9 Makanan untuk Mabuk Perjalanan yang Bisa Meredakan Mual dan Muntah

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 10 Desember 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Makanan untuk mabuk perjalanan mencakup pisang, apel, permen jahe, hingga kacang almond. Ketahui tipsnya supaya liburan bebas dari mual saat perjalanan.

9 Makanan untuk Mabuk Perjalanan yang Bisa Meredakan Mual dan Muntah

Mabuk perjalanan bisa saja dialami oleh siapa pun dengan gejala berupa rasa mual atau akan muntah, pusing, sakit kepala, dan kelelahan saat melakukan perjalanan, baik dengan kendaraan atau transportasi darat, udara, maupun laut. Kondisi ini terjadi ketika otak menerima pesan yang bertentangan dengan sinyal yang dikirim oleh mata, telinga, persendian, dan otot. Akibat ketidaksesuaian sinyal ini, Anda akan merasa mual dan tidak nyaman selama melakukan perjalanan.


Daftar Makanan yang Dapat Mengatasi Mabuk Perjalanan​

Ada beberapa jenis makanan yang dapat Anda konsumsi untuk mengatasi mabuk perjalanan. Berikut ini adalah beberapa pilihan makanan untuk mabuk perjalanan yang dapat Anda konsumsi:


1. Pisang

Pisang merupakan makanan untuk mabuk perjalanan yang bisa meredakan mual dan muntah. Manfaat ini diperoleh karena pisang mengandung vitamin B6, yang diketahui efektif dalam mengurangi rasa mual dan muntah terus-menerus.


2. Apel

Mengonsumsi makanan berserat, seperti apel, bisa memperlambat usus dalam mencerna makanan. Dengan diperlambatnya gerak usus, keluhan mual dan muntah ketika Anda dalam perjalanan pun bisa diredakan.


3. Permen jahe

Saat mengalami mabuk perjalan, cobalah mengonsumsi permen jahe. Manfaat salah satu rimpang yang banyak digunakan sebagai bumbu dapur ini dapat membantu meredakan rasa mual dan membuat perut lebih nyaman. Bagi Anda yang sering mengalami mabuk perjalanan, konsumsi permen jahe sesaat sebelum perjalanan lebih disarankan untuk mencegah rasa mual dan pusing muncul.


Baca juga: 12 Rekomendasi Makanan untuk Pengidap Asam Lambung



4. Permen mint

Sama seperti permen jahe, konsumsi permen mint juga bisa menjadi solusi mudah dalam mengurangi keluhan mabuk perjalanan yang Anda alami. Aroma daun mint yang menyegarkan bisa meredakan rasa enek dan memberikan efek menenangkan.


5. Kacang almond

Kurangnya asupan protein bisa memperparah rasa mual saat melakukan perjalanan. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang merupakan sumber protein, salah satunya adalah kacang almond. Tidak hanya bisa meredakan rasa mual, kacang almond juga bisa memberikan pasokan energi agar tubuh tidak terasa lemas.


6. Biskuit asin

Makanan penghilang mual mabuk perjalanan selanjutnya adalah biskuit. Camilan ini tinggi zat pati yang bisa membantu mengurangi asam lambung bagi yang memiliki GERD dan meredakan mual saat mabuk perjalanan.


7. Alpukat

Buah alpukat juga merupakan makanan yang bisa menghilangkan gejala mabuk perjalanan. Sebab buah alpukat mengandung magensium dan vitamin B6 yang efektif dalam meredakan mual dan muntah, termasuk saat melakukan perjalanan.


8. Roti gandum

Sama seperti biskuit asin, mengonsumsi roti gandum saat mabuk perjalanan bisa membantu meredakan keluhan mual dan muntah. Makanan ini juga bisa membuat perut Anda kenyang lebih lama sehingga asam lambung tidak naik, yang bisa menyebabkan munculnya rasa mual.


9. Kacang arab

Meski ukurannya kecil, kacang arab merupakan makanan tinggi vitamin B6 dan protein. Kedua nutrisi ini bisa membantu mengurangi keluhan mual dan muntah dalam perjalanan. Selain itu, kacang ini juga kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan.


