Mengenal Metode Bayi Tabung ICSI & IMSI: Tingkatkan Peluang Keberhasilan IVF

Jumat, 01 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

ICSI & IMSI bantu atasi gangguan kesuburan dengan menyuntikkan sperma ke sel telur. IMSI lebih teliti berkat pembesaran mikroskop, meningkatkan peluang kehamilan.

Mengenal Metode Bayi Tabung ICSI & IMSI: Tingkatkan Peluang Keberhasilan IVF

Dalam bidang reproduksi berbantu, seperti in-vitro fertilization (IVF), terdapat berbagai teknologu baru yang dapat dimanfaatkan dalam membantu pasangan yang mengalami masalah gangguan kesuburan. Di antaranya adalah teknik Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dan Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI).


Kedua metode ini melibatkan proses pemilihan dan penyuntikan sperma langsung ke dalam sel telur, tetapi dengan teknik yang lebih teliti, yakni dengan menggunakan pembesaran mikroskop. Sama-sama efektif membantu meningkatkan peluang kehamilan. Lantas, apa perbedaan utama di antara kedua teknik ini? 


Mengenal ICSI dan IMSI

Pada program IVF konvensional, sperma dan sel telur akan dipertemukan dalam wadah kultur, sehingga sperma secara alami membuahi ovum. Namun, prosedur konvensional ini sangat bergantung pada kualitas sperma (khususnya motilitas sperma) yang cukup untuk mencapai dan membuahi ovum.


Pada kasus di mana motilitas sel sperma kurang baik, maka dibutuhkan teknologi bantuan untuk meningkatkan keberhasilan program bayi tabung. Di sinilah teknik ICSI dan IMSI hadir sebagai solusinya.


Baca juga: Operasi Pengambilan Sperma: Harapan untuk Pria dengan Azoospermia


Apa itu ICSI?

ICSI adalah prosedur di mana satu sperma terpilih disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Pada teknik ini, sperma dipilih menggunakan mikroskop dengan pembesaran sekitar 400 kali. Teknik ini sering digunakan pada kasus-kasus dimana pria mengalami kelainan sperma, seperti oligospermia ( jumlah sperma yang rendah) atau asthenozoospermia (gerak sperma yang lambat).


Keunggulan utama ICSI adalah kemampuannya untuk menggunakan sperma yang lebih sedikit, tetapi berkualitas. Teknik ini sangat bermanfaat untuk kasus-kasus di mana produksi sperma sangat terbatas, seperti pada pasien dengan azoospermia (tidak adanya sperma dalam cairan ejakulasi).


Apa itu IMSI?

IMSI sendiri merupakan pengembangan metode ICSI yang menggunakan pembesaran mikroskop hingga 6000 kali. Teknologi ini memungkinkan para embriolog untuk memeriksa struktur sperma secara lebih detail, termasuk bagian kepala, leher, dan ekor sperma. Jadi, embriolog dapat melakukan seleksi sperma berdasarkan morfologi atau bentuknya secara lebih detail dan akurat.


Teknik IMSI sangatlah bermanfaat untuk menyeleksi sperma terbaik untuk membuahi sel telur. IMSI terutama bermanfaat untuk kasus pria dengan kelainan sperma berat seperti teratozoospermia, di mana bentuk sperma abnormal lebih dominan.


Baca juga: Mengenal Proses Transfer Embrio, Tahapan Terakhir Proses IVF



Perbedaan ICSI dan IMSI

Perbedaan mendasar antara ICSI dan IMSI terletak pada detail seleksi sperma. Pada ICSI, sperma dipilih berdasarkan pengamatan dengan pembesaran mikroskop 400 kali, sehingga hanya fitur dasar yang dapat terlihat. Sedangkan pada IMSI, sperma diperiksa dengan lebih rinci menggunakan pembesaran 6000 kali, sehingga embriolog dapat mendeteksi potensi kelainan atau kerusakan sperma yang mungkin tidak terlihat pada ICSI.


Dengan IMSI, embriolog dapat melihat morfologi sperma dengan lebih detail, mulai dari kepala hingga ekor, memungkinkan seleksi yang lebih akurat. Hal ini penting dalam meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, terutama pada pasien dengan kualitas sperma yang kurang baik.


Baca juga: Mengenal Peran Akupunktur untuk Menangani Program Hamil dan Infertilitas


Kapan ICSI dan IMSI Digunakan?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, teknik ICSI dan IMSI biasanya digunakan pada kasus-kasus gangguan kesuburan pria yang disebabkan oleh kelainan sperma.


ICSI seringkali menjadi pilihan pertama pada kasus-kasus seperti oligospermia, asthenozoospermia, atau pada pasangan yang mengalami kegagalan bayi tabung konvensional.


