MRI jantung adalah prosedur untuk mendiagnosis berbagai masalah jantung, seperti gangguan pada aorta, kelainan otot jantung, penyakit katup, hingga kerusakan jaringan.
MRI atau magnetic resonance imaging merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi di dalam tubuh yang menggunakan medan magnet dan gelombang radiofrekuensi. Teknologi ini memungkinkan dokter melihat gambaran organ dan struktur di dalam tubuh, termasuk jantung, dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Dengan begitu, kondisi pasien dapat terlihat dengan lebih akurat.
Prosedur MRI jantung menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan informasi detail tentang kondisi jantung tanpa prosedur invasif yang menyebabkan bekas luka. Seiring meningkatnya jumlah kasus penyakit jantung, kebutuhan akan pemeriksaan yang akurat seperti MRI pun makin tinggi. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter untuk mengidentifikasi masalah jantung dan menentukan langkah pengobatan yang tepat.
MRI jantung adalah prosedur pemeriksaan yang non-invasif dan tanpa radiasi, berbeda dengan pemeriksaan lain seperti kateterisasi jantung atau CT scan.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dapat merekomendasikan pemeriksaan MRI untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis. Beberapa di antaranya meliputi:
Baca juga: 5 Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring Jantung
MRI jantung biasanya dilakukan pada tiga kelompok pasien yang mengalami permasalahan pada jantung, yaitu:
Pemeriksaan MRI dilakukan jika pasien sebelumnya telah didiagnosis mengalami penyempitan atau penyumbatan arteri koroner melalui CT scan koroner atau kateterisasi jantung. Tujuannya adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya kekurangan aliran darah ke otot jantung, yang bisa menjadi penyebab nyeri dada atau gejala lainnya.
Pasien yang memiliki gangguan irama jantung mungkin membutuhkan MRI untuk mendeteksi penyakit infiltratif pada otot jantung, seperti amyloidosis atau hemokromatosis. Informasi ini penting untuk mempertimbangkan pemasangan alat pacu jantung.
Pada pasien gagal jantung yang tidak mengalami penyumbatan arteri koroner, MRI digunakan untuk mencari penyebab lain, seperti peradangan otot jantung (miokarditis) atau penyakit lainnya yang mengenai otot jantung secara langsung.
Baca juga: Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Screening Jantung
Secara umum, pemeriksaan MRI jantung aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, terdapat beberapa kondisi di mana pasien perlu berkonsultasi lebih lanjut atau bahkan menghindari pemeriksaan ini, seperti:
Pada beberapa kasus, pemeriksaan MRI jantung menggunakan dobutamin yang dapat menyebabkan jantung berdegup lebih kuat atau lebih cepat. Aliran darah pun meningkat dan rasa tidak nyaman seperti sesak. Pada kondisi ini, irama jantung dan tekanan darah selama pemeriksaan harus selalu dimonitor dan diawasi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: Nyeri Dada: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya
Agar pemeriksaan MRI jantung berjalan lancar, Anda perlu melakukan persiapan berikut:
Baca juga: Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Pemeriksaan MRI Jantung berlangsung sekitar 45 menit di ruang khusus dengan mesin MRI. Selama pemeriksaan:
Jika merasa tidak nyaman selama pemeriksaan, pasien dapat menggunakan mikrofon untuk berkomunikasi dengan dokter atau tenaga medis yang menjalankan pemeriksaan. Setelah pemeriksaan, pasien dapat membuat jadwal konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk mendapatkan penjelasan hasil MRI.
Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Kenali Gejalanya
MRI jantung (Magnetic Resonance Imaging) dapat membantu mendeteksi tanda-tanda gagal jantung. MRI jantung memberikan gambaran detail tentang struktur jantung, fungsi pompa, dan aliran darah. Teknologi ini memungkinkan dokter untuk mengevaluasi apakah ada kerusakan pada otot jantung, gangguan aliran darah, atau pembesaran jantung yang biasanya terjadi pada gagal jantung.
MRI dapat mendeteksi kerusakan otot atau aliran darah yang terganggu akibat penyumbatan. Namun, untuk melihat penyumbatan langsung pada arteri, biasanya diperlukan angiografi atau CT scan.
CT scan menggunakan sinar-X, lebih cepat, dan cocok untuk melihat tulang dan organ padat. Sementara itu, MRI menggunakan medan magnet dan gelombang radio, lebih detail untuk melihat jaringan lunak, seperti otak atau otot.
MRI jantung sangat akurat, dengan tingkat keakuratan sekitar 90–95% untuk mendeteksi masalah jantung, seperti kerusakan otot atau gangguan aliran darah.
MRI dengan kontras melibatkan penyuntikan zat kontras, seperti gadolinium, untuk meningkatkan visibilitas gambar, membantu mengidentifikasi masalah pada jaringan tubuh seperti tumor, infeksi, atau kelainan pembuluh darah. Sedangkan MRI tanpa kontras tidak menggunakan zat tambahan dan lebih umum digunakan untuk memeriksa struktur dasar tubuh seperti otak atau tulang. MRI tanpa cairan kontras cenderung lebih cepat dan aman bagi pasien dengan alergi terhadap zat kontras.