Pertanyaan pertama yang sering ditanyakan orangtua setelah anaknya lahir adalah jenis kelamin yang kemudian diikuti pertanyaan apakah normal, lengkap ataukah ada kelainan

Mikropenis

Khusus anak laki-laki, ada beberapa kelainan alat kelamin yang perlu diketahui, di antaranya ukuran penis yang kecil, disebut mikropenis. Seberapa sering kelainan ini terjadi dan apa bisa diobati?


Kecilnya ukuran alat kelamin anak laki-laki sering merisaukan orangtua. Padahal, normal tidaknya ukuran penis baru bisa diketahui dengan pengukuran yang benar. Kalaupun benar ukurannya kecil, penanganannya tidak sulit dan relatif tidak mahal.


Normal-tidaknya alat kelamin anak laki-laki memang sering dipertanyakan orangtua. Karena itu, tidak jarang, begitu lahir bayi laki-laki, sang ibu langsung bertanya kepada dokter, apakah alat kelamin anaknya lengkap? Artinya, mempunyai batang kemaluan (corpus penis), kepala kemaluan (glans penis), kantung zakar (scrotum), serta dua buah zakar (testis) di dalamnya.


Baca juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil


Kapan Disebut Mikropenis?

Penis anak laki-laki saat lahir berukuran panjang minimal 2,5 cm. Saat umur enam bulan, panjangnya minimal 3 cm dan akan terus bertambah sesuai umur. Dokter sudah memiliki tabel ukuran penis yang normal.


Anak dikatakan memiliki mikropenis bila ukurannya kurang dari nilai baku (standar) atau secara definisi bila ukurannya kurang dari 2,5 SD (nilai baku statistik). Perlu diperhatikan bahwa yang dikatakan mikropenis yaitu penis dengan bentuk normal tapi kecil dan tidak disertai kelainan lainnya.


Apabila sang anak bertubuh gemuk, penis yang normal akan tampak kecil karena terbenam di dalam lipatan lemak. Semakin gemuk anak, semakin tebal lipatan lemak tersebut sehingga penis akan tampak semakin kecil. Yang sering dikeluhkan orangtua bia­ sanya ukuran panjang penis. Padahal, selain dimensi panjang, diameter penis juga perlu diperhatikan.


Baca juga: Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua


Apakah Mikropenis Sering Dijumpai?

Berdasar literatur, mikropenis ditemukan pada 0,6 persen dari semua anak-anak. Di Indonesia, karena masalah penis sering dikaitkan dengan mitos yang salah dan agak tabu serta malu diungkapkan, sulit didapat data yang pasti dan sering juga masalah alat kelamin ini malah dibawa berobat ke tempat yang salah.


Penyebab Mikropenis

Ada beberapa penyebab mikropenis antara lain kelainan hormon, sindrom-sindrom tertentu yang berkaitan dengan kelainan bawaan, kelainan susunan saraf pusat sampai penyebab yang tidak diketahui (idiopatik), atau bagian dari Disorders of Sex Development (DSD). Mikropenis tidak diturunkan, jadi tidak ada faktor penentu genetik. 


Komplikasi Mikropenis

Komplikasi mikropenis dibagi atas komplikasi medis dan psikologis. Komplikasi medis bisa berupa masalah hormon, tergantung dari penyebab atau efek pengobatan hormon yang berlebihan apabila diobati oleh yang kurang kompeten. Sedangkan, komplikasi psikologis bervariasi dari yang paling ringan yaitu gangguan male sexual role sampai berlanjut ke saat dewasa seperti penolakan untuk hubungan seksual.


Baca juga: Mikropenis, Bisakah Diobati?


Apakah Mikropenis Perlu dan Bisa Diobati?

Mikropenis perlu dan bisa diobati. Bila mikropenis tidak disertai kelainan bawaan lain (mikropenis murni), terapinya sangat sederhana yaitu dengan obat hormon testosteron suntikan tiap 3 – 4 minggu sebanyak empat kali. Tidak dianjurkan lebih lama dari itu dan tidak dianjurkan memakai obat-obatan minum karena efek sampingnya lebih banyak. Dengan dosis yang tepat, penis akan bertambah ukurannya.


Jika pengobatan tidak berhasil, perlu dicari penyebabnya. Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron, yaitu pada anak yang kekurangan hormon 5 reduktase. Jenis kelainan ini khas karena disertai kelainan bentuk penis (hipospadia) dan harus dibuktikan dengan pemeriksaan.


Bila anak berusia lebih dari enam bulan saat didiagnosis mikropenis, tidak lagi diperlukan pemeriksaan hormon, langsung dapat diberi obat kecuali mikropenis yang disertai komplikasi (misalnya anak dengan mikropenis dan tidak punya testis atau penisnya sangat kecil).


Terapi mikropenis harus dilakukan oleh ahli hormon/endokrin anak. Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum selesainya masa pubertas. Biasanya dilihat dari umur tulang atau ukuran testisnya. Lebih baik lagi pengobatan diberikan bila anak masih kurang dari usia enam bulan.


Hal yang Harus Diperhatikan


  1. Mikropenis adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai
  2. Pastikan sedini mungkin apakah anak laki-laki Anda termasuk mikropenis dengan pengukuran yang benar
  3. Periksakan ke tempat yang benar atau konsultasi ke dokter anak saat baru lahir atau konsultasi rutin
  4. Jika sudah terdiagnosis, pengobatan mikropenis mudah dan relatif tidak mahal