8 Pantangan Makanan untuk Penderita Sesak Napas yang Perlu Dihindari

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 02 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sesak napas bisa semakin parah dengan konsumsi makanan tertentu. Kenali apa saja pantangan yang sebaiknya dihindari untuk meringankan gejala dan mencegah kekambuhan.

8 Pantangan Makanan untuk Penderita Sesak Napas yang Perlu Dihindari

Sesak napas biasa dikeluhkan ketika seseorang merasa sulit bernapas atau napasnya terasa pendek. Gejala ini bisa muncul tiba-tiba atau maupun berangsur memburuk.


Kondisi ini umum dialami oleh penderita asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hingga orang dengan penyakit jantung. Stres dan paparan alergen juga bisa memicu sesak napas.


Selain faktor lingkungan dan kondisi medis, makanan tertentu juga dapat memperparah gejala sesak napas. Sebab beberapa jenis makanan dapat memicu peradangan, meningkatkan produksi gas, bahkan memengaruhi fungsi jantung maupun paru-paru.


Pantangan Makanan Penderita Sesak Napas

Agar gejala sesak napas tidak semakin parah dan tidak sering kambuh, penting untuk memperhatikan asupan makanan sehari-hari. Membatasi, bahkan menghindari, beberapa jenis makanan dapat membantu mengurangi keparahan sesak napas yang terjadi.


Berikut ini adalah daftar beberapa pantangan yang perlu dihindari oleh penderita sesak napas:


1. Makanan pemicu alergi

Bila Anda memiliki riwayat alergi, menghindari pemicu alergi merupakan upaya mengurangi sesak napas. Bila belum mengetahui pemicu alergi, sebaiknya Anda segera menjalani pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter dan menghindari berbagai jenis makanan yang berpotensi memicu alergi untuk sementara waktu.


Beberapa jenis makanan seperti susu, telur, kacang, atau makanan laut dapat memicu reaksi alergi makanan. Pada kondisi reaksi alergi parah (anafilaksis), penyempitan saluran pernapasan dapat terjadi dan memicu sesak napas. Kondisi ini bahkan menjadi salah satu pertanda bahwa penanganan medis perlu segera diberikan.


2. Makanan Olahan

Makanan olahan umumnya mengandung garam dan pengawet dalam jumlah tinggi. Konsumsi makanan olahan secara berlebih dapat menyebabkan penumpukan cairan, yang kemudian menambah beban kerja pada jantung dan paru-paru.


Kondisi ini dapat memperparah sesak napas, terutama pada penderita gagal jantung atau penderita penyakit paru kronis. Oleh sebab itu, makanan olahan sebaiknya dihindari penderita sesak napas.


Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK



3. Buah Kering

Buah kering merupakan salah satu pantangan makanan sesak napas. Sebab jenis makanan ini mengandung sulfit sebagai pengawet, yang dapat memicu reaksi alergi atau memperburuk gejala asma.


Selain itu, kandungan fruktosa dan serat larut yang tinggi juga dapat menyebabkan produksi gas berlebih di saluran cerna, sehingga perut terasa penuh (begah) dan sesak napas semakin parah.


4. Acar

Makanan yang diasamkan, seperti acar, mengandung cuka atau zat fermentasi yang berisiko memicu iritasi pada saluran napas. Pada sebagian orang, jenis makanan ini juga bisa meningkatkan produksi asam lambung atau memicu reaksi mirip alergi, yang akhirnya memperburuk gejala sesak napas.


5. Sayuran yang Mengandung Gas

Konsumsi sayuran memang baik untuk kesehatan. Namun penderita sesak napas, terutama yang dipicu oleh gangguan asam lambung, sebaiknya menghindari beberapa jenis sayuran.


Sayuran yang mengandung gas, seperti kol, brokoli, dan kubis, dapat memicu perut kembung dan menekan diafragma (otot pemisah dada dan rongga perut), sehingga sesak napas makin parah.


6. Makanan Tinggi Karbohidrat

Makanan pantangan sesak napas berikutnya adalah nasi putih, roti, atau pasta. Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan tinggi karbohidrat dapat memperberat kerja paru-paru, terutama pada penderita penyakit paru. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya, bahkan sesak napas makin parah.


Baca juga: Nyeri Dada: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya


7. Minuman Bersoda

Minuman bersoda dapat menyebabkan perut kembung dan menekan diafragma. Kondisi ini bisa membuat napas terasa lebih berat, terutama pada penderita gangguan paru-paru maupun penderita asma. Kandungan gula yang tinggi juga dapat memperburuk peradangan dalam tubuh, yang menyebabkan sesak napas.


8. Susu dan Produk Olahannya

Penderita sesak napas juga dianjurkan untuk menghindari susu dan produk olahannya, setidaknya untuk sementara waktu. Selain berpotensi memicu alergi, susu dan produk olahan susu dapat memicu produksi lendir berlebih di saluran pernapasan.


Kondisi tersebut berpotensi membuat Anda batuk parah hingga mengi dan sesak napas, terutama bagi penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).


Pantangan makanan bagi penderita sesak napas bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab sesak napas yang Anda alami, sehingga makanan penyebab sesak napas bisa diketahui dan dihindari.


Jadi konsultasikan kondisi ke dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah cabang terdekat ketika mengalami sesak napas, terutama yang berulang atau sudah mengganggu aktivitas. Dengan pemeriksaan dari dokter paru, Anda akan mendapatkan penanganan yang sesuai, termasuk pantangan makanan sesak napas.


Baca juga: 8 Rekomendasi Olahraga untuk Penderita Asma yang Aman Dilakukan



FAQ


Apa Saja yang Tidak Boleh Dimakan saat Sesak Napas?

Saat sesak napas atau menderita kondisi medis yang dapat menyebabkan sesak napas, disarankan untuk menghindari makanan, seperti berikut ini:


  • Makanan pemicu alergi, seperti kacang dan makanan laut
  • Makanan olahan
  • Makanan tinggi karbohidrat
  • Susu dan produk olahannya


Selain itu, hindari juga makanan yang sulit dicerna, seperti gorengan dan makanan berlemak tinggi, agar sesak napas tidak semakin parah.


Bisakah Makan Saat Sesak Napas?

Anda bisa makan saat sesak napas, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam porsi kecil. Sebaiknya, pilih makanan yang ringan dan mudah dicerna, seperti sup kaldu dan buah-buahan. Hindari makan dalam porsi besar karena dapat membebani sistem pencernaan yang juga membuat sesak napas.


Namun, jika sesak napas sangat parah atau disertai gejala lain, sebaiknya jangan makan apa-apa terlebih dahulu dan segera konsultasikan dengan dokter.




Referensi:

  1. Abdurrachim, R., & Chairunnisa, N. The role of sodium intake and liquid balance to overcoming breathing based on respiration rate (RR) on congestive heart failure (CHF) patients. Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics. 2021. (https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/1287). Diakses pada 30 Juni 2025.
  2. Cleveland Clinic. Dyspnea. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/16942-dyspnea). Direvisi terakhir 11 November 2025. Diakses pada 30 Juni 2025.
  3. Mayo Clinic. Fructose intolerance: Which foods to avoid? (https://www.mayoclinic.org/fructose-intolerance/expert-answers/faq-20058097). Direvisi terakhir 9 Januari 2024. Diakses pada 30 Juni 2025.
  4. Mayo Clinic. Asthma diet: Does what you eat make a difference? (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/asthma/expert-answers/asthma-diet/faq-20058105). Direvisi terakhir 7 Desember 2023. Diakses pada 30 Juni 2025.
  5. The University of Chicago Medical Center. Is Sparkling Water Good For You? Benefits and Risks. (https://www.uchicagomedicine.org/forefront/health-and-wellness-articles/is-carbonat