Apakah Flu Tulang Bisa Sembuh? Ini Jawabannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 27 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Flu tulang bisa sembuh jika mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan perawatan yang sesuai, proses pemulihan bisa lebih optimal dan risiko komplikasi bisa dicegah.

Apakah Flu Tulang Bisa Sembuh? Ini Jawabannya

Flu tulang adalah infeksi virus yang menyebabkan seseorang mengalami demam, nyeri otot, dan pegal pada persendian. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh Parvovirus B19, yakni virus yang juga dikenal sebagai penyebab fifth disease atau slapped cheek syndrome.


Gejala flu tulang sekilas mirip penyakit flu biasa, seperti demam, pilek, sakit kepala, dan muncul ruam kemerahan. Namun, penyakit ini memiliki ciri khas, yaitu nyeri tulang dan sendi pada tangan, pergelangan tangan, lutut, atau pergelangan kaki. Oleh sebab itu, penyakit ini dikenal dengan istilah flu tulang.


Orang dewasa sehat yang mengalami flu tulang memang bisa saja sembuh dengan sendirinya, tetapi ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah perlu segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami kondisi ini. Agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga komplikasi lebih lanjut pun bisa dicegah.


Apakah Flu Tulang Bisa Sembuh?

Flu tulang umumnya bisa diatasi, terutama bila didukung dengan penanganan yang tepat sejak dini. Meski gejala flu tulang yang ringan sering membaik dengan sendirinya, pengobatan dari dokter spesialis penyakit dalam sangat diperlukan jika kasus flu tulang sudah parah. 


Hal ini terutama penting bagi penderita flu tulang anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah. Sebab beberapa faktor tersebut meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Jadi, penanganan oleh dokter sangat diperlukan untuk mengatasinya sekaligus mempercepat pemulihan, meredakan gejala, serta mencegah komplikasi serius.


Baca juga: Nyeri Hingga Tak Bisa Berjalan? Ini Gejala Flu Tulang yang Perlu Diwaspadai



Pengobatan Flu Tulang

Penanganan flu tulang sangat tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan pasien. Umumnya, penderita kondisi ini akan mengalami gejala berupa demam, nyeri otot, pegal pada persendian, dan rasa lelah.


Berikut ini ada beberapa cara mengatasi flu tulang yang dapat dilakukan, yaitu:


1. Perawatan untuk meredakan gejala

Untuk kasus flu tulang ringan, dokter biasanya menyarankan perawatan di rumah, antara lain:


  • Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh melawan infeksi
  • Mencukupi kebutuhan cairan agar tetap terhidrasi, dengan minum air putih setidaknya 8 gelas per hari
  • Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung sistem imun dalam proses pemulihan
  • Obat pereda nyeri, seperti parasetamol atau ibuprofen, untuk meredakan demam dan nyeri sendi


Baca juga: Cara Tepat Mengatasi Demam Tinggi


2. Penanganan pada pasien dengan kondisi khusus

Pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki kondisi risiko tinggi perlu ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam. Pengobatan yang diberikan oleh dokter pun akan berbeda, yaitu:


  • Pasien flu tulang dengan anemia berat mungkin membutuhkan transfusi darah di rumah sakit
  • Pasien flu tulang dengan imun lemah mungkin membutuhkan obat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh guna melawan virus penyebab infeksi
  • Pasien flu tulang yang sedang hamil membutuhkan pengobatan khusus, karena infeksi bisa memengaruhi kesehatan janin, baik selama kehamilan atau segera setelah lahir


3. Pemantauan dari dokter lebih lanjut

Bagi pasien flu tulang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, dokter perlu tetap melakukan pemantauan meski pasien sudah dinyatakan sembuh. Alasannya karena virus penyebab flu tulang bisa aktif kembali dan menyebabkan gejala yang lebih berat atau menimbulkan komplikasi serius. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah infeksi parvovirus kronis.


