Serba-Serbi Alergi Makanan, Gejala yang Harus Diwaspadai hingga Pengobatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 15 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Alergi makanan seringkali dianggap sepele, padahal reaksi yang muncul bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membahayakan nyawa penderitanya. Simak selengkapnya!

Serba-Serbi Alergi Makanan, Gejala yang Harus Diwaspadai hingga Pengobatannya

Tubuh memiliki sistem imun yang berfungsi menjaga kesehatan dengan melawan infeksi serta berbagai ancaman kesehatan lainnya. Namun, sistem pertahanan tubuh ini terkadang bereaksi berlebihan terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti protein tertentu dalam makanan. Kondisi inilah yang disebut sebagai alergi makanan.


Meski tergolong umum terjadi, alergi makanan bisa menimbulkan mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar bisa ditangani dengan tepat.


Apa Itu Alergi Makanan?

Alergi makanan adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu dalam makanan yang sebenarnya tidak berbahaya. Zat pemicu ini disebut alergen. Reaksi ini bisa memicu gejala ringan, seperti gatal-gatal, hingga reaksi berat seperti anafilaksis, yang berpotensi mengancam nyawa.


Alergi makanan seringkali ditemukan untuk pertama kali di masa kanak-kanak. Beberapa alergi bisa hilang seiring bertambahnya usia, tetapi ada juga yang menetap seumur hidup.


Reaksi alergi makanan sering kali disalahartikan sebagai intoleransi makanan, padahal keduanya berbeda. Alergi makanan melibatkan sistem imun yang bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu dalam makanan, sementara intoleransi lebih berkaitan dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna suatu zat dalam makanan.


Baca juga: Apakah Alergi Bisa Sembuh? Ketahui Faktanya!



Gejala Alergi Makanan

Gejala alergi makanan bisa muncul dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi. Tingkat keparahannya pun bervariasi, dari ringan sampai berat.

Berikut ini adalah ciri-ciri alergi makanan yang umum terjadi:


  • Gatal-gatal 
  • Ruam kulit
  • Bibir, lidah, atau wajah membengkak
  • Gatal atau kesemutan di mulut
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Mual, muntah, atau sakit perut
  • Batuk-batuk
  • Diare


Reaksi alergi makanan dapat bersifat ringan hingga berat, tergantung tingkat sensitivitas tubuh. Terlepas dari intensitas gejala alergi makanan yang dirasakan, Anda tetap disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam bila mengalami alergi. Sebab, alergi makanan yang terlambat ditangani berpotensi berkembang menjadi lebih parah, bahkan bisa mengancam nyawa.


Baca juga: Kenali dan Atasi Alergi pada Mata


Penyebab Alergi Makanan

Penyebab alergi makanan adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang keliru, yakni ketika tubuh menganggap protein tertentu dalam makanan sebagai ancaman berbahaya.


Ketika seseorang yang memiliki alergi mengonsumsi makanan yang mengandung alergen, sistem imun akan bereaksi dengan melepaskan zat kimia seperti histamin. Zat inilah yang menimbulkan reaksi alergi, mulai dari ringan hingga berat.


Beberapa jenis makanan yang paling sering memicu terjadinya reaksi alergi antara lain:


  • Susu sapi
  • Telur
  • Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kenari dan kacang pecan
  • Makanan laut, seperti ikan, udang, cumi, kerang, atau kepiting
  • Gandum


Faktor Risiko Alergi Makanan

Alergi makanan lebih rentan terjadi pada kondisi berikut ini:


  • Memiliki keluarga yang juga menderita alergi
  • Memiliki kekebalan tubuh yang belum sempurna, terutama bayi dan anak-anak
  • Memiliki riwayat alergi lain, seperti alergi terhadap serbuk sari, tungau debu, atau bulu hewan
  • Mengidap asma atau eksim yang membuat sistem imun jadi lebih sensitif.
  • Jarang terpapar makanan tertentu sejak dini, sehingga tubuh tidak terbiasa mengenalinya sebagai zat yang aman


Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Autoimun


Kapan Harus ke Dokter?

Sekalipun ringan, Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam jika Anda mengalami gejala alergi makanan, terutama bila reaksi alergi sering kambuh. Pasalnya, alergi makanan yang tampaknya ringan tetap dapat berkembang menjadi reaksi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan benar.


Pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam dapat membantu mengidentifikasi makanan penyebab alergi (alergen), memberikan pengobatan yang tepat, dan mencegah komplikasi serius.

Selain itu, Anda perlu segera pergi ke IGD RS Pondok Indah terdekat jika mengalami reaksi alergi yang berat, seperti tanda-tanda anafilaksis.


Berikut ini adalah beberapa gejala anafilaksis yang perlu diwaspadai:


  • Tenggorokan bengkak atau sensasi ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan
  • Sesak napas
  • Napas berbunyi atau mengi
  • Jantung berdebar-debar
  • Penurunan tekanan darah
  • Pusing hebat hingga pingsan
  • Ruam kulit yang luas dan terasa gatal hebat
  • Mual, muntah, atau diare parah


Anafilaksis dapat mengancam nyawa, sehingga harus ditangani secepatnya di rumah sakit.


Baca juga: Alergi ke Dokter Apa?



Diagnosa Alergi Makanan

Untuk memastikan apakah seseorang mengalami alergi makanan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda maupun keluarga, makanan yang dikonsumsi sebelum gejala muncul, hingga mencatat gejala yang dirasakan.


Beberapa prosedur yang umum dilakukan meliputi:


  • Tes tusuk kulit (skin prick test), dengan meneteskan ekstrak makanan pada kulit lalu menusuk ringan kulit untuk melihat munculnya reaksi alergi
  • Tes darah, untuk mengukur kadar antibodi imunoglobulin E, yang merupakan senyawa dalam sistem imun yang mengenali alergen
  • Tes tantangan makanan oral, dengan memberikan alergen atau makanan pemicu alergi dalam jumlah kecil secara bertahap untuk melihat timbulnya reaksi alergi


Pengobatan Alergi Makanan

Sayangnya, alergi makanan tidak bisa disembuhkan. Pengobatan alergi makanan bertujuan untuk meredakan gejala jika reaksi sudah terjadi dan mencegah kekambuhan di kemudian hari.


Meski akan disesuaikan dengan keparahan dan gejala yang dialami masing-masing pasien, penanganan alergi makanan secara umum dilakukan sebagai berikut ini:


  • Cari tau makanan pemicu reaksi alergi dan sebisa mungkin hindari konsumsinya di lain waktu
  • Peresepan obat antihistamin, untuk mengurangi rasa gatal, bentol, atau hidung meler 
  • Penggunaan krim atau salep antihistamin untuk meredakan reaksi alergi yang muncul di kulit
  • Suntik epinefrin bagi reaksi alergi berat (anafilaksis)


Baca juga: Cari Jadwal Dokter Penyakit Dalam Jakarta dan Tangerang


Komplikasi Alergi Makanan

Komplikasi paling serius dari alergi makanan adalah anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang menyerang beberapa sistem tubuh secara sekaligus. Kondisi ini bisa memicu syok anafilaksis, ditandai dengan penurunan tekanan darah drastis dan penyempitan saluran napas. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat membahayakan nyawa.


Selain itu, alergi makanan juga bisa memicu masalah kulit, seperti dermatitis atopik (eksim). Reaksi ini biasanya ditandai dengan kulit kering, kemerahan, dan gatal yang bisa muncul berulang kali, terutama setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi.


Pencegahan Alergi Makanan

Alergi makanan tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang bisa membantu menurunkan kemungkinan munculnya reaksi alergi, terutama pada anak-anak:


  • Kenalkan makanan alergen secara bertahap pada bayi, terutama yang memiliki risiko alergi
  • Baca label makanan dengan teliti dan hindari bahan yang memicu alergi 
  • Lakukan pemeriksaan dini jika memiliki riwayat alergi dalam keluarga untuk mendapatkan strategi pencegahan terbaik
  • Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk memperkuat sistem imun


Mengenali pemicu, memahami gejala, dan tahu cara penanganan alergi makanan sangat penting untuk mencegah komplikasi. Meski belum ada cara untuk mengatasi alergi makanan sepenuhnya, pengelolaan yang tepat dapat mencegah kekambuhan alergi dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.


Jika Anda atau anak Anda memiliki gejala alergi makanan, segera konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam subspesialis alergi di RS Pondok Indah cabang terdekat. RS Pondok Indah menyediakan layanan tes alergi yang lengkap, mulai dari skin prick test hingga tes darah, serta penanganan komprehensif dari tim medis profesional.


Baca juga: Alergi Makanan pada Bayi, Ini Informasi yang Perlu Diketahui oleh Orang Tua



FAQ


Berapa Lama Reaksi Alergi Terhadap Makanan Muncul?

Reaksi alergi terhadap makanan bisa muncul dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah konsumsi. Tidak semua reaksi alergi dapat langsung terlihat jelas.


Selain itu, durasi reaksi juga tergantung pada jenis alergen dan respon tubuh. Reaksi bisa saja ringan dan cepat mereda. Namun, beberapa kasus mungkin menyebabkan reaksi alergi dapat bertahan selama beberapa jam, bahkan kian memburuk, terutama jika tidak ditangani dengan cepat.


Oleh karena itu, penting mengenali gejala alergi makanan dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.


Kenapa Bisa Tiba-Tiba Alergi Makanan?

Alergi makanan bisa muncul secara tiba-tiba karena sistem imun mulai bereaksi terhadap protein makanan tertentu yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah. Selain itu, paparan dengan alergen yang berulang juga dapat meningkatkan sensitivitas sistem imun. Akibatnya, bisa terjadi alergi makanan.


Jika Alergi Makanan, Apa yang Harus Dilakukan?

Jika mengalami gejala alergi makanan, segera hentikan konsumsi makanan dan minuman apapun, terutama bila Anda tidak tahu pasti alergen yang memicunya. Segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat, terutama bila gejala yang Anda alami cukup berat. Hindari mengonsumsi makanan atau minuman lain sebelum berkonsultasi dengan dokter dan tetap tenang sambil menunggu hingga mendapatkan bantuan medis.


Langkah Pertama Mengatasi Alergi Makanan?

Langkah pertama untuk mengatasi alergi makanan adalah menghentikan konsumsi makanan atau minuman penyebab alergi segera setelah gejala muncul. Jika Anda tidak yakin alergen apa yang menyebabkan alergi, hentikan konsumsi makanan atau minuman apapun sebelum mendapatkan bantuan medis. Kemudian, konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis alergi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Berapa Lama Reaksi Alergi Makanan Hilang?

Reaksi alergi biasanya hilang dalam beberapa jam hingga sehari setelah individu mendapatkan pengobatan yang tepat dan menghindari makanan yang memicu reaksi alergi. Namun, sensitivitas dan durasi pemulihan setelah reaksi alergi muncul bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahan reaksi, usia, dan pengobatan yang dilakukan.




Referensi:

  1. Antich Ferrer, E., Fernández-Pastor, S., & Guerrero, A. Impact of Food Allergies on the Food Safety and Life Quality of Adults in Spain. Foods. 2025. (https://www.mdpi.com/2304-8158/14/6/939). Diakses pada 5 Mei 2025.
  2. Warren, C., Gupta, R., et al. The clinical burden of food allergies: insights from the Food Allergy Research & Education (FARE) Patient Registry. World Allergy Organization Journal. 2024. (https://www.worldallergyorganizationjournal.org/article/S1939-4551(24)00020-6/fulltext). Diakses pada 5 Mei 2025.
  3. American College of Allergy Asthma and Immunology. Food Allergy. (https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/). Direvisi terakhir 28 Juni 2023. Diakses pada 5 Mei 2025.
  4. Cleveland Clinic. Food Allergies. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9196-food-allergies). Direvisi terakhir 11 November 2024. Diakses pada 5 Mei 2025.
  5. Mayo Clinic. Food Allergy. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/symptoms-causes/syc-20355095). Direvisi terakhir 30 Agustus 2024. Diakses pada 5 Mei 2025.