Sulit Melihat Jarak Dekat? Hati-Hati Rabun Dekat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 28 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Rabun dekat adalah kondisi di mana penderita kesulitan untuk melihat jarak dekat, tetapi bisa melihat jelas kalau objek dijauhkan. Ketahui selengkapnya di sini.

Sulit Melihat Jarak Dekat? Hati-Hati Rabun Dekat

Mata yang normal bisa melihat pada jarak tertentu, umumnya akan lebih terlihat jelas saat objeknya didekatkan. Namun, mata seseorang yang mengalami rabun dekat justru tidak bisa memfokuskan gambar atau melihat objek dekat dengan jelas. Sebab cahaya jatuh di belakang retina, sehingga objek yang terlihat jarak dekat terlihat kabur dan buram.


Apa itu Rabun Dekat?

Hipermetropi atau rabun dekat adalah kelainan tajam penglihatan yang menyebabkan penderitanya kesulitan melihat objek pada jarak dekat dengan jelas. Objek baru akan terlihat jelas ketika dijauhkan. Biasanya kondisi ini dialami oleh orang yang memiliki usia 40 tahun atau lebih.


Namun, rabun dekat juga sering ditemukan pada bayi dan anak-anak, yang akan kembali normal saat mereka menginjak usia 3 tahun.


Baca juga: Rabun Jauh, Ketika Pandangan Terlihat Kabur Saat Melihat Jarak Jauh



Penyebab Rabun Dekat

Penyebab utama rabun dekat adalah posisi cahaya yang yang masuk ke mata dan seharusnya terfokuskan tepat di retina justru terfokus ke belakang retina. Hal ini disebabkan oleh kelainan bola mata, kornea dan lensa. Bentuk bola mata yang terlalu pendek dan bentuk kornea yang kurang melengkung merupakan contoh penyebab terjadinya penyakit mata yang terkait dengan tajam penglihatan ini. 


Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya


Faktor Risiko Rabun Dekat

Rabun dekat bisa terjadi pada semua usia, tetapi lebih banyak dialami oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Selain karena proses penuaan, rabun dekat juga lebih berisiko dialami oleh mereka yang memiliki keturunan serupa, atau memiliki faktor genetik sebagai faktor risikonya.


Beberapa kondisi medis yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami rabun dekat, yaitu:


  • Mengalami diabetes
  • Mengalami sindrom mata kecil (mikrophthalmia)
  • Menderita kanker di sekitar mata
  • Mengalami gangguan pada pembuluh darah di retina.


Baca juga: Katarak: Berbahayakah dan Bagaimana Penanganannya?


Gejala Rabun Dekat

Selain tidak bisa melihat jelas objek dengan jarak dekat, gejala hipermetropi lainnya juga banyak dikeluhkan oleh orang dewasa sebagai:


  • Menjauhkan benda agar bisa dengan jelas.
  • Penglihatan kabur, khususnya saat malam hari.
  • Menyebabkan penglihatan menjadi ganda ketika membaca.
  • Mata tegang, sehingga mengalami mata lelah.
  • Perlu menyipitkan mata atau memicingkan mata ketika membaca.
  • Sering mengucek mata.


Pada anak, gejala rabun dekat bisa dikenali sebagai kesulitan membaca dan pandangan menjadi ganda ketika membaca, sebagian anak yang mengalami rabun dekat kerap kali mengalami penurunan prestasi di sekolah. Kondisi ini adalah konsekuensi anak yang malas membaca karena gejala rabun dekat yang mengganggu.


Baca juga: 13 Tips Penanganan Sindrom Mata Kering



Diagnosis Rabun Dekat

Jika Anda mengalami gejala rabun dekat, pastikanlah dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat. Di awal pemeriksaan, dokter akan melakukan anamnesa untuk mengetahui kapan keluhan terjadi, tingkat keparahan, faktor risiko yang Anda miliki, maupun pengaruh kondisi pada aktivitas sehari-hari.


Selanjutnya, dokter akan melakukan tes mata, termasuk tes refraksi atau pemeriksaan tajam penglihatan baik menggunakan snellen chart, maupun menggunakan phoropter.


Dokter kemudian melanjutkan pemeriksaan retina untuk melihat bagian retina dan mengetahui gangguan penglihatan yang Anda alami. Selama pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata supaya lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. 


Semua hasil pemeriksaan ini akan digabungkan untuk menentukan penanganan yang sesuai bagi rabun dekat yang Anda alami.


Baca juga: Agar Pandangan Selalu Prima


Cara Mengatasi Rabun Dekat

Pengobatan rabun dekat bertujuan untuk membantu memfokuskan cahaya pada retina agar objek dekat terlihat lebih jelas. Berikut ini adalah beragam cara mengatasi rabun dekat yang biasa dilakukan:


1. Penggunaan kacamata plus

Penggunaan kacamata berlensa cembung atau kacamata plus merupakan cara mengatasi rabun dekat yang paling sering dilakukan.


Penggunaan lensa kontak sering kali diinginkan oleh pasien, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter mata sebelum menggunakannya.