Baca juga: 20 Rekomendasi Makanan untuk Penderita Hipertensi



Tips Mencegah Mabuk Perjalanan

Agar keluhan mabuk perjalanan tidak muncul, terutama saat mudik dan liburan, Anda perlu mencegahnya dengan melakukan beberapa tips berikut ini:


  • Pastikan Anda sudah makan dan minum yang cukup sebelum bepergian.
  • Pastikan Anda dalam kondisi yang fit, karena keluhan mabuk perjalanan seringkali terjadi ketika sedang tidak enak badan.
  • Pilihlah posisi duduk dekat dengan jendela agar bisa menghirup udara, terutama saat bepergian dengan menggunakan mobil.
  • Hindari membaca saat sedang dalam perjalanan, karena aktivitas ini bisa memicu mual dan mabuk perjalanan
  • Minum obat antimual dijual bebas, dan konsumsi sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan.


Mabuk perjalanan sebenarnya bukan kondisi yang berbahaya dan umumnya bisa reda sendiri, khususnya jika Anda sudah cukup beristirahat. Namun, keluhan ini memang bisa membuat perjalanan jadi kurang menyenangkan.


Jika Anda termasuk orang yang sering mengalami keluhan mual dan muntah saat perjalanan, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter THT bisa menyarankan konsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik untuk mengetahui makanan apa saja yang aman untuk dikonsumsi dan bisa membantu meredakan keluhan mabuk perjalanan Anda.


Baca juga: Daftar Makanan untuk Gula Darah Tinggi yang Sehat dan Enak



FAQ


Berapa Lama Mabuk Perjalanan Akan Hilang?

Mabuk perjalanan biasanya hilang dalam beberapa jam setelah perjalanan selesai. Gejala seperti pusing, mual, dan lemas akan segera mereda saat tubuh beradaptasi kembali dengan lingkungan yang stabil. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari 24 jam atau sangat mengganggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Apa Yang Tidak Boleh Dimakan saat Mabuk Perjalanan?

Saat mengalami mabuk perjalanan hindari makanan berat, berminyak, pedas, atau berbau tajam karena makanan tersebut akan memicu rasa mual menjadi semakin parah. Minuman berkafein, bersoda, dan beralkohol juga sebaiknya dihindari karena dapat mengiritasi lambung dan memperparah rasa mual.


Agar Tidak Mabuk Perjalanan Minum Apa?

Agar tidak mabuk perjalanan, Anda disarankan untuk meminum air putih, jahe hangat, dan teh peppermint, baik sebelum maupun selama perjalanan. Sebaliknya, hindari minuman bersoda atau berkafein yang dapat memperparah keluhan.


Referensi:

  1. Begum N, et al. Nutritional composition, health benefits and bio-active compounds of chickpea (Cicer arietinum L.). Frontiers in Nutrition. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10580981/). Diakses pada 18 November 2024.
  2. Keshavarz B, Golding JF. Motion sickness: current concepts and management. Current opinion in neurology. 2022. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34839340/). Diakses pada 18 November 2024.
  3. Mohr C, Jensen C, Padden N, Besel JM, Brant JM. Peppermint essential oil for nausea and vomiting in hospitalized patients: incorporating holistic patient decision making into the research design. Journal of Holistic Nursing. 2021. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32985338/). Diakses pada 18 November 2024. 
  4. Suresh H, Zhou J, Ho V. The short-term effects and tolerability of low-viscosity soluble fibre on gastroparesis patients: A pilot clinical intervention study. Nutrients. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8704257/). Direvisi terakhir. Diakses pada 18 November 2024. 
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mabuk Perjalanan dan Kiat Mengatasinya. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/622/mabuk-perjalanan-dan-kiat-mengatasinya). Direvisi terakhir 28 Juli 2022. Diakses pada 18 November 2024.
  6. National Institute of Health National Cancer Institute. Easy-to-Digest Foods. (https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/nutrition/easy-to-digest). Direvisi terakhir 15 Oktober 2024. Diakses pada 18 November 2024.
  7. Johns Hopkins Medicine. Ginger Benefits. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/ginger-benefits). Direvisi terakhir. Diakses pada 18 November 2024.
  8. Cleveland Clinic. Motion Sickness. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12782-motion-sickness). Direvisi terakhir 8 April 2024. Diakses pada 18 November 2024.
  9. Mayo Clinic. Vitamin B-6. (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-b6/art-20363468). Direvisi terakhir 2023. Diakses pada 18 November 2024.
  10. Mayo Clinic. Whole grains: Hearty options for a healthy diet. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/whole-grains/art-20047826). Direvisi terakhir 10 Desember 2022. Diakses pada 18 November 2024.