Kenali Penyebab Asam Urat Sebelum Terlambat!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 14 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyebab utama asam urat: kebiasaan makan tidak sehat, minuman beralkohol, gaya hidup kurang aktif, dan faktor genetik. Perhatikan pola hidup untuk mencegahnya.

Kenali Penyebab Asam Urat Sebelum Terlambat!

Pernah merasakan sendi tiba-tiba bengkak, merah, dan nyeri tak tertahankan? Bisa jadi itu serangan asam urat. Kondisi ini memang sering datang tanpa permisi, tapi sebenarnya bisa dicegah jika kita tahu pemicunya. Yuk, kupas bersama apa saja yang bisa menyebabkan asam urat!


Penyebab Utama yang Perlu Diwaspadai


1. Kebiasaan Makan yang Kurang Sehat

  • Terlalu sering mengonsumsi daging merah, jeroan, atau seafood bisa meningkatkan risiko asam urat
  • Makanan ini mengandung purin tinggi yang diubah tubuh menjadi asam urat
  • Contoh makanan yang perlu dibatasi: steak, hati ayam, kerang, dan sarden kaleng


2. Minuman yang Bisa Memperburuk Kondisi

  • Bir dan minuman beralkohol lainnya mengganggu proses pembuangan asam urat
  • Minuman manis dengan fruktosa tinggi juga berisiko meningkatkan kadar asam urat
  • Lebih baik perbanyak air putih untuk membantu ginjal bekerja optimal


3. Gaya Hidup yang Kurang Aktif


4. Faktor yang Tidak Bisa Dikendalikan

  • Riwayat keluarga dengan asam urat meningkatkan risiko Anda
  • Pria lebih rentan terkena dibanding wanita, terutama di usia 30-50 tahun
  • Wanita biasanya baru berisiko setelah menopause


Baca juga: Apakah Asam Urat Bisa Sembuh? Berikut Penanganannya!



Kapan Harus ke Dokter?

Asam urat yang dibiarkan bisa merusak sendi permanen. Waspadai tanda-tanda ini:

  • Nyeri pertama kali: Jika baru pertama mengalami serangan (biasanya di jempol kaki yang tiba-tiba bengkak, merah dan sakit berdenyut)
  • Serangan berulang: Sudah lebih dari 2-3 kali kambuh dalam setahun
  • Nyeri tak kunjung membaik: Rasa sakit masih kuat setelah 3-4 hari
  • Sendi terasa berbeda: Kaku, berbunyi "krek", atau sulit digerakkan
  • Muncul benjolan: Tofus (gumpalan kristal putih) mulai terlihat di sekitar sendi
  • Demam menyertai: Bisa tanda infeksi atau komplikasi


Jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau hubungi WhatsApp RS Pondok Indah untuk buat janji temu.


FAQ


Apa yang Bikin Asam Urat Kambuh?

Penyebab kambuhnya asam urat biasanya karena pola makan tidak terkontrol (misalnya makan jeroan atau seafood berlebihan), kurang minum air, atau efek samping obat tertentu. Kadar asam urat yang menumpuk tiba-tiba bisa memicu nyeri sendi.


Kenapa Makan Seafood Bisa Sebabkan Asam Urat?

Seafood seperti kerang, udang, atau ikan sarden mengandung zat purin tinggi. Purin diolah tubuh jadi asam urat. Kalau kebanyakan, asam urat menumpuk dan jadi kristal tajam di sendi, makanya bikin nyeri.


Apakah Daging Merah Penyebab Asam Urat?

Ya, daging merah (sapi, kambing) dan jeroan (hati, ginjal) punya purin tinggi. Kalau sering dikonsumsi, kadar asam urat dalam darah naik dan risiko asam urat meningkat.


Apakah Bir dan Alkohol Bikin Asam Urat?

Ya. Bir mengandung purin tinggi dan alkohol mengganggu kerja ginjal dalam membuang asam urat. Minum alkohol berlebihan sangat berpotensi menyebabkan asam urat kambuh.


Kenapa Kurang Minum Air Bisa Picu Asam Urat?

Kurang minum bikin urine sedikit dan pekat. Asam urat yang harusnya dibuang lewat urine malah mengendap di darah. Akhirnya, kristal asam urat terbentuk di sendi dan bikin radang.


Apakah Obesitas Bisa Menyebabkan Asam Urat?

Ya! Tubuh orang gemuk memproduksi lebih banyak asam urat, sementara ginjal sulit membuangnya karena terbebani. Lemak berlebih juga memicu peradangan yang memperparah kondisi.


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Gout. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gout/symptoms-causes/syc-20372897). Diakses pada 18 Desember 2024.
  2. WebMD. Gout: Symptoms, Causes, and Treatments. (https://www.webmd.com/arthritis/gout). Diakses pada 18 Desember 2024.
  3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Gout. (https://www.cdc.gov/arthritis/types/gout.html). Diakses pada 18 Desember 2024.
  4. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS). Gout. (https://www.niams.nih.gov/health-topics/gout). Diakses pada 18 Desember 2024.
  5. American College of Rheumatology. Gout. (https://rheumatology.org/patients/gout). Diakses pada 18 Desember 2024.
  6. Arthritis Foundation. Gout. (https://www.arthritis.org/diseases/gout). Diakses pada 18 Desember 2024.
  7. Healthline. Gout: Symptoms, Treatment, and Prevention. (https://www.healthline.com/health/gout). Diakses pada 18 Desember 2024.
  8. National Health Service (NHS) UK. Gout. (https://www.nhs.uk/conditions/gout/). Diakses pada 18 Desember 2024.