Vitiligo, Penyebab Bercak Putih Kulit yang Sering Disalah Artikan

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 10 Juni 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vitiligo adalah kondisi hilangnya pigmen kulit, membuat warna kulit memudar, bahkan berwarna putih. Agar tidak keliru, simak informasi seputar vitiligo di sini.

Vitiligo, Penyebab Bercak Putih Kulit yang Sering Disalah Artikan

Vitiligo akan menyebabkan warna kulit memudar, bahkan berwarna putih. Kondisi yang terjadi karena gangguan produksi zat pewarna kulit ini masih sering dipandang negatif oleh masyarakat. Padahal, vitiligo termasuk ke dalam jenis penyakit kulit yang tidak menular dan tidak mengganggu fungsi penderitanya dalam beraktivitas. Agar tidak salah lagi, ketahui informasi seputar vitiligo dalam artikel ini.


Meski belum ada data pasti, Indonesia sebagai negara dengan indeks UV tinggi membuat penduduknya lebih berisiko mengalami vitiligo. Kelainan pigmentasi kulit ini bisa saja dialami oleh siapa pun, tetapi mereka yang berusia 10-30 tahun lebih sering mengalami kondisi ini. Gejala awal vitiligo biasa dikeluhkan sebelum penderitanya berusia 20 tahun. 


Sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan perubahan warna kulit, vitiligo cukup meresahkan penderitanya. Pasalnya, kulit tidak hanya berfungsi sebagai organ pelindung tubuh dari lingkungan sekitar, tetapi turut memainkan peran dalam mewakili penampilan seseorang. Perubahan warna kulit yang dialami penderita vitiligo bahkan bisa menyebabkan depresi. Oleh karena itu, penanganan yang tepat memegang kunci penanganan gangguan kulit ini.


Apa Itu Vitiligo?

Kulit, mata, dan rambut bisa saja berbeda-beda pada setiap orang. Warna pada bagian tubuh ini dipengaruhi oleh melanin. Ketika tubuh tidak dapat memproduksi melanin, akan terjadi bercak putih pada kulit maupun tumbuhnya uban di rambut. Kondisi inilah yang dikenal dengan vitiligo.


Vitiligo adalah penyakit yang menyebabkan hilangnya pigmen kulit. Kondisi ini terjadi di saat sel kulit tidak mampu memproduksi melanin, yang memberikan warna pada kulit. Akibatnya, daerah yang terkena vitiligo akan mengalami perubahan warna menjadi lebih terang dari sekitarnya, bahkan berwarna putih.


Umumnya bercak putih yang menandakan vitiligo ditemukan pada punggung tangan, wajah, dan ketiak. Namun, bisa juga terjadi perubahan warna di dalam rongga mulut yang tampak lebih muda daripada sekitarnya. Kondisi ini lebih mudah dikenali pada mereka yang berkulit gelap.


Baca juga: Sering Berkeringat? Waspada Hiperhidrosis


Penyebab Vitiligo

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab vitiligo. Namun, adanya gangguan autoimun dipercaya menjadi penyebab melanin berhenti diproduksi dalam tubuh. Selain itu, ada juga beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vitiligo, antara lain:


1. Faktor Keturunan

Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko vitiligo sesorang meningkat apabila ia memiliki anggota keluarga atau orang tua dengan keluhan serupa. Sekitar 20% orang dengan vitiligo memiliki anggota keluarga yang juga menderita vitiligo.


2. Penyakit Autoimun

Pada kondisi ini vitiligo terjadi karena adanya kesalahan tubuh dalam mengenali melanosit sebagai senyawa berbahaya. Akibatnya sel-sel pertahanan tubuh malah menghancurkan melanosit yang merupakan sel penghasil melanin. Jadi tubuh pun tidak dapat memproduksi melanin dengan semestinya.


3. Faktor Internal yang Mengganggu Produksi Melanosit

Stres, baik psikis maupun fisik yang terjadi karena cedera, dapat memengaruhi produksi melanosit. Yang mana ketika produksi melanosit terganggu, risiko terjadinya perubahan warna kulit, termasuk vitiligo yang ditandai dengan munculnya bercak putih, makin meningkat.


4. Faktor Eksternal yang Mengganggu Produksi Melanosit

Beberapa kondisi di luar tubuh, seperti paparan sinar matahari maupun zat kimia dapat dapat merusak lapisan kulit, termasuk produksi melanosit. 



Gejala Vitiligo

Gejala vitiligo yang utama adalah terjadinya bercak yang berwarna lebih terang dari kulit sekitarnya (hipopigmentasi). Meski gejala awal vitiligo hanya berupa bercak di kulit yang terlihat lebih terang dari sekitarnya, lama-kelamaan bagian kulit ini akan menjadi putih dan menetap (permanen). Bercak putih di kulit ini dimulai dari bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, bibir, tangan dan kaki, baru kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. 


Berdasarkan lokasi terjadinya, vitiligo dibedakan menjadi 2 jenis, yakni vitiligo segmental dan vitiligo non-segmental. Dikatakan vitiligo segmental bila terjadi pada salah satu bagian tubuh, sedangkan untuk non-segmental biasanya terjadi pada kedua bagian tubuh. Vitiligo segmental sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan lokasi ditemukannya bercak hipopigmentasi.


Namun, apa pun jenisnya, gejala vitiligo yang dikeluhkan kurang lebih sama. Beberapa gejala tersebut meliputi:


  • Perubahan warna pada rambut, alis, bulu mata, maupun janggut menjadi lebih terang hingga putih. Kondisi ini lebih disadari sebagai tumbuhnya uban sebelum usia 30 tahun.
  • Perubahan warna pada bagian hitam mata menjadi lebih terang, atau ada salah satu bagian yang tidak berwarna
  • Muncul bercak berwarna lebih terang maupun berwarna putih pada bagian dalam mulut, hidung, maupun area kelamin
  • Nyeri, ruam, maupun gatal pada bercak putih yang mengalami vitiligo, karena kulit langsung terpapar matahari tanpa perlindungan melanin.
  • Gangguan pendengaran karena adanya gangguan produksi melanin dapat memengaruhi fungsi dan struktur telinga bagian dalam


Baca juga: Teknologi Laser Tangani Masalah Kulit


Apakah Vitiligo Bisa Sembuh?

Saat ini, vitiligo tidak memiliki penyembuhan yang diketahui. Namun, gejalanya bisa dikelola dengan berbagai perawatan yang bertujuan untuk memulihkan sebagian warna kulit dan memperbaiki penampilan. Efektivitas pengobatan bervariasi antar individu, dan tidak semua orang merespons dengan cara yang sama terhadap pengobatan.


Beberapa orang mungkin melihat perbaikan yang signifikan dengan perawatan tertentu, sementara yang lain mungkin hanya mengalami sedikit perubahan. Selain itu, bahkan jika warna kulit kembali, tidak ada jaminan bahwa vitiligo tidak akan kambuh di masa depan.


Oleh karena itu, manajemen jangka panjang yang melibatkan perawatan kulit, penggunaan tabir surya, dan dukungan psikologis sangat penting. Meskipun vitiligo tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, perawatan yang tepat dapat membantu individu yang terkena menjalani kehidupan yang penuh dan memuaskan dengan peningkatan estetika dan kesejahteraan emosional.


Penanganan Vitiligo

Dokter akan memeriksa untuk memastikan penyebab hipopigmentasi yang Anda alami, apakah karena vitiligo atau gangguan kulit yang lain. Pemeriksaan dengan lampu Wood’s (lampu ultraviolet) juga bisa dilakukan, untuk membedakan bercak vitiligo dengan kondisi kulit lainnya. Jika sudah dipastikan penyebabnya, dokter akan menangani sesuai dengan usia, luasnya vitiligo, kecepatan bercak menyebar, dan pengaruh penyakit vitiligo terhadap kualitas hidup penderitanya.


Vitiligo bukanlah suatu penyakit yang bisa disembuhkan. Jadi, pengobatan vitiligo tidak dapat digunakan untuk menghentikan munculnya bercak hipopigmentasi untuk selamanya, melainkan untuk memperlambat maupun menghentikan terjadinya perubahan warna kulit.


