Tubuh sering lemas? Bisa jadi gejala diabetes! Kenali 7 tandanya mulai dari haus berlebihan, penglihatan buram, hingga luka tak kunjung sembuh.
Diabetes sering kali tidak menunjukkan gejala jelas di awal, sehingga banyak orang baru menyadarinya saat kondisi sudah parah. Padahal, semakin cepat Anda mengenali gejalanya, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi serius. Jangan sampai menyesal, kenali tanda-tandanya sekarang juga!
Jika Anda terus merasa haus meski sudah minum banyak, atau bolak-balik ke kamar mandi terutama di malam hari, waspadalah! Ini terjadi karena kadar gula darah tinggi membuat ginjal bekerja ekstra untuk membuang kelebihan gula melalui urine. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak cairan dan memicu rasa haus yang tidak biasa.
Meski sudah makan cukup, Anda tetap merasa lapar? Pada diabetes, tubuh tidak bisa menggunakan gula darah dengan baik sebagai sumber energi. Sel-sel tubuh "kelaparan" sehingga otak terus mengirim sinyal bahwa Anda butuh makanan, terutama yang manis atau berkarbohidrat tinggi.
Turunnya berat badan secara tiba-tiba padahal tidak sedang diet bisa jadi tanda diabetes tipe 1 atau lanjutannya tipe 2. Karena insulin tidak bekerja optimal, tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi. Jika Anda kehilangan 5% berat badan dalam waktu singkat, segera periksakan diri!
Kadar gula darah tinggi melemahkan sistem imun dan merusak pembuluh darah, sehingga aliran darah ke kulit terganggu. Luka kecil pun butuh waktu lama untuk pulih, bahkan rentan infeksi. Perhatikan juga jika Anda sering mengalami infeksi jamur, gatal-gatal, atau bisul tanpa penyebab jelas.
Gula darah yang tidak terkontrol bisa menyebabkan pembengkakan lensa mata, membuat penglihatan Anda tiba-tiba buram. Gejala ini sering hilang-timbul dan banyak dikira karena kelelahan. Jangan diabaikan—risiko kerusakan retina (retinopati diabetik) bisa terjadi jika tidak ditangani!
Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf akibat gula darah tinggi yang tidak terkendali. Awalnya, Anda mungkin merasakan kesemutan, seperti ditusuk jarum, atau mati rasa di ujung jari tangan/kaki. Lama-kelamaan, sensasi ini bisa menyebar dan mengganggu keseimbangan.
Tubuh yang gagal mengolah gula menjadi energi akan membuat Anda terus merasa lemas, mengantuk, atau sulit fokus. Kondisi ini sering disalah artikan sebagai kurang tidur atau stres biasa. Padahal, bisa jadi itu sinyal bahwa gula darah Anda sedang tidak stabil!
Gejala diabetes bisa samar di awal, tapi jangan sampai Anda menunggu sampai muncul komplikasi seperti gagal ginjal atau serangan jantung. Segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk pemeriksaan HbA1c, gula darah puasa, atau tes toleransi glukosa.
Ginjal menyaring gula dari darah, tapi jika kadarnya terlalu tinggi, ginjal tidak bisa menyerap semuanya. Gula yang terbuang menarik lebih banyak air ke urine, sehingga Anda jadi sering pipis (bahkan bisa 10–20x/hari). Kondisi ini disebut poliuria. Akibatnya, tubuh dehidrasi dan memicu rasa haus berlebihan (polidipsia).
Ya! Kesemutan atau mati rasa di tangan/kaki (neuropati diabetik) terjadi karena gula darah tinggi merusak saraf. Gejala ini biasanya muncul bertahap, dimulai dari jari kaki atau tangan. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan luka tak terasa dan infeksi serius.
Ya! Gula darah tinggi bisa menyebabkan:
Kadar gula tinggi membuat tubuh kehilangan cairan melalui urine, sehingga mulut dan kulit menjadi kering. Mulut kering juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur (oral thrush) yang sering terjadi pada penderita diabetes.
Ya! Gula dalam urine menjadi tempat ideal bakteri berkembang biak, meningkatkan risiko ISK berulang. Gejalanya: nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan, atau urine keruh. Wanita dengan diabetes lebih rentan mengalaminya.
Referensi: