Apakah Kanker Tenggorokan Bisa Sembuh? Cari Tahu Berbagai Metode Pengobatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 16 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker tenggorokan bisa sembuh jika terdeteksi dan ditangani sejak dini. Cari tahu cara pengobatan yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan dari kondisi ini!

Apakah Kanker Tenggorokan Bisa Sembuh? Cari Tahu Berbagai Metode Pengobatannya

Kanker tenggorokan adalah pertumbuhan sel abnormal di area tenggorokan (faring), pita suara (laring), maupun jaringan sekitar leher. Gejalanya bisa berupa suara serak yang tak kunjung sembuh, nyeri saat menelan, batuk terus-menerus, benjolan di leher, atau berat badan turun tanpa sebab jelas. 


Karena seringkali gejalanya mirip radang tenggorokan, kanker tenggorokan kerap terlambat terdeteksi. Padahal dengan deteksi dini, kemungkinan sembuh kanker tenggorokan bisa lebih tinggi.


Apakah Kanker Tenggorokan Bisa Sembuh?

Kanker tenggorokan bisa saja disembuhkan, bila terdeteksi dan diobati pada stadium awal. Pada stadium I dan stadium II, pengobatan cenderung lebih efektif untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dan mencegah penyebaran kanker ke jaringan lain.


Namun, ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut, pengobatan lebih berfokus untuk meredakan gejala dan menjaga kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri jika muncul gejala yang mengarah pada kanker tenggorokan.


Baca juga: Waspada 8 Jenis Kanker yang Dapat Terjadi pada Anak



Pengobatan Kanker Tenggorokan

Pengobatan kanker tenggorokan akan disesuaikan dengan lokasi, ukuran tumor, jenis kanker, stadium kanker, serta kesehatan pasien secara keseluruhan. Secara umum, berikut ini adalah pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan peluang kesembuhan kanker tenggorokan:


1. Operasi

Tindakan operasi dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker dari tenggorokan. Jenis operasinya bergantung pada lokasi dan keparahan kanker, termasuk penyebarannya. Pada kanker tenggorokan stadium awal, dokter mungkin hanya mengangkat bagian kecil jaringan di sekitar tumor.


Namun, pada kasus stadium lanjut, dokter bisa saja mengangkat sebagian atau seluruh kotak suara (laringektomi) maupun bagian tenggorokan lain yang telah ditumbuhi sel kanker.


2. Terapi radiasi

Pengobatan kanker tenggorokan ini menggunakan sinar khusus untuk membunuh sel kanker dan menghentikan penyebarannya. Biasanya dilakukan untuk mengobati kanker tenggorokan stadium awal sebagai pengobatan utama, atau setelah operasi untuk memastikan sel kanker benar-benar dilumpuhkan.


3. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan pada kanker tenggorokan stadium lanjut atau saat kanker sudah menyebar. Biasanya, pemberian obat kemoterapi sering dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk hasil yang lebih efektif.


Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!


4. Terapi target

Digunakan untuk menyerang bagian tertentu dari sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Biasanya diberikan pada kanker stadium lanjut atau kanker yang kambuh setelah perawatan.


5. Imunoterapi

Imunoterapi membantu sistem imun tubuh mengenali dan melawan sel kanker dengan lebih efektif. Biasanya diberikan pada kasus kanker stadium lanjut yang tidak merespon dengan metode pengobatan lain maupun untuk mengatasi kasus kanker yang menyebar (metastasis).


Kanker tenggorokan yang terdeteksi pada tahap awal masih memiliki peluang untuk sembuh, terutama jika segera ditangani dengan pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT subspesialis onkologi apabila mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini.


Dokter THT berpengalaman di RS Pondok Indah cabang terdekat akan memberikan pelayanan medis yang didukung peralatan medis canggih dan tim yang kompeten. Dengan demikian, hasil pengobatan yang diberikan bisa lebih optimal, sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Waspada Kanker Mulut! Simak Gejala dan Penanganannya



FAQ


Di Mana Letak Benjolan Kanker Nasofaring?

Benjolan kanker nasofaring biasanya terletak di belakang leher, terutama di sisi-sisi leher dekat telinga. Pada tahap awal, benjolan ini mungkin tidak terlihat atau terasa. Namun ketika sel kanker berkembang terus berkembang, benjolan bisa terasa di bagian leher atau bagian belakang rongga mulut.


Selain benjolan, orang yang terkena kanker nasofaring juga dapat merasakan berbagai gejala lain, seperti mimisan, kesulitan membuka mulut, kesulitan menelan makanan, dan penurunan berat badan yang tidak direncanakan. Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis THT jika mengalami gejala-gejala tersebut, karena diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.


Kanker Tenggorokan Apakah Bisa Menular?

Kanker tenggorokan tidak menular, karena penyebab kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dan kondisi ini tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Namun, salah satu faktor risiko kanker tenggorokan, yakni infeksi virus HPV, merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual (vaginal, anal, dan oral).


Apakah Kanker Tenggorokan Bisa Menyebar ke Kelenjar Getah Bening?

Pada stadium lanjut, kanker tenggorokan berpotensi menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar leher dan leher bagian atas. Penyebaran ini dapat memengaruhi peluang kesembuhan dan pilihan pengobatan yang akan direkomendasikan oleh dokter.


Jika Anda mengalami gejala kanker tenggorokan seperti sakit tenggorokan yang berkepanjangan, perubahan suara, kesulitan menelan, atau benjolan di leher, segera periksakan diri ke dokter spesialis THT untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Apakah Kanker Tenggorokan Harus Dioperasi?

Tidak semua kasus kanker tenggorokan memerlukan operasi. Pilihan pengobatan tergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat keparahan, termasuk penyebaran kanker. Selain dengan tindakan pembedahan, kanker tenggorokan dapat diobati dengan radioterapi, kemoterapi, maupun kombinasi dari beberapa metode tersebut. Dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk meredakan keluhan penyerta yang tengah dialami oleh pasien kanker tenggorokan.



Referensi:

  1. Hut, A. R., Boia, E. R., et al. Laryngeal Cancer in the Modern Era: Evolving Trends in Diagnosis, Treatment, and Survival Outcomes. Journal of Clinical Medicine. 2025. (https://www.mdpi.com/2077-0383/14/10/3367). Diakses pada 9 Juli 2025.
  2. American Cancer Society. Treating Laryngeal and Hypopharyngeal Cancers by Stage. (https://www.cancer.org/cancer/types/laryngeal-and-hypopharyngeal-cancer/treating/by-stage.html). Direvisi terakhir 25 Juni 2025. Diakses pada 9 Juli 2025.
  3. National Cancer Institute. Clinical trial researching immunotherapy for throat cancer. (https://ccr.cancer.gov/news/article/clinical-trial-researching-immunotherapy-for-throat-cancer). Direvisi terakhir 9 Agustus 2024. Diakses pada 10 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Throat Cancer. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23136-throat-cancer#management-and-treatment). Direvisi terakhir 27 Januari 2025. Diakses pada 9 Juli 2025.
  5. Mayo Clinic. Throat Cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/throat-cancer/diagnosis-treatment/drc-20366496). Direvisi terakhir 15 September 2022. Diakses pada 9 Juli 2025.