Asam Lambung Sering Kambuh? Ini Penyebabnya!

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 21 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyebab asam lambung naik: kebiasaan makan berlebihan, langsung tidur setelah makan, stres, hingga rokok. Kenali pemicunya dan cegah heartburn!

Asam Lambung Sering Kambuh? Ini Penyebabnya!

Asam lambung yang naik ke kerongkongan (GERD) sering menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti panas di dada atau mulut terasa pahit. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan hingga kebiasaan sehari-hari. Jika dibiarkan, asam lambung berlebih bisa mengganggu aktivitas dan merusak kesehatan pencernaan. Yuk, kenali penyebabnya agar Anda bisa mencegahnya!


Penyebab Asam Lambung Naik


1. Kebiasaan Makan Berlebihan

Ketika Anda makan dalam porsi besar, lambung akan bekerja lebih keras untuk mencerna makanan. Hal ini meningkatkan produksi asam lambung dan berisiko membuatnya naik ke kerongkongan. Sebaiknya, makanlah dengan porsi kecil tapi lebih sering untuk mengurangi tekanan pada lambung.


2. Makan Terlalu Cepat atau Langsung Berbaring

Mengunyah makanan terlalu cepat atau langsung tidur setelah makan bisa memicu refluks asam. Posisi berbaring membuat katup antara lambung dan kerongkongan tidak menutup sempurna, sehingga asam mudah naik. Beri jeda 2–3 jam setelah makan sebelum Anda berbaring.


3. Konsumsi Makanan Pemicu Asam

Beberapa makanan pantangan seperti kopi, cokelat, makanan pedas, atau gorengan dapat melemahkan katup lambung dan merangsang produksi asam berlebih. Jika Anda sering mengalami heartburn, coba kurangi jenis makanan ini dan perhatikan reaksi tubuh.



4. Stres Berlebihan

Stres tidak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga sistem pencernaan. Saat stres, produksi asam lambung bisa meningkat dan memperburuk gejala GERD. Kelola stres dengan teknik relaksasi, olahraga, atau istirahat yang cukup.


5. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol

Rokok dan alkohol dapat mengiritasi dinding lambung serta melemahkan katup esofagus. Bagi Anda yang memiliki riwayat asam lambung, sebaiknya hindari kebiasaan ini agar gejala tidak semakin parah.


6. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Tekanan pada perut akibat berat badan berlebih bisa mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur membantu mengurangi risiko refluks.


Jika gejala asam lambung sering kambuh (lebih dari 2 kali seminggu) atau disertai nyeri dada, sulit menelan, atau penurunan berat badan tanpa sebab, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan tepat dapat mencegah komplikasi seperti radang kerongkongan atau tukak lambung. Jangan biarkan asam lambung mengganggu kualitas hidup Anda. Segera atasi dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan medis jika diperlukan!


FAQ


Kenapa Asam Lambung Sering Kambuh Malam Hari?

Posisi tidur datar dan makan terlalu dekat dengan waktu tidur membuat asam lambung mudah naik ke kerongkongan. Sebaiknya beri jarak 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring.


Apakah Stres Bisa Memicu Asam Lambung?

Ya, stres meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan katup pencernaan. Kelola stres dengan teknik relaksasi dan istirahat cukup untuk mencegah kambuhnya gejala.


Benarkah Kopi Bikin Asam Lambung Naik?

Kafein dalam kopi melemahkan katup lambung dan merangsang produksi asam berlebih. Jika sensitif, kurangi konsumsi kopi atau ganti dengan teh herbal.


Apakah Merokok Memperburuk Asam Lambung?

Ya, rokok melemahkan katup lambung dan memperlambat penyembuhan iritasi. Berhenti merokok adalah solusi terbaik untuk mengurangi gejala asam lambung.


Bagaimana Obesitas Mempengaruhi Asam Lambung?

Berat badan berlebih memberi tekanan pada lambung sehingga asam mudah naik. Menjaga berat badan ideal melalui diet sehat dan olahraga bisa mencegah refluks.


Bisakah Asam Lambung Sembuh Total?

Gejala bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan, tapi kasus kronis membutuhkan penanganan dokter spesialis penyakit dalam.


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). Acid Reflux (GER & GERD) in Adults. (https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/acid-reflux-ger-gerd-adults). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  3. Harvard Medical School. 9 Ways to Relieve Acid Reflux Without Medication. (https://www.health.harvard.edu/digestive-health/9-ways-to-relieve-acid-reflux-without-medication). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  4. Cleveland Clinic. GERD (Chronic Acid Reflux). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-gerd-or-acid-reflux-or-heartburn-overview). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  5. WebMD. What Is Acid Reflux Disease? (https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/what-is-acid-reflux-disease). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  6. American College of Gastroenterology. Acid Reflux. (https://gi.org/topics/acid-reflux/). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  7. Johns Hopkins Medicine. GERD Diet: Foods That Help with Acid Reflux. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/gerd-diet-foods-that-help-with-acid-reflux). Diakses pada 12 Oktober 2024.
  8. Medical News Today. What to know about GERD. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/14085). Diakses pada 12 Oktober 2024