Seputar Pilek, Inilah yang Perlu Anda Ketahui

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 26 June 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pilek adalah kondisi ketika hidung meler, tersumbat, maupun bersin-bersin akibat infeksi virus atau alergi. Simak cara penanganan dan pencegahannya di sini!

Seputar Pilek, Inilah yang Perlu Anda Ketahui

Pilek terjadi saat jaringan yang melapisi bagian dalam hidung mengalami peradangan akibat infeksi virus, alergi, perubahan cuaca, zat iritan, perubahan hormon, atau efek samping obat tertentu. Dibandingkan orang dewasa, bayi dan anak-anak lebih sering mengalami pilek karena daya tahan tubuh yang masih belum sempurna. 


Apa Itu Pilek?

Pilek adalah sebuah gejala yang menandakan adanya gangguan pada saluran pernapasan atas. Kondisi ini basanya ditandai dengan keluarnya lendir encer hingga kental yang berwarna bening, kekuningan, atau kehijauan.


Normalnya, lendir diproduksi oleh kelenjar di dalam hidung untuk menjaga kelembapan saluran pernapasan dan mencegah masuknya kotoran atau kuman ke dalam paru-paru. Namun, saat partikel asing, seperti virus, kotoran, atau alergen, masuk ke dalam hidung, tubuh akan melindungi diri dengan memproduksi lebih banyak lendir hingga menyebabkan pilek. 


Baca juga: Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya



Gejala Pilek

Selain keluarnya lendir, gejala pilek juga dapat disertai dengan tanda lain, seperti: 


  • Bersin
  • Sakit tenggorokan 
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak enak badan 
  • Badan terasa pegal atau nyeri otot
  • Demam
  • Sakit kepala


Bayi dan anak-anak juga bisa mengalami gejala pilek disertai dengan jadi rewel, peningkatan produksi air liur, atau pembengkakan pada kelenjar getah bening. 


Baca juga: Periksa Batuk Pilek ke Dokter Apa?


Penyebab Pilek 

Penyebab pilek pada setiap orang beragam. Berikut ini adalah beberapa penyebab pilek yang paling umum:


1. Infeksi

Pilek bisa saja disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Namun, dari lebih dari 200 jenis virus penyebab pilek, termasuk coronavirus dan adenovirus, rhinovirus merupakan penyebab tersering terjadinya pilek.


2. Alergi 

Paparan alergen, seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan juga dapat memicu alergi, yang salah satu gejalanya adalah pilek. Saat terpapar alergen, tubuh akan melepaskan histamin yang membuat pembuluh darah di hidung melebar dan produksi lendir pun meningkat, sehingga penderitanya akan terkena pilek. 


3. Iritasi hidung

Selain alergi, paparan iritan, seperti asap rokok dan polusi udara juga bisa menyebabkan pilek. Hidung akan memproduksi lebih banyak lendir sebagai bentuk pertahanan terhadap zat iritan yang masuk. 


4. Paparan udara dingin atau kering

Paparan udara dingin atau kering bisa menyebabkan peradangan pada bagian dalam hidung. Hal ini dapat memicu gejala pilek, seperti meningkatnya produksi lendir, bersin, atau hidung tersumbat. 


5. Perubahan hormon 

Perubahan hormon, misalnya saat hamil atau memasuki masa pubertas, juga bisa menjadi penyebab seseorang terkena pilek. 


6. Efek samping obat

Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat pereda nyeri atau penurun darah tinggi, juga dapat menjadi penyebab pilek. Biasanya, pilek akibat efek samping obat ini ditandai dengan hidung tersumbat, yang akan membaik ketika konsumsi obat dihentikan.   


Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya


Kapan Harus ke Dokter?

Sebenarnya, pilek dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa pengobatan medis khusus. Namun, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter THT (telinga, hidung, tenggorokan) di RS Pondok Indah terdekat jika pilek tak kunjung sembuh lebih dari 10 hari dan disertai gejala lain, seperti:


  • Demam tinggi
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri di dahi atau di sekitar mata
  • Gejala batuk makin parah
  • Nyeri telinga
  • Sesak napas hingga kesulitan bernapas


Pilek yang tidak kunjung sembuh bisa menjadi gejala dari penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan dokter diperlukan untuk memastikan penyebab dan pengobatan yang lebih efektif untuk meringankan gejala bahkan menyembuhkan kondisi ini. 


Baca juga: Jadwal Dokter Spesialis THT Jakarta dan Tangerang



Diagnosis Pilek 

Untuk mendiagnosis penyakit yang berkaitan dengan pilek, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis) dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat kondisi hidung, tenggorokan, kelenjar getah bening di leher, serta paru-paru. 


