7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 25 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

GERD kambuh umumnya dipicu oleh banyak faktor, mulai dari pola makan tidak sehat hingga adanya penyakit tertentu. Simak cara mengatasi GERD kambuh di sini!

7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang juga dikenal dengan penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung kembali naik hingga ke kerongkongan. Asam lambung yang naik ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti terbakar di kerongkongan atau dada, yang dikenal dengan istilah heartburn.


Kondisi ini seringkali sulit disembuhkan secara total dan bisa kambuh. Kekambuhan naiknya asam lambung sendiri dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti pola makan yang tidak sehat, stres, atau konsumsi obat-obatan tertentu.


Saat GERD kambuh, Anda bisa merasakan nyeri ulu hati, sensasi terbakar di dada, tenggorokan terasa panas atau panas, nyeri perut, kesulitan menelan, mual, dan muntah. Bila didiamkan, asam lambung atau GERD yang kambuh tentu akan mengganggu. Oleh sebab itu, mari mencari tahu bagaimana cara mengatasi asam lambung atau GERD kambuh.


Cara Mengatasi GERD Kambuh

Pada dasarnya, penyakit GERD tidak bisa disembuhkan. Namun, Anda bisa mencegah kekambuhan serta keparahan gejala GERD dengan menerapkan beberapa cara mengatasinya GERD kambuh, seperti berikut ini:


1. Konsumsi makanan bergizi

Konsumsi makanan pemicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, gorengan, dan bersantan, bisa memicu GERD kambuh. Untuk itu, penderita GERD sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak.


2. Kunyah makanan perlahan

Mengunyah secara perlahan akan membuat makanan tercerna dengan baik dan meringankan kerja lambung. Dengan begitu, kadar asam lambung tidak melonjak dan menyebabkan GERD kambuh.


Baca juga: Kenali Cara Pencegahan GERD



3. Makan dengan porsi kecil dan frekuensi lebih sering

Salah satu pemicu GERD kambuh adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Untuk mencegahnya, Anda sebaiknya makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering, sehingga tidak terjadi peningkatan volume lambung secara signifikan serta peningkatan produksi asam lambung dalam waktu singkat.


4. Tidur dengan posisi yang tepat

Bagi penderita GERD, posisi tidur yang tepat bisa meringankan gejala dan membuat tidur jadi lebih nyaman. Meninggikan kepala saat tidur biasanya dapat membantu mencegah naiknya asam lambung.


Posisi tidur yang paling sering direkomendasikan adalah dengan miring ke kiri dengan posisi kepala yang lebih tinggi dari tubuh. Anda bisa mengganjal kepala menggunakan 2 bantal untuk meningkatkan posisi kepala.


Baca juga: Penyebab Sering Sendawa Terus Menerus & Cara Mengatasinya

5. Hindari tidur langsung segera setelah makan

Makanan perlu waktu lebih dari 2 jam untuk dicerna dengan baik oleh lambung. Agar GERD tidak kambuh, jangan langsung berbaring, bahkan tidur, segera setelah makan. Sebab apabila Anda langsung berbaring, isi lambung dapat lebih mudah naik ke kerongkongan.


Usahakan untuk tidak lagi makan setidaknya 3 jam sebelum tidur. Jadi, bila Anda makan saat jam 7 malam, waktu tidur yang disarankan adalah setidaknya pukul 10 malam. 


6. Berhenti merokok

Kandungan nikotin dalam rokok bisa mengendurkan LES, maka sebaiknya Anda berhenti merokok. Selain bisa menyebabkan GERD kambuh, merokok juga tidak baik untuk kesehatan secara umum.


7. Pertahankan berat badan ideal

Peningkatan berat badan bisa meningkatkan tekanan pada otot cincin LES dan menyebabkannya tidak berfungsi dengan maksimal, sehingga makanan bisa kembali naik hingga ke kerongkongan. 


Jadi, Anda disarankan untuk menjaga berat badan ideal sebagai salah satu cara mencegah GERD kambuh. Jika saat ini Anda memiliki berat badan yang berlebih, cobalah untuk menurunkan berat badan dengan melakukan defisit kalori, diimbangi dengan olahraga rutin. 


Selain itu, Anda juga disarankan untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat, terutama di bagian perut maupun ulu hati. Hal ini dilakukan agar lambung tidak tertekan dan memperparah gejala GERD.