Sementara IMSI lebih disarankan pada kasus-kasus kelainan sperma berat seperti teratozoospermia atau pada pria dengan tingkat fragmentasi DNA sperma yang tinggi.


Selain itu, IMSI dapat dilakukan pada pasangan yang telah menjalani bayi tabung atau ICSI tetapi mengalami kegagalan dalam implantasi embrio atau kualitas embrio yang buruk. Meskipun IMSI menawarkan potensi yang lebih tinggi dalam hal seleksi sperma, durasi prosedurnya lebih lama dan biayanya lebih tinggi dibandingkan dengan ICSI.


Tidak semua klinik reproduksi berbantu menawarkan layanan teknik ICSI dan IMSI. Di RS Pondok Indah IVF Centre, teknik ICSI dan IMSI dapat dilakukan, bergantung pada kondisi setiap pasangan.


Baca juga: Bagaimana PGT-A Menjamin Kualitas Embrio dan Mencegah Kelainan Genetik


Apakah IMSI Lebih Baik daripada ICSI?

Meskipun IMSI menawarkan keuntungan dalam hal detail seleksi sperma, tidak semua kasus gangguan kesuburan memerlukan teknik ini. Dalam banyak kasus, ICSI sudah cukup untuk meningkatkan peluang keberhasilan program hamil.


Penelitian menunjukkan bahwa IMSI dapat memberikan sedikit keunggulan dalam meningkatkan angka pembuahan dan kualitas embrio, terutama pada kasus-kasus dengan kelainan sperma yang signifikan. Namun, untuk kasus-kasus gangguan kesuburan umum, tingkat keberhasilan program kehamilan antara ICSI dan IMSI tidak signifikan. Oleh karena itu, pemilihan antara ICSI dan IMSI sangat bergantung pada kondisi spesifik pasien.


Baik ICSI maupun IMSI, keduanya adalah metode yang efektif dalam membantu pasangan yang mengalami kesulitan untuk memiliki momongan. ICSI adalah pilihan yang lebih umum dan banyak digunakan, sedangkan IMSI cocok untuk kasus- kasus spesifik yang memerlukan seleksi sperma lebih spesifik.


Bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan dan tengah mempertimbangkan untuk menjalani metode bayi tabung, berkonsultasilah dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas di RS Pondok Indah IVF Centre untuk menentukan metode mewujudkan mimpi miliki buah hati yang paling sesuai. Sebab, setiap pasangan memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, dan solusi terbaik akan bergantung pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter.


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF



FAQ


Apakah ICSI dan IMSI Dibutuhkan Bersama-Sama?

ICSI dan IMSI tidak selalu dibutuhkan bersamaan. ICSI umumnya digunakan dalam kasus oligospermia, asthenozoospermia, atau pada pasangan yang mengalami kegagalan dalam IVF konvensional. Sementara IMSI lebih disarankan pada kasus-kasus kelainan sperma berat, seperti teratozoospermia atau pada pria dengan tingkat fragmentasi DNA sperma yang tinggi.


Dalam beberapa kasus, teknik IMSI dapat digunakan berbarengan dengan teknik ICSI. Namun, tidak semua kasus memerlukan keduanya bersamaan, penggunaan kedua teknik tersebut tergantung kondisi sperma dan kebutuhan klinis pasangan.


Apakah IMSI Bisa Meningkatkan Keberhasilan IVF?

IMSI dapat meningkatkan keberhasilan IVF pada kasus tertentu, terutama saat kualitas sperma sangat rendah atau terdapat masalah pada morfologi sperma. Teknik ini memungkinkan pemilihan sperma dengan kualitas lebih baik, karena menggunakan mikroskop dengan pembesaran tinggi, sehingga sperma yang dipilih lebih sehat dan kurang memiliki kelainan.


Meski demikian, pada kasus sperma normal, teknik IMSI tidak akan meningkatkan potensi keberhasilan secara signifikan. Oleh sebab itu, penggunaan teknik IMSI harus dipertimbangkan secara spesifik dan berdasarkan saran dokter spesialis IVF dan fertilitas.


Kapan ICSI Digunakan dalam Program Bayi Tabung?

ICSI biasanya digunakan saat terjadi masalah fertilisasi, seperti kualitas sperma yang rendah, volume sperma rendah, atau tidak ada sperma dalam ejakulasi (azoospermia). Teknik ICSI juga dapat disarankan apabila pasangan memiliki riwayat kegagalan fertilisasi sebelumnya dengan metode IVF konvensional.


Kapan IMSI Digunakan dalam Program Bayi Tabung?

IMSI digunakan pada kasus di mana diperlukan seleksi sperma yang sangat teliti, seperti pada pria dengan masalah morfologi sperma yang ekstrem atau tingkat fragmentasi DNA sperma yang tinggi. Selain itu, IMSI juga dipakai pada kasus infertilitas yang kompleks, di mana pemilihan sperma yang optimal diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.