Waspadai Penyebab Kanker Otak dan Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Risikonya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 04 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Radiasi, pola makan buruk, hingga stres bisa picu kanker otak! Kenali 9 penyebab & kebiasaan berisiko yang sering diabaikan. Baca selengkapnya!

Waspadai Penyebab Kanker Otak dan Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Risikonya

Kanker otak merupakan kondisi serius yang bisa dipengaruhi oleh faktor genetik hingga gaya hidup sehari-hari. Meski tidak semua penyebab dapat dihindari, mengenali kebiasaan buruk yang meningkatkan risiko membantu Anda mengambil langkah pencegahan. Simak penjelasannya!


Penyebab Timbulnya Kanker Otak


1. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Anda lebih berisiko jika memiliki keluarga dengan riwayat kanker otak atau sindrom genetik seperti neurofibromatosis. Mutasi gen tertentu dapat memicu pertumbuhan sel abnormal di otak, meski tidak selalu berarti Anda pasti mengalaminya.


2. Paparan Radiasi Tinggi

Radiasi ionisasi (misalnya dari terapi radiasi untuk kanker lain) adalah salah satu penyebab yang telah terbukti. Jika Anda pernah menjalani radioterapi di area kepala, risiko berkembangnya tumor otak perlu dipantau secara berkala.


3. Perubahan Hormonal

Fluktuasi hormon, terutama estrogen, diduga berperan dalam pertumbuhan tumor otak pada wanita. Kondisi seperti kehamilan, menopause, atau terapi hormon jangka panjang mungkin memengaruhi risikonya.


4. Paparan Zat Karsinogen

Bahan kimia industri seperti pestisida, formaldehida, atau vinil klorida dapat terakumulasi dalam tubuh dan merusak sel otak. Anda yang bekerja di lingkungan dengan paparan zat ini perlu lebih waspada.



Kebiasaan Sehari-hari yang Meningkatkan Risiko


1. Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan

Racun dalam rokok dan alkohol bersifat karsinogenik, yang dapat memicu mutasi sel di otak. Jika Anda merokok atau minum alkohol secara rutin, pertimbangkan untuk mengurangi kebiasaan ini.


2. Pola Makan Tidak Sehat

Makanan tinggi lemak jenuh, pengawet, atau nitrat (misalnya daging olahan) dapat memicu peradangan kronis. Otak Anda juga rentan terhadap efek negatif dari pola makan yang buruk dalam jangka panjang.


3. Kurang Tidur Kronis

Tidur adalah waktu bagi otak untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Jika Anda sering begadang atau kualitas tidur buruk, proses regenerasi sel otak bisa terganggu, meningkatkan risiko kelainan sel.


4. Stres Berkepanjangan Tanpa Penanganan

Stres kronis melemahkan sistem imun dan memicu peradangan, termasuk di jaringan otak. Anda yang mengalami tekanan psikologis terus-menerus disarankan mencari cara untuk mengelolanya.


5. Penggunaan Ponsel Berlebihan Tanpa Perlindungan

Meski belum ada bukti kuat, paparan radiasi frekuensi radio (RF) dari ponsel dalam jangka panjang diduga berpotensi memengaruhi kesehatan otak. Gunakan hands-free atau speaker untuk mengurangi paparan langsung.


Jika Anda mengalami gejala seperti sakit kepala terus-menerus, mual tanpa sebab, gangguan penglihatan, atau kejang, segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi. Deteksi dini melalui MRI atau CT Scan dapat menyelamatkan hidup Anda.


FAQ


Benarkah Sering Pakai Ponsel Bisa Sebabkan Kanker Otak?

Belum ada bukti kuat bahwa ponsel langsung menyebabkan kanker otak. Namun, radiasi frekuensi radio (RF) dari ponsel berpotensi memengaruhi jaringan otak jika digunakan berlebihan tanpa jarak aman. Tips mengurangi risiko:

  • Gunakan speaker atau headset.
  • Jangan simpan ponsel di bawah bantal saat tidur.
  • Batasi durasi telepon (>30 menit).


Apakah Kebiasaan Begadang Bisa Memicu Kanker Otak?

Tidur adalah waktu bagi otak untuk memperbaiki sel-sel rusak. Kurang tidur kronis mengganggu proses ini dan meningkatkan stres oksidatif (penyebab kerusakan sel). Studi menunjukkan:

  • Orang yang tidur <6 jam/hari berisiko lebih tinggi mengalami gangguan otak.
  • Shift malam berkepanjangan dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon yang memicu tumor.


Apakah Makanan Berpengawet Bisa Sebabkan Kanker Otak?

Makanan dengan nitrat (sosis, nugget) atau pengawet buatan (seperti sodium benzoat) bersifat karsinogen jika dikonsumsi berlebihan jangka panjang. Zat ini memicu peradangan kronis dan kerusakan DNA sel otak. Contoh makanan berisiko:

  • Daging olahan (sosis, kornet).
  • Makanan kemasan dengan label "monosodium glutamate (MSG)" berlebihan.
  • Snack dengan pewarna sintetis.


Apakah Paparan Radiasi dari Rontgen Berbahaya untuk Otak?

Radiasi dari rontgen gigi atau dada sangat rendah risikonya. Yang berbahaya adalah:

  • Radioterapi dosis tinggi (misalnya untuk kanker lain).
  • Paparan bahan radioaktif di lingkungan kerja.


Benarkah Alkohol Bisa Sebabkan Kanker Otak?

Alkohol bersifat karsinogenik karena:

  • Memicu kerusakan DNA sel.
  • Mengganggu penyerapan nutrisi pelindung otak (seperti vitamin B).


Risiko meningkat jika:

  • Konsumsi >2 gelas/hari.
  • Dikombinasikan dengan merokok.


Referensi:

  1. American Cancer Society. Brain and Spinal Cord Tumors in Adults: Risk Factors. (https://www.cancer.org/cancer/brain-spinal-cord-tumors-adults/causes-risks-prevention/risk-factors.html). Diakses pada 13 Mei 2025.
  2. National Cancer Institute. Radiation Risks and Pediatric Computed Tomography (CT). (https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/radiation/pediatric-ct-scans). Diakses pada 13 Mei 2025.
  3. World Health Organization. IARC Classifies Radiofrequency Electromagnetic Fields as Possibly Carcinogenic to Humans. (https://www.iarc.who.int/wp-content/uploads/2018/07/pr208_E.pdf). Diakses pada 13 Mei 2025.
  4. Harvard T.H. Chan School of Public Health. Diet and Cancer Risk. (https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/cancer/). Diakses pada 13 Mei 2025.
  5. American Society of Clinical Oncology. Alcohol and Cancer Risk. (https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/prevention-and-healthy-living/alcohol-and-cancer-risk). Diakses pada 13 Mei 2025.
  6. National Institutes of Health. Sleep Deprivation and Deficiency. (https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sleep-deprivation-and-deficiency). Diakses pada 13 Mei 2025.
  7. American Psychological Association. Stress and Cancer. (https://www.apa.org/topics/stress/cancer). Diakses pada 13 Mei 2025.
  8. Environmental Protection Agency. Chemicals Evaluated for Carcinogenic Potential. (https://www.epa.gov/chemical-research/chemicals-evaluated-carcinogenic-potential). Diakses pada 13 Mei 2025.