Atasi Gangguan Tidur dengan Akupunktur

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Menurunnya jumlah hormon yang menimbulkan rasa kantuk menyebabkan gangguan tidur pada orang lanjut usia

Atasi Gangguan Tidur dengan Akupunktur

Meski menjadi kebutuhan harian, nyatanya bagi sebagian orang, tidur bukanlah hal yang mudah, terutama bagi orang lanjut usia. Menurut Diagnostic and Statistically Manual of Mental Disorder, yang dimaksud insomnia adalah ketidakpuasan atas kualitas atau kuantitas tidur yang berhubungan dengan satu atau lebih gejala.


Gejala yang dimaksud adalah:


  • sulit mulai tidur;
  • sulit mempertahankan tidur atau sering terbangun; dan
  • mudah bangun pada dini hari lalu sulit kembali tidur.


Secara umum, setiap harinya manusia memerlukan tidur selama delapan jam. Hanya saja, yang ditekankan pada kasus insomnia adalah rasa ketidakpuasan, yang terkadang tidak merujuk pada durasi tidur—dan hal tersebut terjadi di luar kendali orang itu.


Berbeda misalnya ketika harus ada kegiatan yang dilakukan seperti bekerja, karenanya durasi tidur menjadi kurang dan timbul rasa ketidakpuasan. Jika dibiarkan terjadi dalam jangka panjang, insomnia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif:


  1. Menurunkan ambang nyeri
  2. Meningkatkan rangsang simpatis (pasien selalu dalam kondisi sigap)
  3. Meningkatnya tekanan darah
  4. Depresi, walau tidak selalu terjadi


Penurunan Hormon

Pada orang lanjut usia, kasus insomnia biasanya terjadi karena faktor hormonal. Di tubuh manusia, terdapat berbagai hormon. Salah satunya disebut melatonin. Hormon yang diproduksi di otak ini berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk lalu tertidur.


Jumlah hormon melatonin pada tubuh tidaklah selalu sama. Volume hormon ini tertinggi pada usia bayi, lalu berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Dan pada usia lanjut, jumlah hormon ini menjadi sangat berkurang sehingga kerap menimbulkan efek sulit merasa kantuk.


Selain itu, insomnia juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis (seperti depresi, kejadian yang tidak menyenangkan, atau beban pikiran lainnya). Perlu dipahami, orang lanjut usia sangat sensitif.


Kejadian kecil yang dialami dapat memberikan beragam efek, termasuk gangguan tidur. Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis, memerlukan penanganan psikolog atau psikiater.


Karenanya, ketika mengonsultasikan insomnia ke dokter, pasien perlu menjelaskan beberapa hal:


  • Gejala insomnia yang dialami
  • Sejak kapan terjadi (insomnia dapat terjadi sementara atau pada satu – dua hari dan bisa juga akut atau selama empat minggu); dan
  • Faktor penyebab lainnya (seperti kebiasaan mengonsumsi kopi, alkohol, atau lainnya)


Terapi Akupunktur

Selama ini, pasien insomnia kerap diberi obat penenang untuk membantu merasa rileks sehingga mudah tidur.


Seiring dengan pengembangan dari berbagai penelitian, akupunktur medik kini dapat dimanfaatkan untuk menangani berbagai gangguan kesehatan, termasuk insomnia.


Terapi akupunktur untuk insomnia terbilang aman karena terbukti meningkatkan produksi melatonin dan tidak menggunakan obat (bahkan dapat menurunkan dosis penggunaan obat yang dikonsumsi pasien).


Tingkat keamanan akupunktur pun didukung dengan berbagai jenis media yang dapat digunakan. Saat ini, akupunktur dapat menggunakan media berupa jarum, laser, benang, akupressur (tekanan dengan jari), dan lainnya.


Pasien dengan alergi terhadap benda logam, dapat menggunakan media selain jarum. Penggunaan jarum pun dihindari bagi pasien yang daya tahan tubuhnya sedang menurun (dikhawatirkan perlukaan yang terjadi saat terapi menjadi akses masuk bagi bakteri atau virus).


Selain itu, pasien dengan riwayat kejang atau epilepsi sebaiknya menghindari terapi akupunktur dengan media laser.


Yang perlu diketahui, karena hanya memanfaatkan tubuh pasien dan media, efek yang ditimbulkan dari terapi akupunktur dapat berbeda pada setiap orang. Tapi secara umum, efek terapi dapat terasa sejak terapi pertama.


Sementara untuk kasus insomnia, biasanya memerlukan terapi sebanyak 10 hingga 12 kali sesi terapi— meski disesuaikan dengan perkembangan pasien selama terapi dilakukan.


Keunggulan lain dari terapi akupunktur adalah efeknya yang dapat bertahan di tubuh pasien meski tubuh pasien sudah tidak diberi rangsangan dari media.


Dengan efek yang bertahan, diharapkan dapat membentuk pola tidur yang baik pada pasien, sehingga gangguan tidur tidak kembali berulang.