Ketahui Posisi Tidur yang Tepat bagi Penderita Skoliosis

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 09 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengetahui posisi tidur skoliosis penting untuk membantu mengurangi nyeri dan tekanan pada tulang belakang. Dengan begitu tidur bisa lebih nyaman dan berkualitas.

Ketahui Posisi Tidur yang Tepat bagi Penderita Skoliosis

Skoliosis adalah kondisi ketika tulang belakang terlalu melengkung ke salah satu sisi tubuh, sehingga bentuknya menyerupai huruf S atau C. Kelainan ini bisa saja tidak bergejala, tetapi bisa juga menyebabkan nyeri punggung, kelelahan, serta postur tubuh yang tidak simetris.


Bila menyebabkan gejala, skoliosis sering membuat penderitanya mengeluhkan bahu atau pinggul yang tampak tidak sejajar, punggung yang menonjol pada salah satu sisi, dan keterbatasan gerak. Semakin berat kelengkungannya, gejala skoliosis pun makin parah, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.


Salah satu tantangan yang sering dihadapi penderita skoliosis adalah tidur dengan nyaman. Pasalnya, ada beberapa posisi tidur yang mengurangi kenyamanan bahkan memperparah nyeri, menekan tulang belakang, dan membuat kualitas tidur penderita skoliosis jadi menurun. Oleh karena itu, ketahui posisi tidur untuk skoliosis yang tepat dengan membaca artikel ini.


Ini Posisi Tidur untuk Penderita Skoliosis yang Dianjurkan

Menerapkan posisi tidur skoliosis yang tepat dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang, sehingga nyeri maupun keluhan skoliosis lain bisa dikurangi.


Meski tiap pasien mungkin memiliki preferensi masing-masing, tetapi berikut ini adalah posisi tidur untuk penderita skoliosis yang disarankan:


1. Tidur telentang

Tidur telentang merupakan posisi tidur yang paling aman untuk penderita skoliosis. Sebab, tidur telentang dapat membantu menjaga posisi tulang belakang tetap sejajar dan seimbang.


Posisi tidur untuk penderita skoliosis ini memberikan distribusi tekanan yang lebih merata ke seluruh permukaan tubuh, sehingga mengurangi beban berlebih pada area tertentu, seperti punggung bagian bawah. Dengan begitu, risiko nyeri atau ketegangan otot bisa diminimalkan. 


Agar posisi ini semakin nyaman dan stabil, letakkan bantal kecil di bawah lutut untuk membantu mempertahankan lengkungan alami tulang belakang bagian bawah. Gunakan juga bantal yang menopang leher dengan baik tanpa membuat kepala terlalu tinggi.


2. Tidur menyamping

Banyak penderita skoliosis merasa lebih nyaman tidur dalam posisi menyamping, baik ke arah kanan maupun kiri. Pilihan posisi tidur skoliosis ini dapat membantu mengurangi tekanan berlebih pada tulang belakang dan meredakan nyeri punggung saat tidur.


Namun, posisi tidur ini tetap harus dilakukan dengan benar agar Anda bisa menjaga tulang belakang tetap sejajar. Pastikan tubuh berada pada posisi meringkuk ringan, dengan kedua kaki ditekuk sejajar, yaitu kaki atas ditopang oleh kaki bawah, serta posisi pinggul juga sedikit menekuk. Hindari menekuk pinggul secara berlebihan atau membiarkan kaki atas menggantung tanpa penopang, karena dapat memperburuk nyeri punggung dan menurunkan kualitas tidur.


Baca juga: Skoliosis pada Remaja, Perlukah Dikhawatirkan?



Posisi Tidur yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Skoliosis

Yang jelas, posisi tidur tengkurap merupakan posisi yang tidak dianjurkan bagi penderita skoliosis. Sebab, tidur dengan posisi tengkurap dapat memperparah kelengkungan tulang belakang karena memaksa leher dan punggung bagian bawah berada dalam posisi tidak alami selama berjam-jam. Akibatnya, nyeri punggung semakin parah dan postur tubuh berisiko memburuk seiring waktu.


Posisi tidur yang tidak tepat justru dapat memperburuk kondisi skoliosis dan mengurangi kenyamanan. Oleh sebab itu, penting juga bagi penderita skoliosis untuk menghindari posisi tidur tidak dianjurkan.