Bila setelah pemeriksaan fisik dokter mencurigai adanya penyakit lain, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang, berupa: 


  • Swab test hidung atau tenggorokan, untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab infeksi, contohnya COVID-19
  • Rontgen dada, jika mencurigai adanya bronkitis atau pneumonia 


Baca juga: Cari Tahu Tips Pertolongan Pertama Demam Tinggi pada Orang Dewasa


Pengobatan Pilek 

Pilek umumnya akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus dalam waktu beberapa hari. Namun, dokter bisa meresepkan obat-obatan tertentu untuk meredakan gejala dan ketidaknyamanan yang muncul akibat pilek, dengan berberapa cara berikut ini:


  • Antihistamin, untuk mengatasi pilek yang disebabkan oleh alergi 
  • Ekspektoran, untuk mengencerkan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan
  • Dekongestan, untuk meredakan hidung meler dan tersumbat


Selain itu, agar tubuh cepat kembali fit atau meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi, ada beberapa cara untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dalam proses pemulihan pilek, yaitu:


  • Istirahat yang cukup 
  • Minum banyak cairan 
  • Menjaga kelembapan udara dalam ruangan 
  • Membilas hidung dengan larutan garam


Baca juga: Tips Menggunakan Antibiotik Secara Bijak


Komplikasi Pilek 

Dalam beberapa kasus, gejala pilek dapat menimbulkan komplikasi berupa:



Baca juga: Mengapa Vaksin Pneumonia Penting Bagi Anak dan Orang Dewasa?


Pencegahan Pilek 

Sebenarnya, pilek tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda bisa melakukan berbagai cara sederhana untuk meminimalkan risiko terjadinya pilek atau mengurangi potensi penularan pilek ke orang lain. Berikut ini adalah beberapa pencegahan pilek yang bisa dilakukan:


  • Menjaga kebersihan diri, termasuk mencuci tangan sebelum menyentuh wajah atau makanan, maupun memastikan kebersihan permukaan benda yang sering Anda sentuh, seperti gagang pintu, meja, atau kursi
  • Menjaga jarak dengan orang yang sedang pilek
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang 
  • Hentikan kebiasaan merokok
  • Berolahraga secara teratur
  • Menghindari pemicu alergi, termasuk menggunakan masker jika harus bekerja di ruangan yang berdebu
  • Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lipatan siku saat bersin


Meski merupakan kondisi yang umum terjadi, pilek tidak bisa diabaikan. Sebab pilek yang tidak kunjung sembuh bisa menandakan adanya kondisi medis tertentu yang membutuhkan perhatian lebih. Jadi, bila Anda atau orang terkasih mengalami pilek yang tidak kunjung membaik atau sangat parah, sebaiknya jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapat penanganan yang sesuai.


Selain pelayanan yang nyaman dan cepat, RS Pondok Indah telah dilengkapi dengan berbagai alat dengan teknologi terkini untuk menyembuhkan batuk yang Anda alami. Berbagai fasilitas ini juga kami hadirkan untuk mendukung pengetahuan serta kemampuan dokter spesialis kami, sehingga pengobatan yang diberikan bisa maksimal dan Anda lebih cepat pulih.


Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa



FAQ


Apakah Obat Semprot Hidung atau Nasal Spray Bisa untuk Pilek?

Nasal spray bisa membantu meredakan gejala pilek seperti hidung tersumbat. Obat semprot hidung yang mengandung dekongestan dapat membuat hidung menjadi lebih lega. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter dan tidak berlebihan, karena bisa menyebabkan efek samping seperti iritasi atau rebound congestion jika dipakai terlalu lama.


Apakah Minum Air Putih Bisa Menyembuhkan Pilek?

Minum air putih saja tidak secara langsung menyembuhkan pilek. Namun, minum air putih yang cukup dapat mendukung sistem imun tubuh dalam proses penyembuhan. Asupan cairan yang cukup dapat membantu menjaga kelembapan saluran pernapasan, mengencerkan lendir, dan mencegah dehidrasi.


Bagaimana Mengatasi Hidung Tersumbat Karena Pilek?

Hidung tersumbat karena pilek dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti:


  • Menghirup uap hangat
  • Minum obat pilek, baik yang dijual bebas maupun sesuai anjuran dokter
  • Menggunakan nasal spray dekongestan
  • Membersihkan saluran hidung dan berkumur dengan air garam hangat


Apakah Ingus Harus Dikeluarkan saat Pilek?

Mengeluarkan ingus saat pilek harus dilakukan untuk membantu melegakan hidung tersumbat yang membuat sulit bernapas saat pilek. Menahan ingus terlalu lama justru bisa menyebabkan tekanan di telinga dan sinus, membuat Anda merasa tidak nyaman.


Namun, jangan menghembus hidung terlalu keras saat mengeluarkan ingus. Sebab dapat menyebabkan tekanan pada telinga, bahkan kerusakan gendang telinga.




Referensi:

  1. Gao Y, Zhou J, et al,. Characteristics of upper respiratory tract rhinovirus in children with allergic rhinitis and its role in disease severity. Microbiology Spectrum. 2024. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38780281/). Diakses pada 13 Juni 2025. 
  2. Cleveland Clinic. Mucus. (https://my.clevelandclinic.org/health/body/mucus). Direvisi terakhir 20 September 2024. Diakses pada 13 Juni 2025.
  3. Cleveland Clinic. Rhinorrhea (Runny Nose). (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17660-runny-nose#care-and-treatment). Direvisi terakhir 28 Juli 2023. Diakses pada 13 Juni 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Common Cold. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12342-common-cold#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 7 Februari 2023. Diakses pada 13 Juni 2025. 
  5. Cleveland Clinic. Nasal Congestion. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17980-nasal-congestion#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 1 Juli 2022. Diakses pada 13 Juni 2025.
  6. Mayo Clinic. Common cold. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/diagnosis-treatment/drc-20351611). Direvisi terakhir 24 Mei 2023. Diakses pada 13 Juni 2025.