Oleh Tim RS Pondok Indah
Kenali gejala flu tulang mulai dari demam tinggi, nyeri sendi parah, ruam hingga lemas. Pelajari penanganan tepat untuk redakan gejala & pemulihan optimal!
Pernah merasakan nyeri sendi dan otot yang begitu hebat hingga terasa seperti tulang remuk? Itu bisa jadi gejala flu tulang – kondisi yang sering disebabkan oleh infeksi virus seperti chikungunya atau demam berdarah dengue. Berbeda dengan flu biasa, flu tulang menyerang dengan demam tinggi mendadak disertai nyeri tajam di persendian yang membuat Anda sulit bergerak. Gejalanya bisa semakin parah jika tidak ditangani dengan tepat. Pahami tanda-tandanya mulai dari yang paling umum hingga yang perlu diwaspadai!
Flu tulang biasanya diawali dengan demam tinggi (bisa mencapai 39–40°C) yang muncul tiba-tiba. Berbeda dengan flu biasa, demam ini sering disertai menggigil dan tidak mudah turun meski minum obat penurun panas. Untuk meredakannya, Anda bisa mengompres air hangat di dahi dan ketiak, minum parasetamol sesuai dosis (hindari aspirin atau ibuprofen jika dicurigai DBD), serta perbanyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
Gejala khas flu tulang adalah nyeri hebat di persendian (lutut, pergelangan kaki, atau tangan) dan otot. Rasanya seperti tulang "dihantam palu" hingga sulit digerakkan. Istirahat total sangat dianjurkan, gunakan bantal penyangga untuk sendi yang nyeri, dan oleskan krim pereda nyeri yang mengandung mentol untuk mengurangi ketidaknyamanan. Parasetamol juga bisa membantu meredakan nyeri sementara.
Beberapa infeksi penyebab flu tulang (misalnya DBD atau chikungunya) memicu ruam merah di kulit. Bintik-bintik ini bisa muncul di wajah, lengan, atau kaki, dan kadang disertai gatal. Untuk mengatasinya, hindari menggaruk area yang gatal dan gunakan losion calamine atau bedak dingin untuk menenangkan kulit. Pilih pakaian longgar berbahan katun agar kulit tidak semakin iritasi.
Anda mungkin merasakan sakit kepala berat yang fokus di dahi atau belakang mata. Gejala ini sering dikeluhkan penderita DBD atau infeksi virus lainnya. Kompres dingin di dahi bisa membantu meredakan nyeri, sementara istirahat di ruangan gelap dan tenang akan membuat Anda lebih nyaman. Jika sakit kepala tak tertahankan, parasetamol bisa menjadi pilihan sementara.
Tubuh terasa sangat lemas, bahkan untuk sekadar bangun dari tempat tidur. Kondisi ini terjadi karena tubuh sedang melawan infeksi virus secara intensif. Untuk mengembalikan energi, cobalah makan dalam porsi kecil tapi sering, seperti bubur atau sup hangat. Buah-buahan tinggi air seperti semangka atau jeruk juga baik untuk menjaga hidrasi. Oralit atau air kelapa bisa membantu mengembalikan elektrolit yang hilang.
Pada kasus tertentu, sendi yang nyeri bisa membengkak dan terasa hangat saat disentuh. Ini tanda peradangan akibat respons imun terhadap virus. Mengompres dingin selama 15 menit setiap 2–3 jam bisa mengurangi bengkak, sementara mengangkat bagian yang bengkak lebih tinggi dari jantung akan membantu aliran darah. Hindari menggerakkan sendi secara paksa agar tidak memperparah kondisi.
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala di atas—terutama demam tinggi lebih dari 3 hari, nyeri sendi tak tertahankan, atau muncul bintik merah—segera konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan dini membantu mencegah komplikasi seperti perdarahan (pada DBD) atau nyeri sendi kronis (pasca-chikungunya).
Gejala akut (demam, nyeri hebat) biasanya berlangsung 3–7 hari, tapi nyeri sendi bisa bertahan berminggu-minggu hingga bulanan, terutama pada chikungunya. Pada kasus DBD, demam cenderung turun setelah hari ke-3, tapi justru fase ini paling berisiko terjadi syok jika tidak ditangani.
Ya! Pada kasus chikungunya:
Ruam merah pada flu tulang terjadi karena:
Ciri ruam flu tulang:
Ya! Nyeri sendi dan demam cenderung meningkat setelah pukul 18.00 dan mencapai puncaknya sekitar tengah malam.
Alasannya:
Gangguan tidur terjadi karena:
Referensi: