Penanganan batu ginjal berdasarkan ukurannya dibagi menjadi batu ginjal kurang dari 5 mm, kurang dari 2 mm, hingga lebih dari 3cm. Simak penanganannya di sini.
Batu ginjal merupakan endapan yang terjadi pada keadaan supersaturasi urin. Akibatnya, larutan akan mengendap dan beragregasi; membentuk susunan kosentris berwujud batu.
Gejala umum yang dirasakan pasien batu ginjal adalah nyeri kolik (rasa amat nyeri yang hilang dan timbul di daerah usus dan sekitarnya) akut di daerah pinggul dan biasanya menjalar ke inguinal dan kantung buah pelir.
Jika batu turun ke saluran kencing bagian dalam (ureter), nyeri mungkin akan terpusat pada rongga perut (abdomen), tergantung pada letak batunya. Kolik renal atau ureter dirasakan pasien sebagai keadaan yang sangat nyeri. Bahkan pada pasien wanita nyeri ini dirasakan lebih nyeri dibanding melahirkan.
Jika batu ureter mendekati ureterovesical junction, keluhannya dapat berupa nyeri pada seperempat lingkaran bawah perut, sering kencing, kencing tidak tertahan, dan nyeri saat kencing (keadaan ini mirip dengan peradangan kandung kencing).
Pasien yang mempunyai riwayat keluarga batu saluran kencing, memiliki faktor risiko 55 persen menderita batu ginjal.
Akhir-akhir ini, dalam mendiagnosis batu saluran kencing, pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan adalah CT Scan (CT Urography) pada rongga perut dan tulang panggul. Namun, ada juga USG (ultrasonografi) yang merupakan pemeriksaan yang bisa dikerjakan lebih cepat dari CT dan relatif tidak mahal.
Tak heran, USG adalah pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan pada pasien yang dicurigai mengidap batu saluran kencing.
Pada setiap kasus batu ginjal atau ureter dalam pengelolaannya, hal pertama yang harus diputuskan adalah apakah kasus itu memerlukan tidakan dekompresi (pengurangan atau peniadaan tekanan) segera atau tidak.
Sementara, pertimbangan untuk melakukan intervensi segera pada batu saluran kencing, antara lain, sumbatan saluran kencing atas dengan infeksi, kerusakan ginjal yang mengancam, nyeri berulang yang tidak mempan dengan pengobatan analgetik, mual dan muntah hebat, serta permintaan pasien bersangkutan.
Karena kebanyakan pasien baru datang dengan keluhan nyeri, obat penghilang rasa nyeri (analgetik) harus segera diberikan.
Umumnya, batu saluran kencing dengan diameter kurang dari 5 mm bisa keluar secara spontan. Semakin kecil batu, semakin tinggi kemungkinannya dapat keluar secara spontan. Pada pasien yang membutuhkan tindakan intervensi, yang harus dipertimbangkan adalah lokasi batu, ukuran batu, dan fungsi ginjal. Pilihan untuk intervensi batu, antara lain, disolusi batu secara medikasi oral, Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), ureterorenoscopy (URS), Percutaneous Neprholithotomy (PCNL), dan operasi terbuka atau laparaskopi.
Untuk batu yang berukuran kurang dari 2 cm (diameter maksimal), pilihan pertamanya adalah ESWL. ESWL menghasilkan gelombang ekstrakorporal yang difokuskan pada fragmen batu. Selanjutnya, pasien akan mengeluarkan fragmen-fragmen batu itu dari urinnya. Keuntungan ESWL adalah penderita tidak perlu pembiusan umum, dan pasca-tindakan pasien bisa langsung pulang. Keberhasilan ESWL tergantung pada ukuran batu, komposisi, dan lokasi batu.
Selanjutnya, batu ginjal dengan ukuran lebih dari 3 cm lebih baik diterapi dengan PCNL dengan atau tanpa kombinasi ESWL. Prosedur PCNL memerlukan pembiusan umum dan batu dikeluarkan lewat lubang kecil (kurang lebih 1 cm) dari pinggang.
Lalu yang dapat dijadikan alternatif juga adalah tindakan URS, yakni memasukkan ureteroskop fleksibel ke ureter melalui uretra dan bulu-buli. Dengan cara ini, ureter bisa dipecah menjadi seukuran kurang dari 1 mm. Dengan kemajuan teknologi dan sarana kesehatan yang canggih, tindakan penanganan batu ginjal ini sudah sangat sering dilakukan.
Batu ginjal dianggap berbahaya jika ukurannya lebih dari 10 mm (1 cm), karena bisa menyumbat saluran kemih dan menyebabkan komplikasi seperti infeksi atau kerusakan ginjal. Batu sebesar ini biasanya memerlukan tindakan medis untuk dikeluarkan, seperti prosedur ESWL atau operasi.
Batu ginjal dianggap berbahaya jika ukurannya lebih dari 10 mm (1 cm), karena bisa menyumbat saluran kemih dan menyebabkan komplikasi seperti infeksi atau kerusakan ginjal. Batu sebesar ini biasanya memerlukan tindakan medis untuk dikeluarkan, seperti prosedur ESWL atau operasi.
Batu ginjal berukuran 3 mm biasanya bisa keluar sendiri melalui urin, tapi tetap bisa menimbulkan rasa sakit, terutama saat bergerak di saluran kemih