Flu tulang yang umumnya disebabkan oleh infeksi Parvovirus B19 dapat sembuh sendiri jika sistem kekebalan tubuh penderita kuat, tanpa memerlukan pengobatan khusus. Namun, pada ibu hamil, anak-anak, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah, flu tulang bisa berkembang menjadi lebih parah. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi ini berisiko menimbulkan komplikasi serius yang dapat mengganggu kesehatan.


Oleh sebab itu, jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala flu tulang yang tidak kunjung membaik lebih dari seminggu, gejala semakin parah dari hari ke hari, atau sedang hamil dan mengalami infeksi, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat. 


Dengan perawatan medis yang tepat dan dukungan fasilitas kesehatan memadai di RS Pondok Indah, pemulihan dari flu tulang bisa lebih cepat dan risiko komplikasi dapat ditekan.


Baca juga: 6 Gejala dan Fase Demam Berdarah (DBD) yang Tidak Boleh Diabaikan!



FAQ

Apakah Flu Tulang Sama dengan Demam Berdarah Dengue?

Flu tulang dan demam berdarah dengue (DBD) adalah kondisi medis yang berbeda. Flu tulang adalah istilah awam yang sering digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri sendi dan tulang yang hebat, biasanya disebabkan oleh virus seperti Parvovirus B19.


Sedangkan Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, ruam, serta penurunan trombosit.


Apa Beda Flu Tulang dan Chikungunya?

Flu tulang dan chikungunya adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun seringkali dianggap sama karena kemiripan gejalanya. Flu tulang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri tulang dan sendi yang hebat akibat infeksi virus, seperti Parvovirus B19.


Sedangkan chikungunya adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Penyakit ini biasanya menimbulkan gejala, seperti demam tinggi, nyeri sendi dan otot yang berat (terutama di tangan dan kaki), serta ruam kulit.


Berapa Lama Flu Tulang Bisa Sembuh?

Biasanya, gejala Flu Tulang bisa sembuh dalam 1-3 minggu, tergantung dari keparahan kondisi dan sistem kekebalan tubuh pasien. Kebanyakan penderita flu tulang bisa pulih sepenuhnya tanpa komplikasi dalam beberapa minggu. Namun, ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem imun lemah memerlukan penanganan lebih lanjut untuk mendukung proses pemulihan.


Jika Anda mengalami gejala nyeri sendi dan tulang yang sangat intens dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk evaluasi lebih lanjut.


Bagaimana Cara Mengobati Radang Sendi Akibat Infeksi Parvovirus B19?

Cara mengobati radang sendi akibat infeksi Parvovirus B19 mencakup:


  • Istirahat yang cukup
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
  • Mengonsumsi makanan bergizi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan deman dan nyeri sendi
  • Menggunakan kompres hangat untuk membantu mengurangi nyeri dan bengkak pada sendi


Beberapa upaya diatas akan mengoptimalkan pengobatan yang diberikan oleh dokter, sesuai dengan kondisi Anda. Jadi, penting untuk tetap memeriksakan kondisi dengan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.



Referensi:

  1. Bloise S, Cocchi E., et al Parvovirus B19 infection in children: a comprehensive review of clinical manifestations and management. Italian journal of pediatrics. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11657867/). Diakses pada 16 Agustus 2025.
  2. Torun C. Parvovirus B19 Infection in Adults: A Case Series. Cureus. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11273075/). Diakses pada 26 Agustus 2025.
  3. Centers for Disease Control and Prevention. Parvovirus B19 and Fifth Disease. (https://www.cdc.gov/parvovirus-b19/about/index.html). Direvisi terakhir 26 November 2024. Diakses pada 16 Agustus 2025.
  4. Cleveland Clinic. Parvovirus B19 Infection. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16633-parvovirus-infection). Direvisi terakhir 25 Oktober 2024. Diakses pada 16 Agustus 2025.
  5. Mayo Clinic. Parvovirus Infection. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parvovirus-infection/diagnosis-treatment/drc-20376090). Direvisi terakhir 24 Juli 2025. Diakses pada 16 Agustus 2025.