Pentingnya Hidrasi dan Kaitannya dengan Kesehatan Ginjal Anak

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tahukah Anda, 80 persen berat badan bayi terdiri dari air dan 60 persennya akan dibuang melalui urine? Apabila si kecil tidak terhidrasi dengan baik, maka kandungan air di dalam tubuhnya akan berkurang dan fungsi-fungsi tubuh tidak akan berfungsi dengan baik, termasuk fungsi ginjal

Pentingnya Hidrasi dan Kaitannya dengan Kesehatan Ginjal Anak

Air merupakan komponen terbesar pada tubuh manusia. Sekitar 60 persen dari komposisi tubuh manusia dewasa berasal dari air. Air dalam tubuh juga memiliki banyak fungsi penting, antara lain:


  • Sebagai komponen pembentuk sel, cairan tubuh, dan volume darah
  • Membantu mengatur suhu tubuh
  • Sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
  • Sebagai media pembuangan zat sisa metabolisme tubuh
  • Mencegah konstipasi 
  • Menjadi cairan pelicin untuk pergerakan sendi dan mata
  • Menjaga kelembapan kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan


Akan tetapi, tanpa asupan hidrasi yang cukup, kandungan air dalam tubuh kita dapat berkurang. Hal ini dikarenakan, dalam melakukan fungsinya, air juga akan dikeluarkan dari tubuh.


Misalnya, untuk membuang zat sisa metabolisme, zat sisa ini akan dilarutkan dalam air, baru kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine dari ginjal, keringat dari kulit, dan tinja dari saluran pencernaan.


Penguapan air melalui kulit dan paru-paru juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan dan mempertahankan suhu tubuh. Jadi, air yang ada dalam tubuh juga akan dikeluarkan setiap hari, yaitu melalui urine (60 persen), penguapan dari kulit dan paru-paru (35 persen), serta tinja (5 persen).


Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kandungan air dalam tubuh dan memastikan fungsi-fungsi tubuh berjalan dengan optimal, asupan hidrasi yang cukup setiap harinya sangat penting, apalagi bagi anak.


Alasan pertama, anak memiliki komposisi tubuh yang berbeda dari orang dewasa. Dalam tubuh anak, organ-organ tubuhnya masih berukuran kecil. Selain itu, otot, lemak, dan tulang juga belum sebanyak orang dewasa. Karenanya, tubuh anak didominasi oleh proporsi kandungan air yang lebih besar.


Semakin muda usia seorang anak, akan semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya. Sekitar 80 persen dari berat badan bayi terdiri atas air. Selain itu, luas permukaan tubuh anak bisa lebih besar daripada dewasa.


Alasan kedua, anak juga memiliki kebutuhan metabolisme yang lebih tinggi daripada orang dewasa sebagai dampak dari tumbuh kembang tubuhnya. Air dapat digunakan untuk membantu proses perkembangan fungsi-fungsi organ dalam tubuh anak.


Hal inilah yang menyebabkan hilangnya air atau pergantian cairan dan zat terlarut pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa.


Selain itu, mekanisme protektif tubuh untuk mencegah kehilangan air berlebih, contohnya rasa haus, sering sekali belum sempurna pada anak. Sebagian besar anak masih kurang peka dan tidak cepat untuk mengenali atau merasakan rasa haus tersebut. 


Lebih baik air putih atau cairan berwarna?

Sebenarnya, setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi akan mengandung air, hanya saja dengan komposisi yang berbeda. Umumnya, sekitar 20 persen dari kebutuhan air harian akan diperoleh dari makanan, terutama buah dan sayur yang memiliki kandungan air yang tinggi, sedangkan 80 persen sisanya dipenuhi dari minuman.


Karenanya, cairan atau produk minuman apapun yang kita minum akan berperan dalam mencukupi kebutuhan hidrasi harian karena mengandung air. Akan tetapi, air putih atau air mineral adalah sumber cairan yang terbaik karena tidak mengandung gula dan kalori. 


Penelitian menunjukkan bahwa cairan yang berwarna, seperti susu, atau memiliki rasa, misalnya dengan gula, akan lebih disukai oleh anak. Namun, perlu diingat bahwa cairan yang berwarna dan manis mengandung kalori sehingga harus dikonsumsi secara hati-hati.


Penelitian pun menunjukkan bahwa tambahan gula pada minuman anak merupakan salah satu penyebab kejadian berat badan berlebih atau obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis, pada usia dewasa.


Nah, jika anak Anda kurang menyukai air putih, ada beberapa trik yang dapat kita lakukan untuk memastikan asupan hidrasi harian anak tetap terpenuhi dan berasal dari minuman yang sehat, yaitu:


•   Menaruh potongan buah segar ke dalam air putih sebagai penambah rasa 

•   Memilih susu sapi atau susu kedelai dengan rasa plain

•   Air kelapa tanpa pemanis

•   Jus buah tanpa tambahan susu ataupun gula


Sebaliknya, produk minuman seperti soda, susu, atau jus buah dengan tambahan gula dan pewarna, serta minuman berkafein sebaiknya dihindari. Produk minuman ini mengandung tambahan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nilai nutrisi dan juga dapat memperberat kerja ginjal, terutama pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun. 


Pengaruh kurangnya hidrasi anak terhadap kondisi ginjal ke depannya

Air juga memiliki peran yang penting untuk memelihara kesehatan ginjal. Hidrasi yang cukup akan membuat darah dapat mengalir bebas ke ginjal. Hal ini akan memastikan ginjal mendapat oksigen dan nutrisi yang si kecil butuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik. Hidrasi yang cukup juga dapat membantu ginjal membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urine, karena terdapat 60 persen air yang akan dibuang oleh tubuh melalui urine. 


Selain itu, air yang cukup juga dapat mencegah kristal-kristal pembentuk batu untuk mengendap dan saling menempel, serta membantu pembilasan “flushing” saluran kemih atau membuang bakteri penyebab infeksi dari saluran kemih.


Dengan kata lain, hidrasi yang cukup dapat menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal. Kesimpulannya, kurangnya hidrasi dapat mengganggu fungsi ginjal, bahkan merusak ginjal.


Begitu banyak manfaat air bagi si kecil, sehingga

memastikan si kecil terhidrasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting. Yuk, jaga kesehatan ginjal si kecil sejak dini dengan membiasakannya minum air putih yang cukup.