Oleh Tim RS Pondok Indah
Radiasi, pola makan buruk, hingga stres bisa picu kanker otak! Kenali 9 penyebab & kebiasaan berisiko yang sering diabaikan. Baca selengkapnya!
Kanker otak merupakan kondisi serius yang bisa dipengaruhi oleh faktor genetik hingga gaya hidup sehari-hari. Meski tidak semua penyebab dapat dihindari, mengenali kebiasaan buruk yang meningkatkan risiko membantu Anda mengambil langkah pencegahan. Simak penjelasannya!
Anda lebih berisiko jika memiliki keluarga dengan riwayat kanker otak atau sindrom genetik seperti neurofibromatosis. Mutasi gen tertentu dapat memicu pertumbuhan sel abnormal di otak, meski tidak selalu berarti Anda pasti mengalaminya.
Radiasi ionisasi (misalnya dari terapi radiasi untuk kanker lain) adalah salah satu penyebab yang telah terbukti. Jika Anda pernah menjalani radioterapi di area kepala, risiko berkembangnya tumor otak perlu dipantau secara berkala.
Fluktuasi hormon, terutama estrogen, diduga berperan dalam pertumbuhan tumor otak pada wanita. Kondisi seperti kehamilan, menopause, atau terapi hormon jangka panjang mungkin memengaruhi risikonya.
Bahan kimia industri seperti pestisida, formaldehida, atau vinil klorida dapat terakumulasi dalam tubuh dan merusak sel otak. Anda yang bekerja di lingkungan dengan paparan zat ini perlu lebih waspada.
Racun dalam rokok dan alkohol bersifat karsinogenik, yang dapat memicu mutasi sel di otak. Jika Anda merokok atau minum alkohol secara rutin, pertimbangkan untuk mengurangi kebiasaan ini.
Makanan tinggi lemak jenuh, pengawet, atau nitrat (misalnya daging olahan) dapat memicu peradangan kronis. Otak Anda juga rentan terhadap efek negatif dari pola makan yang buruk dalam jangka panjang.
Tidur adalah waktu bagi otak untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Jika Anda sering begadang atau kualitas tidur buruk, proses regenerasi sel otak bisa terganggu, meningkatkan risiko kelainan sel.
Stres kronis melemahkan sistem imun dan memicu peradangan, termasuk di jaringan otak. Anda yang mengalami tekanan psikologis terus-menerus disarankan mencari cara untuk mengelolanya.
Meski belum ada bukti kuat, paparan radiasi frekuensi radio (RF) dari ponsel dalam jangka panjang diduga berpotensi memengaruhi kesehatan otak. Gunakan hands-free atau speaker untuk mengurangi paparan langsung.
Jika Anda mengalami gejala seperti sakit kepala terus-menerus, mual tanpa sebab, gangguan penglihatan, atau kejang, segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi. Deteksi dini melalui MRI atau CT Scan dapat menyelamatkan hidup Anda.
Belum ada bukti kuat bahwa ponsel langsung menyebabkan kanker otak. Namun, radiasi frekuensi radio (RF) dari ponsel berpotensi memengaruhi jaringan otak jika digunakan berlebihan tanpa jarak aman. Tips mengurangi risiko:
Tidur adalah waktu bagi otak untuk memperbaiki sel-sel rusak. Kurang tidur kronis mengganggu proses ini dan meningkatkan stres oksidatif (penyebab kerusakan sel). Studi menunjukkan:
Makanan dengan nitrat (sosis, nugget) atau pengawet buatan (seperti sodium benzoat) bersifat karsinogen jika dikonsumsi berlebihan jangka panjang. Zat ini memicu peradangan kronis dan kerusakan DNA sel otak. Contoh makanan berisiko:
Radiasi dari rontgen gigi atau dada sangat rendah risikonya. Yang berbahaya adalah:
Alkohol bersifat karsinogenik karena:
Risiko meningkat jika:
Referensi: