisan mukosa usus. Untuk itu, sebelum prosedur kolonoskopi dilaksanakan, pasien menjalani diet lunak seperti bubur kecap/kaldu/ sumsum dan banyak mengonsumsi air putih pada 24 jam sebelum tindakan. Pada 12 jam serta 4 jam sebelum tindakan, pasien diberikan pencahar untuk membantu memastikan kondisi usus bersih dan ideal untuk pemeriksaan. Pasien juga diwajibkan melakukan puasa makan 8 jam sebelum tindakan dan puasa makan minum 4 jam sebelum tindakan. Persiapan dapat dinyatakan baik apabila BAB terakhir sudah berwarna kuning dan berampas. Pasien juga dianjurkan untuk menghentikan sementara obat pengencer darah, obat nyeri, serta suplementasi zat besi.


Tidak hanya untuk keperluan pemeriksaan, tindakan terapi dapat sekaligus dilakukan dalam prosedur kolonoskopi. Misalnya untuk menghentikan perdarahan dan untuk mengangkat jaringan berupa polip atau tumor jinak. Jika terdapat kecurigaan bahwa pasien menderita kanker, biopsi atau pengambilan sampel jaringan dilakukan untuk pemeriksaan lanjutan di laboratorium patologi anatomi. Sehingga penanganan dapat lebih cepat dilakukan. Kolonoskopi menjadi bagian pemeriksaan medis, terutama untuk pasien yang telah berusia di atas 45 tahun, memiliki riwayat polip usus, atau memiliki riwayat kanker kolorektal dalam keluarga.


Tim dokter endoskopis akan didampingi oleh tim dokter spesialis anestesiologi karena pasien dibius selama prosedur agar pasien tetap merasa nyaman. Tergantung dari prosedur dan keahlian tim dokter, biasanya kolonoskopi memerlukan waktu sekitar 15– 30 menit, ditambah waktu pemulihan pasca anestesi dengan total 1–2 jam.


Baca juga: Sayatan Kecil pada Bedah Pencernaan


Kolonoskopi adalah prosedur yang relatif aman dilakukan. Risiko dan komplikasi yang dapat terjadi berupa perdarahan setelah biopsi atau pengangkatan polip, perforasi (luka atau robekan pada bagian organ pencernaan) meskipun kasusnya sangat jarang, nyeri perut hebat, dan perasaan mengantuk akibat efek anestesi. Setelah prosedur kolonoskopi, pasien umumnya merasa sedikit kembung, dan kadang mual dan tidak nyaman di bagian perut. Kondisi ini biasanya berlangsung selama 30 menit–1 jam.


RS Pondok Indah Group menyediakan pilihan one day care untuk kolonoskopi. Jika tidak ada komplikasi yang terjadi selama pemulihan, pasien dapat segera pulang setelah prosedur, dengan didampingi oleh keluarga.


Selain one day care, RS Pondok Indah Group telah memiliki inovasi pemeriksaan kolonoskopi yaitu kapsul endoskopi. Perlu diketahui, terdapat sebagian usus halus yang tidak dapat terlihat oleh gastroskopi maupun kolonoskopi. Namun, kapsul endoskopi dapat memeriksa saluran pencernaan secara sekaligus dan menyeluruh, mulai dari mulut hingga ke anus. Tindakan ini menggunakan kapsul berisi kamera yang nantinya akan keluar sendiri melalui feses.