Kelainan Testis pada Anak Laki-laki

Selasa, 19 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Testis atau buah zakar adalah kelenjar reproduksi laki-laki yang penting untuk kesuburan

Kelainan Testis pada Anak Laki-laki

Testis memproduksi sperma dan hormon testosteron dari pubertas sampai dewasa. Normalnya, testis terbentuk dalam rongga perut dan akan bergerak turun ke lokasinya di kantung zakar selama bayi dalam rahim.


Turunnya testis ke kantung zakar (skrotum) sangat penting untuk proses pembentukan sperma karena suhu di skrotum lebih rendah 1,5-2,0 °C dibanding suhu tubuh. Kelainan testis tersebut dinamakan kriptorkismus.


Kriptorkismus adalah terhentinya proses penurunan satu atau kedua testis di suatu tempat antara rongga perut dengan kantung zakar. Kriptorkismus merupakan gangguan diferensiasi seksual laki-laki yang paling sering dijumpai.


Angka kejadiannya saat lahir bervariasi berkisar 3,4 persen hingga 5-6 persen bayi laki-laki mengalami kriptorkismus. Bahkan pada bayi pematur, angkanya mencapai 17-33 persen. Pada bayi dengan berat badan di bawah 1.000 gram mencapai 100 persen karena testis baru turun pada umur 7 bulan kehamilan ketika berat badan janin sekitar 2.000 gram.


Sekitar 10 persen kriptorkismus terjadi pada kedua testis (bilateral). Sekitar 30 persen ternyata memang tidak ditemukan testis setelah dicari dari rongga perut, jalur menuju kantung zakar, atau dalam kantung zakarnya.


Baca juga: Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua


Apa Saja Komplikasinya?

Komplikasi jangka panjang yang terpenting adalah keganasan (kanker) dan infertilitas (tidak subur). Selain itu, dilaporkan juga komplikasi lain, yaitu terpuntirnya testis (torsio testis) dan hernia.


Bagaimana Kriptorkismus dapat Diketahui?

Testis yang tidak turun tidak menimbulkan keluhan seperti sakit, jadi sering tidak diketahui kecuali orang tuanya dan dokter teliti memeriksa dan memperhatikan alat kelamin anak. Kriptorkismus perlu dicurigai jika kantung zakar terlihat rata dan kecil yang seharusnya membulat dan terdapat 2 kantung.


Biasanya kriptorkismus dapat terdiagnosis saat bayi baru lahir atau pada saat control rutin bulanan ke dokter. Untuk diagnosis harus diperiksa dengan teliti. Setelah itu, dapat dilakukan ultrasonografi (USG) atau pemeriksaan dengan magnetic resonance imaging (MRI).


Jika perlu juga dilakukan peneropongan ke perut (laparoskopi) dan khusus untuk kriptorkismus bilateral harus dilakukan uji hormon human chorionic gonadotropin (hCG).


Baca juga: Atasi Permasalahan Ginekologi Tanpa Luka Besar


Apakah Kriptorkismus Perlu Diobati?

Jelas kriptorkismus harus diobati karena jika testis tidak bergerak turun, akhirnyarisiko komplikasi akanmeningkat. Pada banyak kasus, testis masih bisa turun sampai umur anak 6 bulan. Namun setelah itu harus diberipengobatan, dan jika tidak turunsampai umur 2 tahun sebaiknya dilakukan penurunan dengan tindakan bedah.


Pengobatan kriptorkismus dapat dilakukan dengan pemberian hormon HCG. Jika tidak berhasil, selanjutnya harus dengan tindakan bedah. Tindakan bedah untuk kriptorkismus termasuk operasi kecil.