Oleh Tim RS Pondok Indah
Penyakit tiroid bisa disembuhkan. Namun, untuk menyembuhkan penyakit ini, dokter perlu melakukan sejumlah pemeriksaan agar pengobatan yang diberikan sesuai.
Penyakit tiroid adalah gangguan yang terjadi pada kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di leher depan. Kelenjar ini menghasilkan hormon, yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh maupun siklus menstruasi.
Penyakit tiroid terbagi menjadi beberapa jenis, akan tetapi pada dasarnya penyakit tiroid dibedakan menjadi kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan memproduksi hormon tiroid berlebihan (hipertiroidisme) atau terlalu pasif dan lemah (hipotiroidisme).
Kelenjar tiroid yang tidak berfungsi dengan baik dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan, termasuk metabolisme, energi, berat badan, dan keseimbangan mood. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan penyakit tiroid yang tepat, agar tubuh selalu sehat, bahkan meningkatkan peluang hamil.
Penyakit tiroid pada umumnya bisa diobati dan dikontrol gejalanya. Dokter perlu melakukan sejumlah pemeriksaan agar pengobatan yang diberikan sesuai. Namun, dokter perlu menentukan penyebab penyakit tiroid terlebih dahulu, karena tidak semua jenis penyakit tiroid bisa disembuhkan sepenuhnya. Cepat atau lambatnya penyakit tiroid sembuh sangat tergantung pada kondisi kesehatan, usia, dan ketaatan pasien untuk mengonsumsi obat.
Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ini 9 Pantangan Makanan Hipertiroid
Untuk menentukan penanganan penyakit tiroid, dokter spesialis penyakit dalam membutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya, berupa:
Setelah melakukan anamnesis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba benjolan yang ada di area leher menggunakan tangan.
Jika ketika diraba oleh tangan dokter ditemukan benjolan, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa USG leher, guna mengetahui benjolan tersebut berupa nodul atau gondok.
Dokter juga akan menyarankan tes darah yang bertujuan untuk mengetahui jenis penyakit tiroid apa yang Anda alami, apakah hipertiroidisme atau hipotiroidisme. Hasil tes ini sangat penting untuk menegakkan diagnosa dan pengobatan yang sesuai.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda mengalami hipotiroidisme, dokter akan melakukan tes berikutnya, yakni pemeriksaan kadar yodium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah yodium yang akan diserap oleh kelenjar tiroid Anda.
Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik
Pada dasarnya, pengobatan dan penanganan penyakit tiroid yang dianjurkan oleh dokter bertujuan untuk mengembalikan fungsi kelenjar tiroid agar kadar hormon tiroid tetap normal.
Pengobatan penyakit tiroid yang diberikan dokter akan disesuaikan dengan jenis penyakit tiroid. Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan penyakit tiroid yang mungkin disarankan oleh dokter spesialis penyakit dalam:
Bagi penderita hipotiroidisme (tiroid kurang aktif), penanganan utama yang biasanya dilakukan adalah terapi penggantian hormon tiroid.
Pengobatan ini dilakukan dengan memberikan obat berupa hormon tiroid sintetis yang berfungsi untuk menggantikan hormon yang kurang diproduksi oleh tiroid.
Untuk penderita hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif), dokter mungkin meresepkan obat-obatan antitiroid untuk mengurangi produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Untuk mengelola gejala yang dialami penderita penyakit tiroid, dokter juga dapat meresepkan beta-blocker.
Beta-blocker sendiri merupakan obat-obatan untuk mengatasi beberapa gejala, seperti jantung berdebar-debar.
Selain obat-obatan, dokter juga dapat menyarankan terapi radioiodine untuk penderita hipertiroidisme. Terapi radioiodine (iodin radioaktif) bertujuan untuk merusak sel-sel tiroid dan mencegahnya menghasilkan tiroid yang terlalu banyak.
Dalam beberapa kasus, terutama pada gangguan tiroid yang parah atau tidak merespon pengobatan, prosedur bedah mungkin diperlukan.
Pembedahan, berupa pengangkatan tiroid (tiroidektomi), dapat dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Namun, setelah melakukan tindakan ini, Anda perlu mengonsumsi pil pengganti tiroid sintetis sepanjang hidup.
Untuk mendukung proses pengobatan penyakit tiroid, dokter juga akan menyarankan penyesuaian gaya hidup dan pola makan penderita.
Misalnya, bagi penderita hipotiroidisme, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan yodium, selenium, dan vitamin D. Selain itu, menghindari stres dan menjaga pola tidur yang baik juga dapat membantu mendukung keseimbangan hormon tiroid.
Selain langkah-langkah di atas, pemeriksaan rutin juga menjadi bagian penting dari proses pengobatan penyakit tiroid.
Dengan pemantauan rutin, dokter akan mengevaluasi respon tubuh terhadap pengobatan dan mengatur dosis obat jika diperlukan. Selain itu, pemeriksaan berkala juga penting untuk mendeteksi potensi terjadinya komplikasi.
Kebanyakan gangguan tiroid dapat disembuhkan atau setidaknya, dikendalikan gejalanya. Jadi, jika Anda mengalami gejala gangguan tiroid atau memiliki faktor risiko tertentu, seperti riwayat keluarga dengan gangguan tiroid atau menderita penyakit autoimun, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam.
Penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu Anda mengelola gangguan tiroid dengan lebih baik dan mencegah komplikasi serius di masa depan. Hubungi WhatsApp RS Pondok Indah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait pembuatan jadwal konsultasi dengan dokter penyakit yang sesuai.
Baca juga: Kentang atau Nasi Putih, Mana Karbohidrat yang Lebih Baik untuk Diabetes?
Hipertiroidisme bisa disembuhkan. Produksi hormon tiroid yang berlebihan dapat dihambat dengan penanganan yang tepat. Pengobatan meliputi konsumsi obat antitiroid, yodium radioaktif, atau operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.
Hipotiroidisme umumnya tidak bisa sembuh sepenuhnya, tetapi bisa dikelola melalui pengobatan yang tepat. Penderita biasanya perlu mengonsumsi obat hormon tiroid seumur hidup untuk menjaga kadar hormon dalam tubuh agar tetap stabil.
Penyakit tiroid yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah jantung, gangguan kesehatan mental, dan kerusakan saraf. Hipertiroidisme yang tidak terkontrol bisa memicu krisis tiroid, sementara hipotiroidisme dapat menyebabkan koma miksedema.
Durasi pengobatan gangguan tiroid bervariasi, tergantung dari jenis gangguan dan kondisi masing-masing individu. Penderita hipotiroid kemungkinan besar perlu mengonsumsi obat-obatan seumur hidup, dengan penyesuaian dosis berkala. Di sisi lain, pengobatan hipertiroid mungkin membutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun atau lebih, tergantung respons tubuh individu.
Operasi tiroid akan disarankan oleh dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gangguan tiroid yang parah atau tidak merespon terhadap pengobatan. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan pembedahan bila ada benjolan atau nodul tiroid yang sudah mengganggu fungsi bernafas dan menelan ataupun dicurigai sebagai tanda kanker tiroid.
Referensi: