Close
Close Language Selection
Health Articles

Benjolan pada Saluran Darah

Sabtu, 30 Mar 2019
Benjolan pada Saluran Darah

Bagi sebagian orang aneurisma mungkin terdengar asing. Padahal, kasus ini cukup sering terjadi. Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah akibat ada lapisan dinding yang lemah. Di saat tekanan darah tinggi, bagian dinding yang lemah ini akan terdorong sehingga membentuk semacam benjolan. Aneurisma umumnya terjadi pada pembuluh darah nadi, meski pada kasus tertentu juga ditemukan pada pembuluh darah balik, dan dapat terjadi di semua bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.

Penyebab aneurisma

Aneurisma dapat terjadi karena penyebab alami dan trauma.

Alami 

  • Merupakan bawaan lahir yang kemudian membesar seiring bertambahnya usia. Biasanya terjadi pada wanita di usia 30-50 tahun. Hal ini mungkin dipengaruhi faktor hormonal akibat penggunaan alat kontrasepsi seperti pil dan suntik.
  • Infeksi pembuluh darah yang menyebabkan melemahnya dinding pembuluh darah.
  • Adanya plak pada pembuluh darah yang membuat pembuluh darah kehilangan kelenturan. Pada bagian perbatasan antara plak dengan pembuluh darah, terjadi retakan yang kemudian memungkinkan darah masuk melaluinya. Kasus ini disebut aneurisma karena diseksi. Biasanya terjadi saat usia lanjut.

Trauma

Terjadi karena patah tulang yang kemudian melukai pembuluh darah hingga bocor. Darah lalu mengalir ke jaringan otot di sekitar tulang yang kemudian membentuk gumpalah darah. Aneurisma ini disebut aneurisma palsu (pseudoaneurysm).

Bentuk aneurisma

Aneurisma memiliki dua bagian. Bagian yang menempel pada pembuluh darah disebut leher aneurisma, sementara bagian yang lain disebut bodi aneurisma. Berdasarkan bentuk lehernya, anerisma dibedakan menjadi tiga:

  1. Leher sempit
  2. Leher lebar (wide neck aneurysm)
  3. Menyeluruh di lingkar dinding pembuluh darah (fusiform aneurysm)

Masing-masing aneurisma memiliki penanganan yang berbeda. Untuk leher sempit, bisa dilakukan dengan memasang klip pada bagian leher aneurisma (clipping) atau memasukkan kumparan kawat sehingga darah tidak dapat lagi masuk ke bagian bodi aneurisma (colling). Sementara, untuk kasus wide neck dan fusiform aneurysm, penanganannya bisa dilakukan dengan pemasangan ring.

Agar aneurisma tidak pecah

Keberadaan aneurisma dapat dicurigai dari terjadinya gangguan yang berulang di bagian tubuh tertentu. Jika terdapat di kepala, penderita akan mengalami gangguan seperti pusing, migrain, atau vertigo. Untuk memastikannya, pemeriksaan non-invasif, seperti MRI, bisa menjadi pilihan. Untuk pemeriksaan MRI, RS Pondok Indah Group sudah menggunakan teknologi terbaru, yaitu MRI 3 Tesla Skyra.

Adanya aneurisma tidak harus ditindaklanjuti dengan terapi. Yang terpenting adalah menjaga agar benjolan tidak pecah. Pecahnya aneurisma umumnya tidak mengancam nyawa, kecuali jika terdapat di pembuluh darah besar perut, tapi bukan berarti dapat diabaikan karena tentu memberikan dampak negatif bagi tubuh.

Aneurisma dapat pecah akibat tekanan darah yang tinggi. Umumnya, hal ini dipicu oleh emosi yang tidak stabil. Misalnya saja emosi yang berlebih, seperti tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang mendalam.

Agar terhindar dari dampak negatif akibat pecahnya aneurisma, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. menjaga kestabilan emosi
  2. menjaga kestabilan tekanan darah
  3. melakukan pemeriksaan secara berkala

dr. Andi Darwis, Sp. Rad., Subsp. RI (K)

Spesialis Radiologi Konsultan Diagnostik dan Intervensi
RS Pondok Indah - Puri Indah

HEALTHY CORNER More Health Articles


Health Articles Selasa, 19 Peb 2019

Persiapan Menyusui Bagi Calon Ibu

Read More
Health Articles Selasa, 10 Des 2019

Menyiapkan Asupan Pertama untuk Si Kecil

Read More
Health Articles Rabu, 05 Des 2018

Berapa Langkah yang Anda Tempuh Hari Ini?

Read More
Call Ambulance Call Ambulance
Find a Doctor Find a Doctor