Waspadai tanda asam lambung naik berbahaya: heartburn, rasa asam di mulut, sulit menelan, batuk kronis, hingga nyeri ulu hati. Kenali gejalanya sebelum parah!
Asam lambung yang naik ke kerongkongan (GERD) bukan sekadar gangguan pencernaan biasa. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika dibiarkan. Dengan mengenali gejalanya sejak dini, Anda dapat mengambil langkah tepat untuk mengatasinya sebelum kondisi semakin parah.
Heartburn adalah gejala paling khas dari asam lambung naik. Anda akan merasakan sensasi terbakar atau panas yang dimulai dari ulu hati, menjalar ke dada, bahkan kadang sampai ke tenggorokan. Rasa tidak nyaman ini biasanya muncul setelah makan besar, terutama jika langsung berbaring atau membungkuk.
Heartburn terjadi karena asam lambung yang seharusnya tetap di lambung justru naik ke kerongkongan dan mengiritasi dindingnya. Pada kasus yang parah, rasa panas bisa sangat intens hingga disalahartikan sebagai serangan jantung.
Regurgitasi terjadi ketika asam lambung serta sedikit makanan atau cairan naik sampai ke mulut, meninggalkan rasa asam atau pahit yang tidak enak. Gejala ini sering muncul tiba-tiba, terutama saat Anda membungkuk, berbaring, atau setelah makan.
Pada malam hari, regurgitasi bisa membuat Anda terbangun karena rasa tidak nyaman di tenggorokan atau mulut. Dalam jangka panjang, asam yang terus naik dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan bau mulut.
Asam lambung yang sering naik ke kerongkongan dapat menyebabkan peradangan kronis (esofagitis) dan pembentukan jaringan parut. Akibatnya, kerongkongan menyempit dan Anda merasa seperti ada yang mengganjal saat menelan makanan atau minuman.
Disfagia biasanya berkembang secara bertahap—mulai dari kesulitan menelan makanan padat, hingga pada tahap lanjut sulit menelan cairan. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.
Asam lambung yang naik ke tenggorokan dapat mengiritasi pita suara dan saluran pernapasan bagian atas, memicu batuk kronis yang tidak kunjung sembuh meski tidak ada flu atau alergi.
Batuk biasanya lebih parah di malam hari karena posisi tidur yang datar memudahkan asam naik. Selain itu, iritasi berulang pada pita suara bisa membuat suara Anda serak, terutama di pagi hari. Gejala ini sering kali tidak disadari sebagai tanda GERD, sehingga banyak orang baru memeriksakan diri setelah batuk berlangsung berminggu-minggu.
Produksi asam lambung yang berlebihan dapat membuat perut terasa penuh, begah, atau tidak nyaman meski Anda hanya makan dalam porsi normal. Beberapa orang juga mengalami mual, bahkan ingin muntah, terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak atau pedas.
Kondisi ini terjadi karena lambung bekerja lebih keras untuk mencerna makanan, sementara katup antara lambung dan kerongkongan tidak menutup sempurna, memungkinkan asam naik ke atas.
Nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (area antara dada dan perut) adalah gejala umum asam lambung naik. Rasa sakit bisa berupa tekanan, perih, atau seperti ditusuk-tusuk, dan sering muncul setelah makan atau saat perut kosong.
Nyeri ini berbeda dengan sakit maag biasa karena cenderung kambuh secara teratur dan semakin parah jika Anda telat makan atau stres. Pada beberapa kasus, nyeri bisa menjalar ke punggung, menyerupai gejala gangguan jantung.
Jika Anda mengalami gejala di atas lebih dari 2 kali seminggu, disertai penurunan berat badan tanpa sebab, atau nyeri dada yang berat, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. GERD yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti penyempitan kerongkongan, tukak lambung, hingga kondisi prakanker (Barrett's esophagus).
Ini terjadi karena asam lambung yang seharusnya tetap di perut, naik ke kerongkongan. Kerongkongan tidak memiliki lapisan pelindung seperti lambung, sehingga asam mengiritasi dindingnya dan menimbulkan sensasi terbakar (heartburn).
Bisa jadi! Sendawa berlebihan sering terjadi karena:
Ya! Asam yang naik ke tenggorokan bisa:
Asam Lambung:
Serangan Jantung:
Segera periksa jika:
Referensi: