Cara menghindari asam lambung meliputi memberi jeda makan, mengonsumsi camilan, hingga menghindari makanan yang memproduksi gas lambung berlebihan.
Padatnya aktivitas harian kerap menyebabkan seseorang melewatkan waktu makan. Pola makan jadi tidak teratur. Kalaupun ada kesempatan untuk makan, porsi makanan yang dikonsumsi langsung dalam jumlah banyak.
Atau terkadang, di malam hari, akibat terlalu lelah beraktivitas seharian, sehabis makan langsung tidur. Jika berlangsung dalam waktu lama, pola makan yang tidak baik ini dapat menyebabkan gastroesophageal reflux disease (GERD).
GERD adalah penyakit yang ditimbulkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan. Di antara kerongkongan dan lambung, terdapat klep yang mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Tapi karena suatu kondisi, terjadi gangguan pada fungsi klep yang menyebabkan asam lambung (yang seharusnya berada di lambung) menjadi naik ke kerongkongan.
Selain pola makan yang tidak baik, beberapa faktor lain yang menjadi faktor risiko terjadinya GERD, yaitu:
Naiknya asam lambung ke kerongkongan dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti rasa terbakar di dada, nyeri dada, rasa tidak nyaman saat menelan makanan, rasa asam di mulut, merasa sesak seperti asma, rasa perih di perut, dan kadang menyebabkan sakit kepala.
Bersikap tenang menjadi hal pertama yang perlu dilakukan ketika mengalami gejala-gejala seperti tadi. Ingat, stres akan meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, untuk penanganan sementara, obat-obatan seperti antacid atau sirup untuk pencernaan yang banyak dijual di pasaran bisa menjadi pilihan untuk pertolongan pertama.
Jika gejala terus berlanjut, segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi.
GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi tubuh, seperti:
Endoskopi merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa GERD (meski terkadang tidak diperlukan jika gejala yang timbul khas kasus GERD). Dengan menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui mulut, dapat terlihat kondisi kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari.
Pemeriksaan endoskopi dapat dilakukan berulang jika ditemukan iritasi berat atau terjadi perubahan lapisan di kerongkongan.
Terapi penyembuhan GERD biasanya berlangsung selama satu hingga dua bulan. Penting bagi pasien untuk menjalankannya dengan baik, sesuai dengan anjuran dokter agar GERD sembuh dengan total.
Dan setelahnya, harus menjalani pola hidup sehat dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan GERD, agar penyakit ini tidak kembali.