Benarkah Penderita Cystic Fibrosis Tidak Boleh Bersentuhan? Cek Jawabannya di Sini!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 28 April 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penderita penyakit cystic fibrosis dilarang untuk saling bersentuhan. Apakah ini hanya mitos? Atau sebenarnya fakta? Katahui informasi lengkapnya dalam artikel ini.

Benarkah Penderita Cystic Fibrosis Tidak Boleh Bersentuhan? Cek Jawabannya di Sini!

Pada kondisi normal, lendir yang berperan dalam melumasi dan melindungi jaringan tubuh bersifat cair dan licin. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perubahan lendir di dalam tubuh. Salah satu kondisi yang menyebabkan perubahan lendir dalam tubuh adalah cystic fibrosis.


Cystic fibrosis, atau fibrosis kistik, adalah penyakit langka yang menyebabkan lendir jadi kental dan lengket, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pernapasan dan pencernaan. Terjadinya pengentalan lendir pada orang dengan cystic fibrosis terdapat kelainan pada gen yang mengatur aliran cairan dan garam di dalam sel.


Meskipun cystic fibrosis di saluran pernapasan paling sering dijumpai, kondisi ini bisa terjadi pada berbagai organ, termasuk terjadinya kistik fibrosis di saluran pencernaan. Gejala yang dialami penderita, tergantung saluran organ yang terdampak, seperti batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh, infeksi sinus kronis, sesak napas, sakit perut, sembelit, penurunan berat badan yang tidak direncanakan, serta pertumbuhan yang terhambat, bila anak terkena fibrosis kistik.


Adakah Kemungkinan Tertular Cystic Fibrosis Jika Bersentuhan dengan Penderita?

Orang sehat tidak akan tertular cystic fibrosis bila berdekatan maupun bersentuhan dengan penderita penyakit ini. Sebab penderita fibrosis kistik diturunkan dari orang tua yang juga mengalami mutasi genetik, bukan ditularkan melalui kontak langsung dengan penderitanya.


Jadi, cystic fibrosis bukanlah penyakit yang mudah menular ke orang lain yang sehat, seperti flu, batuk, maupun penyakit infeksi yang lain. Sebab penyebab cystic fibrosis terjadi ketika anak menerima mutasi gen dari orang tua yang mengalami kondisi serupa.


Namun, Anda tetap tidak disarankan untuk berdekatan dengan orang yang menderita cystic fibrosis, terutama jika sedang sakit. Bukan karena Anda dapat terkena penyakit ini, melainkan untuk melindungi si penderita fibrosis kistik agar tidak tertular penyakit yang tengah Anda derita.


Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Autoimun



Mengapa Penderita Cystic Fibrosis Tidak Boleh Bersentuhan?

Penderita cystic fibrosis tidak boleh bersentuhan dengan penderita cystic fibrosis yang lain, karena adanya berisiko saling menularkan penyakit. Sesama penderita fibrosis kistik bahkan disarankan untuk menjaga jarak setidaknya sejauh 2 meter.


Selain berjauhan dengan sesama, penderita fibrosis kistik pastikan untuk menjaga jarak dengan orang yang sedang mengalami infeksi. Sebab penderita cystic fibrosis lebih rentan tertular infeksi bila berdekatan atau bersentuhan dengan orang yang sedang sakit.


Anjuran ini harus dipatuhi, karena ada beberapa jenis kuman yang tidak menyebabkan orang sehat menjadi sakit, tetapi mampu memperparah kondisi kesehatan penderita cystic fibrosis. 

Berikut ini adalah beberapa contoh kuman yang bisa memperparah gejala penderita fibrosis kistik, yaitu:


  • Aspergillus fumigatus, merupakan spesies jamur yang menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan, meliputi peradangan di paru-paru
  • Burkholderia cepacia complex (B. cepacia), merupakan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi pernapasan dan seringkali mengalami kekebalan terhadap obat antibiotik
  • Mycobacterium abscessus (M. abscessus) adalah bakteri yang menyebabkan infeksi paru-paru, kulit, dan jaringan lunak
  • Pseudomonas aeruginosa (P.aeruginosa) adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia dan sepsis pada orang dengan fibrosis kistik maupun orang yang sehat


Semua kuman tersebut sangat berisiko memperparah kondisi penderita cystic fibrosis, serta menjadi sumber infeksi silang (infeksi yang ditularkan antar sesama penderita fibrosis kistik).


Secara sederhana bisa dijelaskan seperti ini, jika salah satu penderita cystic fibrosis mengalami infeksi paru-paru akibat bakteri tertentu yang resisten, kemudian ia melakukan kontak fisik dengan penderita lainnya, maka kuman tersebut bisa menular dengan mudah dan menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah. Infeksi ini bahkan membuat penderitanya mengalami gagal napas.


Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK


Bolehkah Penderita Cystic Fibrosis Berkomunikasi Satu Sama Lain?

Lalu, apakah penderita cystic fibrosis tidak boleh berkomunikasi dengan penderita lainnya? Jawabannya adalah boleh-boleh saja. Namun, sebaiknya penderita cystic fibrosis pastikan untuk menjaga jarak setidaknya sejauh 2 meter, untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi silang. 


Jadi, bisa disimpulkan bahwa penderita cystic fibrosis tidak boleh saling bersentuhan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka yang menderita penyakit ini. Melalui sentuhan, kuman yang ada di dalam tubuh masing-masing penderita cystic fibrosis bisa berpindah atau menular, dan menyebabkan infeksi silang.


Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang efektif bagi fibrosis kistik. Pengobatan cystic fibrosis bertujuan untuk mengelola kondisi ini. Oleh sebab itu, penderita fibrosis kistik sebaiknya rutin melakukan kontrol ke dokkter spesialis, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.


Jika Anda mengalami gejala cystic fibrosis atau memiliki riwayat orang tua yang mengidap penyakit ini, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan demikian, dokter bisa menangani fibrosis kistik beserta komplikasinya, yang mungkin telah terjadi.


Selain itu, pasangan suami istri yang menderita cystic fibrosis atau memiliki keluarga yang menderita penyakit ini perlu menjalani tes genetik sebelum merencanakan program kehamilan. Dokter mungkin akan menyarankan tes genetik (gen CFTR) untuk menilai risiko keturunannya mengalami cystic fibrosis. Dengan demikian, dokter bisa menyarankan rencana penanganan yang sesuai.


Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan



FAQ


Bisakah Penderita Fibrosis Kistik Menyentuh Orang Lain?

Penderita fibrosis kistik boleh menyentuh orang lain, tetapi harus tetap berhati-hati. Meskipun penyakit fibrosis kistik tidak akan ditularkan kepada orang lain, justru si penderita fibrosis kistik lah yang berisiko tertular penyakit. Sebab, penderita fibrosis kistik lebih rentan terkena infeksi. Oleh sebab itu, penderita fibrosis kistik harus menjaga kebersihan diri setelah menyentuh atau bersentuhan dengan orang lain.


Apa Saja Pantangan Bagi Penderita Fibrosis Kistik?

Pantangan utama bagi penderita fibrosis kistik antara lain, berpaparan dengan asap rokok, polusi, dan lingkungan yang kotor serta berdebu. Selain itu, penderita fibrosis kistik juga harus menghindari kontak dengan sesama penderita maupun orang yang sedang terinfeksi, terutama infeksi saluran pernapasan.


Apa Komplikasi Paling Umum dari Fibrosis Kistik?

Komplikasi pada sistem pernapasan yang dapat terjadi pada penderita fibrosis kistik meliputi infeksi saluran pernapasan berulang, kerusakan paru-paru permanen, hingga gagal napas. Semua komplikasi ini terjadi karena penipisan dinding saluran pernapasan.


Sedangkan bila terjadi pada saluran cerna, cystic fibrosis akan mengganggu proses saluran pembawa enzim pencernaan dan mengganggu fungsi usus halus tubuh penderita. Akibatnya, terjadi komplikasi pada sistem pencernaan, yakni gangguan saluran pencernaan menyerap nutrisi (malabsorpsi) dan kekurangan nutrisi.


Apa Penyebab Infeksi Paling Umum pada Pasien Fibrosis Kistik?

Infeksi paling umum pada pasien fibrosis kistik disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa dan jamur Aspergillus fumigatus yang menyerang sistem pernapasan. Penderita fibrosis kistik sangat rentan terkena infeksi saluran pernapasan, karena memiliki lendir yang lebih kental sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri berkembang.




Referensi:

  1. Chen Q, Shen Y, Zheng J. A review of cystic fibrosis: Basic and clinical aspects. Animal models and experimental medicine. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8446696/). Diakses pada 18 April 2025.
  2. National Health Service UK. Cystic fibrosis. (https://www.nhs.uk/conditions/cystic-fibrosis/). Direvisi terakhir 28 Februari 2025. Diakses pada 18 April 2025. 
  3. Mayo Clinic. Cystic Fibrosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystic-fibrosis/symptoms-causes/syc-20353700). Direvisi terakhir 7 Desember 2024. Diakses pada 18 April 2025.
  4. Healthline. Why Can’t People With Cystic Fibrosis Be Together? (https://www.healthline.com/health/why-cant-cystic-fibrosis-patients-be-together). Direvisi terakhir 15 Oktober 2024. Diakses pada 18 April 2025.
  5. Healthline. Tips for Reducing Your Risk of Cross-Infections with Cystic Fibrosis. (https://www.healthline.com/health/cystic-fibrosis/cross-infection-reduce-risk). Direvisi terakhir. Diakses pada 18 April 2025.