Bagi sebagian orang aneurisma mungkin terdengar asing. Padahal, kasus ini cukup sering terjadi. Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah akibat ada lapisan dinding yang lemah. Di saat tekanan darah tinggi, bagian dinding yang lemah ini akan terdorong sehingga membentuk semacam benjolan. Aneurisma umumnya terjadi pada pembuluh darah nadi, meski pada kasus tertentu juga ditemukan pada pembuluh darah balik, dan dapat terjadi di semua bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Penyebab aneurisma
Aneurisma dapat terjadi karena penyebab alami dan trauma.
Alami
Trauma
Terjadi karena patah tulang yang kemudian melukai pembuluh darah hingga bocor. Darah lalu mengalir ke jaringan otot di sekitar tulang yang kemudian membentuk gumpalah darah. Aneurisma ini disebut aneurisma palsu (pseudoaneurysm).
Bentuk aneurisma
Aneurisma memiliki dua bagian. Bagian yang menempel pada pembuluh darah disebut leher aneurisma, sementara bagian yang lain disebut bodi aneurisma. Berdasarkan bentuk lehernya, anerisma dibedakan menjadi tiga:
Masing-masing aneurisma memiliki penanganan yang berbeda. Untuk leher sempit, bisa dilakukan dengan memasang klip pada bagian leher aneurisma (clipping) atau memasukkan kumparan kawat sehingga darah tidak dapat lagi masuk ke bagian bodi aneurisma (colling). Sementara, untuk kasus wide neck dan fusiform aneurysm, penanganannya bisa dilakukan dengan pemasangan ring.
Agar aneurisma tidak pecah
Keberadaan aneurisma dapat dicurigai dari terjadinya gangguan yang berulang di bagian tubuh tertentu. Jika terdapat di kepala, penderita akan mengalami gangguan seperti pusing, migrain, atau vertigo. Untuk memastikannya, pemeriksaan non-invasif, seperti MRI, bisa menjadi pilihan. Untuk pemeriksaan MRI, RS Pondok Indah Group sudah menggunakan teknologi terbaru, yaitu MRI 3 Tesla Skyra.
Adanya aneurisma tidak harus ditindaklanjuti dengan terapi. Yang terpenting adalah menjaga agar benjolan tidak pecah. Pecahnya aneurisma umumnya tidak mengancam nyawa, kecuali jika terdapat di pembuluh darah besar perut, tapi bukan berarti dapat diabaikan karena tentu memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Aneurisma dapat pecah akibat tekanan darah yang tinggi. Umumnya, hal ini dipicu oleh emosi yang tidak stabil. Misalnya saja emosi yang berlebih, seperti tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang mendalam.
Agar terhindar dari dampak negatif akibat pecahnya aneurisma, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:
Spesialis Radiologi Konsultan Diagnostik dan Intervensi
RS Pondok Indah - Puri Indah