Mata Merah pada Anak, Pahami Penyebab dan Penanganannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 26 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mata merah pada anak umumnya tidak berbahaya. Namun, mata merah pada anak tetap perlu ditangani agar keluhan cepat membaik dan tidak mengganggu kenyamanannya.

Mata Merah pada Anak, Pahami Penyebab dan Penanganannya

Terjadinya mata merah pada anak sering kali disebabkan oleh kebiasaan menyentuh mata dengan tangan yang tidak bersih. Walaupun sebagian kasus dapat sembuh sendiri, orang tua perlu waspada jika mata merah muncul di kedua mata atau menyebabkan mata lengket, karena kondisi ini bisa menandakan infeksi yang memerlukan penanganan medis.


Apa Itu Mata Merah pada Anak?

Mata merah pada anak adalah kondisi ketika bagian putih mata (sklera) tampak kemerahan akibat pelebaran atau peradangan pembuluh darah. Kondisi ini bisa saja terjadi karena iritasi ringan, tetapi bisa juga terjadi sebagai tanda adanya gangguan kesehatan mata yang lebih serius. Contohnya saja konjungtivitis atau blefaritis, yang perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi.


Baca juga: Mata Bengkak pada Anak, Ketahui Penyebab Hingga Cara Mengatasinya



Gejala Mata Merah pada Anak

Anak mungkin belum bisa mengungkapkan keluhan secara jelas, sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda mata merah yang bisa diamati. Gejala yang umumnya muncul meliputi:


  • Bagian putih mata si kecil tampak berwarna merah atau merah muda
  • Anak sering mengucek atau memegang mata
  • Kelopak mata tampak bengkak, yang banyak dilihat sebagai mata bengkak
  • Mata berair 
  • Ada cairan kental berwarna putih, kuning, atau kehijauan yang keluar dari mata, maupun kotoran mata (belekan) yang menumpuk
  • Air mata terus keluar
  • Mata terlihat lengket atau sulit dibuka, terutama setelah bangun tidur
  • Anak terlihat tidak nyaman saat melihat cahaya terang
  • Anak jadi lebih rewel, terutama saat area mata terganggu, yang merupakan salah satu pertanda bahwa ia mengalami sakit mata


Baca juga: Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil


Penyebab Mata Merah pada Anak

Penyebab mata merah pada anak beragam, antara lain:


  • Iritasi ringan, seperti debu, asap, atau sabun yang masuk ke mata
  • Alergi, yang bisa dipicu oleh serbuk sari, dan disertai gejala alergi berupa mata gatal, berair, dan bengkak
  • Infeksi, seperti konjungtivitis (radang selaput mata) atau blefaritis (radang kelopak mata)
  • Cedera pada mata, termasuk luka pada kornea (ulkus kornea) akibat benturan atau goresan ringan


Faktor Risiko Mata Merah pada Anak

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko anak mengalami mata merah:


  • Sering menyentuh atau mengucek mata tanpa cuci tangan, bahkan saat tangan masih kotor
  • Terlalu lama berada dalam ruangan ber-AC atau dalam ruangan yang kadar kelembabannya rendah
  • Memiliki alergi
  • Memiliki penyakit atau kelainan sistem kekebalan tubuh, terutama sistem imun yang lemah
  • Terpapar dengan teman sebaya yang juga mengalami keluhan serupa, termasuk teman di sekolah, tempat penitipan anak, maupun lingkungan tempat tinggal
  • Menggunakan sabun, sampo, atau produk perawatan tubuh yang bersifat iritatif


Baca juga: Mengenal Katarak Kongenital, Salah Satu Penyebab Gangguan Penglihatan pada Bayi


Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian kasus mata merah pada anak dapat membaik dengan sendirinya. Namun, jika kondisi ini semakin parah atau gejalanya tidak kunjung membaik dalam dua hari, segera periksakan anak ke dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mengatasinya.


Selain itu, segera bawa anak ke dokter jika mata merah terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun ataupun disertai dengan kondisi berikut:


  • Demam
  • Mata merah muncul setelah anak mengalami cedera
  • Mual dan muntah
  • Anak merasa kesakitan pada area mata
  • Anak terlihat sulit melihat dengan jelas
  • Ada benda asing yang terlihat menempel di mata
  • Anak terlihat tidak nyaman saat melihat cahaya
  • Keluar cairan kental dari mata, berwarna putih, kuning, atau kehijauan


Baca juga: Mengenal Apa itu Infeksi, Mulai dari Cara Penularan hingga Cara Pencegahannya



Diagnosis Mata Merah pada Anak

Untuk mengetahui penyebab mata merah pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan langsung pada mata. Dokter juga biasanya akan menanyakan gejala lain yang dialami anak, seperti demam, gatal, atau gangguan penglihatan, serta riwayat alergi jika ada.


Jika mata anak mengeluarkan cairan kental, dokter mungkin akan mengambil sampel cairan tersebut untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat membantu memastikan apakah terjadinya mata merah akibat infeksi virus, bakteri, atau kondisi lain.


Penanganan Mata Merah pada Anak

Cara mengatasi mata merah pada anak akan disesuaikan dengan penyebab dan derajat keparahannya. Dokter juga akan mempertimbangkan kondisi kesehatan anak untuk memutuskan penanganan yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa penanganan mata merah pada anak yang dilakukan:


  1. Obat antihistamin berupa obat mata tetes maupun salep untuk meredakan gejala seperti mata gatal atau berair
  2. Obat antibiotik dalam bentuk obat tetes mata maupun salep mata untuk mengatasi infeksi bakteri.


