Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Selasa, 12 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Hidrokel adalah kondisi di mana skrotum atau buah zakar membengkak karena akumulasi cairan, umumnya dapat terjadi pada pria dalam usia berapapun, termasuk bayi

Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Testis atau buah zakar merupakan bagian penting dari sistem reproduksi laki-laki. Organ ini berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron bagi tubuh. Testis tersebut dibungkus oleh kantong skrotum dan berada tepat di bawah pangkal penis.


Normalnya, skrotum akan teraba kendur, lembut, dan padat tetapi tidak keras. Apabila terjadi hidrokel, skrotum akan teraba lunak seperti balon yang berisi air.


Hidrokel merupakan pembengkakan skrotum yang terjadi akibat penumpukan cairan di kantung tipis yang menyelimuti buah zakar (testis). Cairan tersebut akan membuat skrotum pada anak terlihat bengkak atau membesar, tetapi hidrokel biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.


Hidrokel umumnya terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur dan dapat sembuh sendiri ketika anak berusia 6 bulan – 1 tahun. 


Klasifikasi Hidrokel pada Bayi


Hidrokel Non-Komunikan

Hidrokel non-komunikan terjadi ketika celah di antara rongga perut dan skrotum (kanal inguinal) menutup, tetapi cairan di dalam skrotum tidak terserap oleh tubuh.


Hidrokel Komunikan

Hidrokel komunikan terjadi ketika kanal inguinal tidak menutup sehingga cairan dari rongga perut terus mengalir ke dalam skrotum dan dapat naik kembali ke perut. Hidrokel komunikan dapat disertai hernia inguinalis.


Baca juga: Kelainan Testis pada Anak Laki-laki


Gejala Hidrokel pada Anak


  1. Benjolan atau pembengkakan yang halus dan tidak nyeri
  2. Skrotum yang mengecil di malam hari ketika berbaring telentang, dan membesar ketika anak beraktivitas


Mendiagnosis Hidrokel pada Anak

Dokter akan melakukan wawancara singkat kepada orangtua terkait kondisi anak dan riwayat kesehatan anak, seperti keluhan utama, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan, ataupun riwayat penyakit dan pengobatan. 


Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memeriksa kondisi genital anak, seperti benjolan pada skrotum, perubahan tekstur, pembengkakan, dan warna skrotum. Apabila ditemukan benjolan, anak dapat menderita hidrokel maupun hernia. Hernia dapat dibedakan dari hidrokel dari tes transiluminasi.


Selain pemeriksaan fisik, dapat juga dilakukan tes transiluminasi dengan memberikan cahaya pada skrotum dan melihat apakah terjadi penumpukan cairan (hidrokel) atau pembengkakan disebabkan oleh massa yang padat. Apabila dicurigai hidrokel, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG untuk memastikan kondisi skrotum anak. 


Baca juga: Testis Anak Tidak Turun? Ini Dia Penanganannya!


Penanganan Hidrokel pada Anak

Tatalaksana hidrokel akan bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Hidrokel non-komunikan biasa akan hilang dengan sendirinya ketika anak mencapai umur 1 tahun di mana cairan skrotum terserap kembali ke dalam tubuh. 


Pada hidrokel komunikan, seringkali dibutuhkan pembedahan untuk mencegah hernia terjadi pada anak. Operasi yang disebut sebagai hidrokelektomi ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada selangkangan dan mengalirkan cairan yang terkumpul pada kantung skrotum. 


Metode lain yang dapat dipertimbangkan adalah aspirasi cairan, di mana dokter akan mengambil cairan yang terkumpul pada kulit skrotum menggunakan jarum suntik, tetapi metode ini sudah lebih jarang digunakan karena risiko infeksi yang lebih tinggi dan rasa nyeri pada anak. 


Meskipun hidrokel bukan merupakan penyakit yang serius dan tidak mengakibatkan kemandulan, hidrokel yang menetap dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan tumor yang mempengaruhi produksi sperma. 


Baca juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil


Kapan Hidrokel Anak Harus Diperiksa?

Orangtua perlu memberikan perhatian lebih kepada anak dengan hidrokel, terutama kondisi skrotum anak, apabila ditemukan skrotum yang membengkak secara mendadak dan cepat.


Selain itu, apabila anak mengeluhkan rasa nyeri pada skrotum, ataupun hidrokel yang tidak menghilang dengan sendirinya setelah usia 1 tahun, sebaiknya segera membawa si kecil untuk diperiksakan lebih lanjut ke dokter spesialis urologi.