Pemeriksaan di masa awal kehidupan sangat penting untuk menunjang perkembangan pada fase berikutnya
Pada masa awal kehidupan, penting sekali untuk memastikan kondisi buah hati. Tidak ada yang berharap hal buruk, tentu saja. Tapi ketika diketahui adanya gangguan, pemeriksaan pada bayi baru lahir memungkinkan dilakukannya penanganan yang efektif sebelum masalah tersebut menimbulkan efek negatif.
Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan jenis kelamin, pengukuran berat dan panjang badan, serta ada-tidaknya kelainan bawaan yang terlihat secara kasat mata ini idealnya dilakukan di hadapan orang tua.
Memasuki usia 48 jam, beberapa pemeriksaan lain pun perlu dilakukan, antara lain:
Pemeriksaan tambahan diperlukan bagi bayi dari orang tua dengan riwayat kelainan bawaan. Pada bayi seperti ini, jika ada kelainan biasanya terlihat saat USG, meski ada pula potensi tidak terlihat. Jika kelainan bawaan memerlukan pemeriksaan genetik atau kromosom, orang tua akan dimintai persetujuan untuk dilakukannya pemeriksaan tersebut.
Sementara, untuk bayi prematur, diperlukan pemeriksaan tambahan yang akan diulang secara berkala, seperti:
Pada bayi baru lahir, tidak semua gangguan perlu langsung mendapat tindakan atau bahkan tidak memerlukan tindakan. Kelainan jantung, misalnya, ada yang membaik dengan sendirinya pada usia satu tahun.
Kalau pun perkembangan ke arah memburuk, tindakan dilakukan saat berat bayi mencapai tiga kilogram. Begitu pula dengan kelainan testis (pemantauan hingga usia 2-4 bulan) dan hernia (lebih dari usia 4 bulan).