Selain pengobatan medis, dokter juga akan menganjurkan beberapa tips berikut ini untuk mengoptimalkan proses pengobatan mata merah pada anak:


  • Mengompres mata anak dengan kain hangat atau dingin untuk mengurangi rasa tidak nyaman
  • Membersihkan mata yang berkerak atau lengket dengan kapas atau kasa steril yang dibasahi air hangat
  • Memastikan anak untuk menjaga kebersihan tangan
  • Memastikan anak untuk tidak mengucek mata
  • Mengusahakan anak untuk tetap berada di rumah jika mata merah disebabkan oleh infeksi, guna mencegah penularan


Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya


Komplikasi Mata Merah pada Anak

Jika tidak ditangani dengan baik, mata merah pada anak berisiko menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:


  • Infeksi yang menyebar ke jaringan mata lainnya, termasuk kornea atau kelopak mata
  • Penglihatan kabur yang bisa berakibat pada gangguan penglihatan akibat peradangan yang menetap
  • Pembentukan jaringan parut pada mata, terutama jika anak terus mengucek mata atau infeksi berlangsung lama


Baca juga: Alergi Makanan pada Bayi, Ini Informasi yang Perlu Diketahui oleh Orang Tua


Pencegahan Mata Merah pada Anak

Untuk mengurangi risiko mata merah, orang tua bisa melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:


  • Ajarkan anak mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum menyentuh wajah atau mata
  • Ingatkan anak untuk tidak mengucek mata, meskipun terasa gatal
  • Hindari paparan iritan, seperti asap rokok, debu, atau alergen yang bisa memicu reaksi alergi di mata
  • Gunakan humidifier jika udara di rumah terlalu kering, terutama saat menggunakan AC
  • Jangan berbagi handuk, bantal, atau perlengkapan pribadi dengan anak, untuk mencegah penularan infeksi
  • Cuci sarung bantal dan seprai secara berkala agar tetap bersih dan bebas kuman
  • Pilih produk sabun dan sampo yang lembut di mata dan bebas bahan kimia yang bersifat iritatif


Mata merah pada anak memang sering terjadi dan umumnya tidak berbahaya. Namun, penting bagi orang tua untuk tetap waspada, terutama jika disertai gejala lain atau tidak membaik dalam beberapa hari. Dengan penanganan yang tepat sejak awal, risiko komplikasi bisa dicegah dan anak bisa kembali merasa nyaman.


Jika Anda khawatir dengan kondisi mata merah pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter spesialis di RS Pondok Indah yang berpengalaman akan membantu mencari tahu penyebab mata merah pada anak dan penanganan yang sesuai, sehingga hasil pengobatan lebih optimal.


Baca juga: Anak Kekurangan Zat Besi, Atasi dengan Asupan Gizi yang Optimal



FAQ


Kenapa Mata Anak Tiba-Tiba Merah?

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan mata merah pada anak, seperti:


  • Infeksi, baik infeksi bakteri maupun virus
  • Iritasi
  • Alergi
  • Mata lelah
  • Cedera


Penyebabnya cukup beragam, jadi penting untuk memperhatikan gejala lain yang mungkin muncul. Jangan lupa juga untuk membawa si Kecil ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.


Mata Merah pada Anak Apa Bisa Sembuh Sendiri?

Dalam beberapa kasus, mata merah pada anak dapat sembuh sendiri, tergantung pada penyebabnya. Jika mata merah disebabkan iritasi atau alergi ringan biasanya akan membaik sendiri dalam beberapa jam. Namun, jika merah disebabkan infeksi atau cedera, maka ia membutuhkan pengobatan lanjutan dari dokter spesialis anak.


Mata Merah pada Anak Apakah Berbahaya?

Mata merah pada anak bisa menandakan adanya kondisi medis yang berbahaya, terutama bila tidak ditangani. Kondisi ini dianggap berbahaya jika disebabkan oleh infeksi serius dan cedera.


Apabila mata merah pada anak disertai nyeri hebat, pembengkakan, penglihatan terganggu, atau sensitivitas terhadap cahaya, segera bawa si Kecil ke dokter spesialis anak di rumah sakit cabang terdekat.




Referensi:

  1. Mahoney, M. J., Bekibele, R., et al. Pediatric conjunctivitis: a review of clinical manifestations, diagnosis, and management. Children. 2023. (https://www.mdpi.com/2227-9067/10/5/808). Diakses pada 16 Juni 2025.
  2. Honkila, M., Koskela, U., et al. Effect of Topical Antibiotics on Duration of Acute Infective Conjunctivitis in Children A Randomized Clinical Trial and a Systematic Review and Meta-analysis. JAMA network open. 2022. (https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2797026#248629770). Diakses pada 16 Juni 2025.
  3. Centers for Disease Control and Prevention. Tyoes of Bacterial Conjunctivitis. (https://www.cdc.gov/conjunctivitis/hcp/clinical-overview/bacterial-types.html). Direvisi terakhir 24 April 2024. Diakses pada 16 Juni 2025.
  4. Cleveland Clinic. Red Eye. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17690-red-eye). Direvisi terakhir 23 Januari 2023. Diakses pada 16 Juni 2025.
  5. Mayo Clinic. Pink eye (conjunctivitis). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pink-eye/symptoms-causes/syc-20376355). Direvisi terakhir 10 Januari 2025. Diakses pada 16 Juni 2025.