Menghentikan minum minuman beralkohol juga sebaiknya Anda lakukan untuk mengatasi GERD. Sebagai gantinya, Anda bisa minum air maupun mengonsumsi teh herbal, seperti teh jahe untuk meredakan gejala GERD. Namun, efek jahe bisa berbeda untuk setiap orang. Jadi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam sebelum minum teh jahe.


Baca juga: Waspadai Radang Lambung dan Ketahui Cara Mengatasinya



Kapan Harus ke Dokter?

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi yang seringkali bersifat kronis dan dapat kambuh, terutama jika pemicunya (misalnya pola makan, kebiasaan, stres) tidak diatasi dengan baik.


Jika gejala GERD kambuh secara intens dan tidak kunjung sembuh, dan penanganan mandiri sudah tidak efektif mengobati keluhan, maka Anda memerlukan evaluasi dan pengobatan lebih lanjut dari dokter spesialis penyakit dalam.


Selain itu, jangan ragu untuk segera ke dokter jika Anda mengalami gejala yang serius, seperti:


  • Nyeri dada yang tajam dan menjalar ke lengan, leher, atau rahang
  • Kesulitan menelan
  • Muntah darah atau muntah berwarna hitam
  • Tinja berwarna hitam


Gejala-gejala di atas bisa menandakan komplikasi serius yang perlu ditangani secepatnya.


Segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk pemeriksaan lebih mendalam dan penanganan yang sesuai untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Sebab GERD yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti penyempitan kerongkongan, tukak lambung, hingga kondisi prakanker (Barrett's esophagus).


Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD



FAQ

Apakah GERD Bisa Mengancam Nyawa?

GERD atau penyakit asam lambung biasanya tidak mengancam nyawa, terutama bila kondisinya masih ringan. Namun, GERD bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Komplikasi seperti esofagitis, striktur, atau bahkan risiko kanker esofagus bisa muncul.

Jika GERD yang Anda alami sering kambuh, rencanakan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam agar segera mendapatkan penanganan dan saran untuk mencegahnya kambuh kembali.

Apa yang Terjadi Jika GERD Dibiarkan?

Jika GERD dibiarkan, asam lambung berlebih bisa merusak lapisan kerongkongan, menyebabkan peradangan, luka, dan bahkan meningkatkan risiko kanker esofagus. Selain itu, gejala asam lambung seperti nyeri ulu hati dan kesulitan menelan bisa semakin parah dan mengganggu kualitas hidup Anda. Oleh sebab itu, jangan abaikan GERD, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis penyakit dalam.

Kenapa GERD Tidak Bisa Sembuh Total?

GERD tidak bisa sembuh total karena kondisi ini sering kali disebabkan oleh masalah kronis seperti otot esofagus yang lemah atau pola makan yang buruk. Meski gejalanya bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan obat, pemicu utama biasanya tetap ada.

Apakah Penyakit GERD Bisa Berbahaya?

GERD bisa berbahaya jika tidak diobati. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan esofagus, luka, atau bahkan meningkatkan risiko kanker esofagus. Jika sering mengalami nyeri ulu hati atau asam lambung naik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bila semua tips mencegah GERD kambuh di atas sudah dilakukan, tetapi GERD kambuh dan gejalanya sangat mengganggu, lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan, termasuk meresepkan obat-obatan, yang sesuai dengan kondisi Anda. 

Referensi:

  1. Chhabra P, Ingole N. Gastroesophageal reflux disease (GERD): highlighting diagnosis, treatment, and lifestyle changes. Cureus. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9517688/). Diakses pada 9 Agustus 2024.
  2. Chakraborty A, Anjankar AP. Association of gastroesophageal reflux disease with dental erosion. Cureus. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9667903/). Diakses pada 9 Agustus 2024.
  3. Harvard Medical School. GERD diet: Foods to avoid to reduce acid reflux. (https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/gerd-diet-foods-to-avoid-to-reduce-acid-reflux). Direvisi terakhir 22 Mei 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  4. Cleveland Clinic. Acid Reflux & GERD. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-acid-reflux-gerd). Direvisi terakhir 28 Agustus 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  5. Cleveland Clinic. Smoking (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17488-smoking). Direvisi terakhir 18 Maret 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  6. Mayo Clinic. Bad breath. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bad-breath/symptoms-causes/syc-20350922). Direvisi terakhir 21 Desember 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  7. Mayo Clinic. Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940). Direvisi terakhir 24 Mei 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  8. Mayo Clinic. Weight loss: 6 strategies for success. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/in-depth/weight-loss/art-20047752). Direvisi terakhir 22 Juni 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.