Dokter juga akan memberikan beberapa saran untuk membuat tampilan kulit sebisa mungkin serupa dengan sekitarnya selama penanganan vitiligo dilakukan. Selain itu, mengingat peran melanin sebagai penangkal efek buruk dari paparan sinar matahari, pengobatan vitiligo juga akan dilakukan untuk melindungi kulit penderitanya. 


Perawatan vitiligo yang akan disarankan sebagai langkah awal oleh dokter adalah dengan menggunakan losion penggelap kulit. Dokter juga akan menyarankan penggunaan tabir surya dengan kadar SPF 30 atau lebih sebelum beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Anda juga bisa menyamarkan warna kulit dengan penggunaan kosmetik.


Selain itu, dokter juga akan menyarankan beberapa penanganan sebagai berikut ini:


  • Obat kortikosteroid oles untuk mencegah penyebaran atau meluasnya bercak putih serta mengembalikan warna kulit
  • Obat oles yang mengandung hidrokuinon untuk meratakan warna kulit
  • Terapi laser dengan sinar UV (fototerapi) digunakan untuk mengembalikan warna kulit yang mengalami bercak hipopigmentasi
  • Operasi cangkok kulit dilakukan pada area kulit yang terkena vitiligo yang terjadi pada sebagian kecil tubuh dan tidak menyebar, dengan cara mengambil kulit yang sehat untuk melapisi bagian kulit yang mengalami vitiligo
  • Operasi pencangkokan blister sebenarnya hampir sama dengan operasi cangkok kulit. Bedanya, pada teknik ini, kulit yang sehat terlebih dahulu dibuat melepuh kemudian bagian atas lepuhan dibuang dan dicangkokkan ke kulit yang mengalami vitiligo.
  • Mikropigmentasi sebenarnya hampir mirip dengan proses tato, yakni dengan menanamkan pigmen ke bagian kulit yang mengalami vitiligo. Prosedur ini akan lebih efektif untuk vitiligo yang terjadi di bibir.


Sebelumnya peresepan tacrolimus oles digunakan pada kasus vitiligo yang terjadi di area kecil. Obat ini berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh supaya tidak lagi menyerang sel-sel melanosit. Namun, obat ini tidak lagi diresepkan karena dapat menyebabkan penipisan kulit, bahan meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit dan limfoma. Jadi, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan penanganan yang sesuai bagi kondisi kulit Anda, termasuk perubahan warna kulit seperti pada vitiligo.


Vitiligo bukanlah suatu penyakit kulit yang berbahaya. Namun, perubahan warna kulit akibat vitiligo bisa menyebabkan penderitanya mengalami gangguan citra diri dan stres, bahkan depresi. Untuk itu, penanganan yang tepat dengan mempertimbangkan segala aspek kesehatan pasien sangat diperlukan.


Dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Pondok Indah akan memberikan pemeriksaan serta penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda, secara holistik. Selain itu, fasilitas medis untuk pengobatan vitiligo kami akan memberikan penanganan yang optimal, Jadi, tidak usah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Pondok Indah cabang terdekat terkait dengan kondisi kulit yang Anda alami, termasuk kecurigaan mengalami vitiligo.




Referensi:

  1. Feng Y, Lu Y. Advances in vitiligo: Update on therapeutic targets. Frontiers in immunology. 2022. (https://www.frontiersin.org/journals/immunology/articles/10.3389/fimmu.2022.986918/full). Diakses pada 3 Juni 2024. 
  2. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mini Punch Grafting Vitiligo. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2507/mini-punch-grafting-vitiligo). Direvisi terakhir 30 Mei 2023. Diakses pada 3 Juni 2024.
  3. American Academy of Dermatology Association. Vitiligo: Diagnosis and Treatment. (https://www.aad.org/public/diseases/a-z/vitiligo-treatment). Direvisi terakhir 25 Mei 2023. Diakses pada 3 Juni 2024.
  4. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Vitiligo. (https://www.niams.nih.gov/health-topics/vitiligo). Direvisi terakhir Oktober 2022. Diakses pada 3 Juni 2024.
  5. Cleveland Clinic. Vitiligo. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12419-vitiligo#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 23 November 2023. Diakses pada 3 Juni 2024.
  6. Mayo Clinic. Vitiligo. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vitiligo/symptoms-causes/syc-20355912). Direvisi terakhir 10 November 2022. Diakses pada 3 Juni 2024.