Lebih baik mencegah daripada mengobati. Walaupun ada pengobatan untuk menghambat perkembangan penyakit Alzheimer, akan tetapi lebih baik kita mengantisipasi sejak dini agar tidak terkena penyakit ini.
Istilah Alzheimer tentu sudah familiar di telinga banyak orang. Penyakit ini merupakan jenis demensia yang paling sering ditemukan. Demensia sendiri, dalam bahasa orang awam, adalah “penyakit pikun”. Perlu dipahami, yang dimaksud pikun di sini bukan sekadar berkurangnya memori pada usia lanjut, melainkan termasuk menurunnya kemampuan lain dari otak, seperti berpikir dan interaksi sosial.
Saat ini, seiring berkembangnya teknologi informasi, banyak cerita dan materi video yang memperlihatkan bagaimana memprihatinkannya keadaan penderita Alzheimer. Keluarga terdekat seringkali merasa sang penderita sudah “berubah” kepribadiannya. Jika penyakit sudah dalam tahap lanjut, banyak penderita sudah tidak bisa mengenali siapa-siapa termasuk pasangan atau anaknya sendiri, bahkan merawat diri sendiripun sudah tidak mampu.
Otak penderita Alzheimer memang mengalami perubahan seperti adanya plak neuritik, peptida beta amiloid, dan degenerasi neurofibrilar. Hal-hal ini baru jelas terlihat jika jaringan otak penderita diperiksa di bawah mikroskop. Perlu diketahui, penyakit degeneratif ini sifatnya progresif dan tidak bisa dikembalikan seperti keadaan waktu muda.
Penyebab sebagian kasus Alzheimer diperkirakan berupa faktor genetik atau keturunan. Bagi orang-orang yang mempunyai kerabat yang menderita Alzheimer, ada baiknya lebih waspada. Alzheimer juga banyak dipengaruhi oleh faktor penyakit lain, gaya hidup, dan lingkungan. Berikut ini hal-hal penting yang perlu diingat:
Tata laksana dan pengobatan sesuai penelitian sudah terbukti menghambat perkembangan Alzheimer. Usia lanjut adalah suatu karunia, tapi karunia ini harus dilengkapi dengan kesehatan otak yang optimal. Otak sehat menjadi kunci menikmati indahnya hidup di usia lanjut.
Spesialis Neurologi
RS Pondok Indah - Puri Indah