Baca juga: Jangan Sampai Salah, Inilah Posisi Duduk Skoliosis yang Tepat 


Tips Tidur Nyaman untuk Penderita Skoliosis

Agar lebih nyaman, berikut ini adalah beberapa tips tambahan yang bisa diterapkan:


  • Pilih kasur dengan tingkat kekerasan sedang, yaitu tidak terlalu empuk dan keras, agar tulang belakang tetap tersangga dengan baik dan tidak tenggelam terlalu dalam
  • Sesuaikan tinggi bantal, pastikan leher tidak membengkok berlebih saat tidur
  • Lakukan peregangan ringan sebelum tidur untuk membantu melemaskan otot-otot dan mengurangi nyeri punggung


Selain itu, Anda juga bisa menerapkan sleep hygine untuk meningkatkan kualitas tidur, salah satunya dengan memastikan suhu kamar tetap sejuk dan nyaman. Pencahayaan ruang tidur yang sesuai juga termasuk salah satu upaya membuat tidur untuk penderita skoliosis lebih nyaman.


Menentukan posisi tidur untuk penderita skoliosis memang penting guna mencegah nyeri dan memperbaiki kualitas tidur. Namun, posisi tidur yang tepat saja tidak cukup. Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis ortopedi tetap diperlukan untuk mengetahui penanganan skoliosis yang paling sesuai dengan kondisi Anda.


Di RS Pondok Indah, dokter spesialis akan melakukan berbagai pemeriksaan dan penanganan menggunakan fasilitas medis canggih yang akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Sehingga hasil pelayanan medis yang Anda dapatkan lebih optimal.


Baca juga: Apakah Skoliosis Bisa Sembuh? Ketahui Penanganan Skoliosis Terkini



FAQ


Apakah Penderita Skoliosis Boleh Tidur Miring?

Penderita skoliosis diperbolehkan tidur miring. Bila dilakukan dengan benar, tidur dengan posisi menghadap samping dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan merupakan posisi tidur untuk penderita skoliosis yang baik.


Agar tetap nyaman dan tidak menimbulkan nyeri, pastikan tubuh berada pada posisi meringkuk ringan, dengan kedua kaki ditekuk sejajar, yaitu kaki atas ditopang oleh kaki bawah, serta posisi pinggul juga sedikit menekuk.


Apakah Tidur Meringkuk Buruk untuk Skoliosis?

Tidur meringkuk ringan dapat mengurangi tekanan berlebih pada tulang belakang. Namun, posisi tidur meringkuk dengan punggung membengkok secara ekstrem justru dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan berpotensi memperburuk skoliosis.


Apakah Kasur Empuk Buruk untuk Skoliosis?

Kasur yang terlalu empuk tidak baik untuk penderita skoliosis. Sebab, kasur empuk tidak bisa menopang tulang belakang dengan baik. Akibatnya, posisi tidur menjadi kurang stabil dan berpotensi menyebabkan nyeri, bahkan memperparah kelengkungan tulang belakang dalam jangka panjang.


Penderita skoliosis sebaiknya memilih kasur dengan tingkat kekerasan sedang, tidak terlalu empuk ataupun keras. Kasur seperti ini dapat membantu menjaga tulang belakang tetap sejajar agar penderita skoliosis dapat berbaring dengan nyaman.


Apakah Tidur di Lantai Bagus untuk Penderita Skoliosis?

Penderita skoliosis tidak disarankan untuk tidur di lantai. Meski penderita skoliosis tidak disarankan untuk berbaring di alas tidur yang terlalu empuk, tidur di lantai (yang terlalu keras) tetap tidak disarankan.


Pasalnya, permukaan lantai yang keras tidak bisa menopang kontur tulang belakang dengan baik, sehingga dapat memperburuk nyeri dan meningkatkan ketidaknyamanan, serta mengganggu kesehatan punggung penderita skoliosis.



Referensi:

  1. Kittelson, T., & Coombs, N. C.. Therapeutic positioning to address neuromuscular scoliosis on an adolescent child with Aicardi syndrome: a case study. Assistive Technology. 2023. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10400435.2023.2179684). Diakses pada 5 Mei 2025.
  2. Hospital for Special Surgery. 10 Stretches to Do Before Bed to Improve Your Sleep. (https://www.hss.edu/article_stretches-before-bed.asp). Direvisi terakhir 19 Januari 2021. Diakses pada 5 Mei 2025.
  3. Cleveland Clinic. Best Sleeping Positions for Pain. (https://health.clevelandclinic.org/best-sleeping-positions-for-pain). Direvisi terakhir 26 Mei 2023. Diakses pada 5 Mei 2025.
  4. Mayo Clinic. Scoliosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scoliosis/symptoms-causes/syc-20350716). Direvisi terakhir 25 April 2025. Diakses pada 5 Mei 2025.
  5. Sleep Foundation. Sleep Posture. (https://www.sleepfoundation.org/sleeping-positions/sleep-posture). Direvisi terakhir 22 November 2023. Diakses pada 5 Mei 2025.