Peremajaan Area Kewanitaan, Tingkatkan Kualitas Hidup

Senin, 04 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pemanfaatan teknologi laser memungkinkan peremajaan area kewanitaan dilakukan dengan cepat tanpa rasa sakit

Peremajaan Area Kewanitaan, Tingkatkan Kualitas Hidup

Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami perubahan dan penurunan fungsi. Pada wanita, area kewanitaan merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dan perlu mendapat perhatian tersendiri.


Pasalnya, selain dari faktor usia yang merupakan hal alami, berbagai hal lain pun dapat memengaruhi kesehatan area kewanitaan. Misalnya saja, lingkungan (termasuk polusi udara, terutama di kota besar) dan gaya hidup. Belum lagi ketika berbicara tentang proses kehamilan dan persalinan.


Umumnya, setelah menikah dan melahirkan, organ intim wanita akan mengalami perubahan, seperti dinding vagina yang mengendur dan mukosa vagina yang berkurang elastisitasnya.


Tak ayal jika kemudian muncul berbagai keluhan, seperti berkurangnya elastisitas vagina (vagina laxity), vagina terasa kering dan gatal, nyeri saat berhubungan, infeksi saluran kemih berulang tanpa komplikasi, atau stress incontinence urinary (SIU), yaitu salah satu tipe inkontinensia urin yang terjadi akibat otot dasar panggul dan sphincter (otot halus) uretra melemah atau rusak, menyebabkan keduanya tidak dapat menahan aliran urin.


Peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) bukan sekadar masalah estetika. Keluhan yang terjadi pada area kewanitaan, tentu dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup yang dijalani.


Misalnya, rasa sakit ketika berhubungan intim dengan pasangan, atau hilangnya rasa percaya diri akibat tidak dapat menahan hasrat buang air kecil sehingga mengompol di tempat umum.


Peremajaan dengan Laser

Perkembangan teknologi medis terkini memungkinkan dilakukannya peremajaan area kewanitaan dengan memanfaatkan teknologi laser yakni Laser Feminine Rejuvenation Therapy.


Perawatan peremajaan organ intim kewanitaan ini dilakukan tanpa operasi dengan bantuan teknologi terbaru, yaitu CO2 Fractional Laser. Laser ini disebut dengan fractional karena dalam sekali penembakan, laser dapat mengeluarkan 81 cahaya.


Hal ini memungkinkan cakupan yang luas sehingga perawatan hanya memerlukan waktu singkat, yaitu tujuh menit.


Laser yang ditembakkan akan membuat perlukaan tak kasat mata (sedalam 3 milimeter) yang akan menstimulus terbentuknya jaringan kolagen elastin yang baru. Dengan cara ini, kualitas mukosa dinding vagina yang sebelumnya kaku dan kering akan menjadi lentur dan lembap.


Teknologi laser yang digunakan benar-benar aman, telah teruji klinis dari perusahaan laser terpercaya, dan sudah tersertifikasi oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.


Perlukaan yang dibuat pun tidak mencapai sistem saraf, yang berarti tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien hanya akan merasa hangat pada sekitar vagina. Selain itu, proses penyembuhannya juga cepat.


Dalam dua hingga tiga hari, pasien sudah dapat berhubungan intim dengan pasangan tanpa khawatir akan timbul luka atau rasa nyeri akibat perawatan.


Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, diperlukan setidaknya tiga kali sesi perawatan. Setiap sesi akan meningkatkan perbaikan yang terjadi, mulai dari 14—20 persen pada sesi pertama, 20—40 persen pada sesi kedua, hingga 80—90 persen setelah sesi ketiga. Pada tahap ini, fungsi kekencangan (tightening) dan lubrikasi akan jauh lebih baik.


Hanya saja, kondisi tersebut tidak bersifat permanen. Proses penuaan memang tidak bisa dihentikan, apalagi ditambah faktor lain yang turut mempengaruhi. Wanita yang telah menopause disarankan mengulangi perawatan setiap enam bulan, sedangkan wanita yang berusia lebih muda dapat mengulangi perawatan setelah 18 hingga 24 bulan.


Tips mencegah gangguan pada area kewanitaan setelah persalinan atau pada usia lanjut


  • Menjaga asupan nutrisi yang baik sejak remaja. Pastikan asupan mengandung protein yang baik dan tinggi serat, serta kurangi karbohidrat dan gula
  • Berolahraga rutin
  • Hindari peningkatan berat badan yang drastis, termasuk saat hamil
  • Hindari konsumsi alkohol dan kafein yang tinggi, serta kebiasaan merokok karena dapat merusak jaringan di area kewanitaan
  • Persiapkan persalinan dengan baik, misalnya dengan melakukan senam hamil, mengetahui cara mengejan yang baik, mempersiapkan otot-otot panggul, dan lainnya
  • Lakukan rehabilitasi tubuh setelah persalinan, misalnya dengan latihan Kegel, postpartum yoga, atau lainnya