2. Operasi refraktif

Pengobatan definitif untuk mengatasi mata plus adalah dengan operasi refraktif. Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan sinar laser (LASIK), LASEK, dan PRK. 


Dokter mata akan menentukan penanganan, termasuk metode operasi yang sesuai dengan kondisi Anda.


Komplikasi Rabun Dekat

Komplikasi rabun dekat dapat terjadi jika kondisi ini tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi hipermetropi yang mungkin terjadi antara lain:


  • Gangguan keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
  • Kesulitan belajar pada anak-anak, rabun dekat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti membaca dan menulis, yang pada akhirnya dapat memengaruhi fungsi kognitif.
  • Gangguan penglihatan yang lebih parah. Jika tidak ditangani, rabun dekat dapat berkembang menjadi gangguan penglihatan yang lebih parahm, termasuk mata silinder, memerlukan perawatan yang lebih intensif.


Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata jika Anda mengalami gejala rabun dekat. Penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi dan menjaga kualitas hidup Anda.


Baca juga: Apakah Katarak Berbahaya dan Operasi Penanganannya


Apakah Rabun Dekat Bisa Dicegah?

Rabun dekat bukanlah gangguan mata yang bisa dicegah mengingat kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik. 


Namun, beberapa tips di bawah ini bisa mengurangi risiko terjadinya rabun dekat dengan menjaga kesehatan mata:


  • Rutin memeriksakan kesehatan mata dengan dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat. setiap 2 tahun sekali
  • Kontrol kondisi medis tertentu, seperti penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi, yang komplikasinya bisa memengaruhi kesehatan mata.
  • Melindungi mata dengan menggunakan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan, untuk mencegah paparan sinar matahari pada mata secara langsung.
  • Gunakan kacamata ketika melakukan aktivitas yang bisa melukai mata, seperti memotong rumput, mengecat, berolahraga, atau ketika menggunakan produk yang mengandung asap beracun.
  • Konsumsi makanan sehat, terutama yang baik bagi kesehatan mata, seperti sayuran Jangan merokok.
  • Hindari membaca buku terlalu dekat dan pencahayaan yang kurang.
  • Istirahatkan mata setiap 20 menit selama 20 detik.


Jika Anda mengalami gejala rabun dekat, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat. Sebab, selain membuat penglihatan kurang jelas untuk melihat objek dekat, rabun dekat juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan, seperti sakit kepala, serta terganggunya aktivitas sehari-hari.


Dengan penanganan dari dokter spesialis mata berpengalaman yang didukung fasilitas medis terkini, pelayanan kesehatan dari RS Pondok Indah cabang terdekat akan memberikan hasil yang optimal. Kesehatan Anda maupun orang terkasih pun akan lebih maksimal.


Baca juga: Hindari Gangguan Miopi pada Anak Anda



FAQ


Apa Perbedaan Rabun Dekat dan Rabun Jauh?

Rabun dekat (hipermetropi) adalah kondisi mata yang kesulitan melihat objek pada jarak dekat dengan jelas, sedangkan rabun jauh (miopi) adalah kebalikan, di mana mata sulit melihat objek jauh pada jarak normal.


Penyebab utama kedua kondisi ini adalah kelainan bentuk bola mata atau kelenturan lensa. Keduanya dapat dikoreksi dengan kacamata atau operasi mata.


Rabun Dekat Biasanya pada Usia Berapa?

Rabun dekat umumnya dialami oleh orang yang berusia di atas 40 tahun. Kondisi ini terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang seiring bertambahnya usia, sehingga mata sulit fokus pada objek dekat. Rabun dekat adalah bagian alami dari proses penuaan dan dapat diatasi dengan kacamata atau operasi mata.


Apa Penyebab Mata Rabun Dekat Di Usia Muda?

Mata rabun dekat di usia muda seringkali disebabkan oleh faktor genetik dan kebiasaan buruk seperti terlalu lama menatap layar gadget, membaca dalam cahaya redup, atau kurang istirahat mata. Selain itu, pola hidup tidak sehat seperti kurangnya asupan nutrisi untuk mata dan jarang beraktivitas di luar ruangan turut memperburuk kondisi kesehatan mata.



Referensi:

  1. Mavi S, et al. The impact of hyperopia on academic performance among children: a systematic review. Asia-Pacific Journal of Ophthalmology. 2022. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35066525/). Diakses pada 4 Oktober 2024. 
  2. Victoria State Government. Better Health Channel. Eyes – long-sightedness. (https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/eyes-long-sightedness). Direvisi terakhir 8 November 2023. Diakses pada 4 Oktober 2024.
  3. Cleveland Clinic. Hyperopia (Farsightedness). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/hyperopia-farsightedness). Direvisi terakhir 30 Maret 2023. Diakses pada 4 Oktober 2024.
  4. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Farsightedness. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/farsightedness/symptoms-causes/syc-20372495). Direvisi terakhir 16 Juni 2020. Diakses pada 4 Oktober 2024.
  5. Patient. Hypermetropia. (https://patient.info/eye-care/long-sight-hypermetropia). Direvisi terakhir 12 Januari 2024. Diakses pada 4 Oktober 2024.