Banjir yang melanda Jakarta menyisakan masalah lain, terutama penyakit
Leptospirosis adalah penyakit yang dapat menyerang manusia atau hewan, disebabkan kuman leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut spirochaeta. Bakteri ini dapat menembus kulit atau lapisan-lapisan kulit dalam (mukosa) manusia normal.
Penyakit leptospira tersebar terutama di daerah tropis dan subtropis, khususnya di daerah berawa-rawa atau pascabanjir.
Masa inkubasi leptospirosis antara 2 sampai 26 hari (rata-rata 10 hari). Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan penyakit dengan gejala dari yang ringan, seperti penyakit flu biasa, sampai yang berat. Gejala dini leptospirosis umumnya adalah demam, nyeri otot (terutama betis), dan mata merah.
Penderita leptospirosis stadium lanjut dapat mengakibatkan gagal ginjal (jumlah urin sedikit), sakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning yang menandakan komplikasi pada hati), serta perdarahan pada kulit dan selaput lendir.
Komplikasi lain adalah radang selaput otak atau meningitis. Penderita leptospirosis umumnya memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan rekreasi, terutama yang berhubungan dengan air seperti berenang di sungai. Kejadian bencana alam seperti banjir besar juga memungkinkan banyak orang terinfeksi.
Kuman leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau lecet kulit, dan terkadang lewat selaput di dalam mulut, hidung, dan mata. Tanah, lumpur, atau air yang tercemar air kencing hewan yang mengandung kuman leptospira merupakan salah satu sumber penularan.
Makanan atau minuman air yang tercemar bisa jadi penyebab leptospirosis.
Binatang pengerat terutama tikus merupakan sumber penularan leptospira paling penting. Binatang mamalia lain juga dapat menjadi sumber beberapa jenis leptospira tertentu. Binatang-binatang ini dapat mengeluarkan bakteri leptospira dalam jangka waktu yang lama tanpa gejala.
Manusia biasa tertular secara langsung maupun tidak langsung dari binatang yang mengidap bakteri tersebut. Berbagai binatang menyusui bisa mengidap kuman leptospira, biasanya adalah jenis tikus, anjing, kucing, babi, kuda, dan domba.
Seorang dokter mencurigai leptospirosis berdasarkan gejala dari penderita dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah atau urin. Leptospirosis dapat diobati dengan pemberian antibiotika, antara lain: doxycycline, penicillin, atau ceftriaxone.
Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain, misalnya penularan lewat kelamin atau air susu ibu, akan tetapi penularan antar manusia sangat jarang terjadi.