Close
Close Language Selection
Health Articles

Pesepeda, Waspada Cyclist's Palsy!

Jumat, 27 Nov 2020
Pesepeda, Waspada Cyclist's Palsy!

Kini semakin banyak orang menggandrungi olahraga bersepeda, dari segala jenis usia. Tak hanya karena seru, olahraga ini juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Namun Anda perlu memperhatikan posisi tubuh Anda saat bersepeda, termasuk posisi tangan Anda, agar tidak terkena cyclist’s palsy

Olahraga bersepeda memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Dengan bersepeda selama 30 menit setiap hari saja, Anda sudah dapat membantu menurunkan risiko penyakit metabolik, meningkatkan kreativitas dan daya ingat, serta menurunkan tingkat kecemasan dan depresi seiring dengan meningkatnya kadar hormon endorfin dalam tubuh. Olahraga bersepeda juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga membantu mempertahankan berat badan. Bersepeda di pagi hari dapat membantu memastikan tubuh kita terpapar sinar matahari dan mendapatkan manfaat dari vitamin D. Tak heran dengan begitu banyak manfaat, bersepeda semakin digandrungi di masa sekarang. 

Supaya sesi bersepeda Anda semakin berdampak baik untuk tubuh, jangan lupa perhatikan posisi/postur tubuh yang baik. Posisi tubuh yang baik ketika bersepeda juga menjadi hal penting ketika kita ingin terhindar dari cedera. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memposisikan kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul. Arahkan mata ke depan dan rilekskan tulang leher Anda. Apabila Anda sedang bersepeda dalam keadaan cepat, maka tundukkan punggung Anda, tetapi apabila track sedang menurun, tegakkan kembali punggung Anda. Sedangkan untuk posisi kaki, apabila pedal sedang berada di bawah kaki Anda, maka tekuklah sedikit kaki Anda. Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki Anda (yang masih dapat ditekuk sedikit) hingga kaki terasa nyaman ketika menggoes. Kemudian untuk posisi tangan, tekuk sedikit siku Anda dan usahakan telapak tangan menggenggam handle bar atau rem sekaligus. Posisikan bahu mengikuti alur yang dibentuk tangan dan punggung. Hati-hati, posisi tangan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya cyclist’s palsy

Apa itu cyclist’s palsy
Apabila saat dan setelah bersepeda Anda merasakan jari manis dan kelingking tidak nyaman, hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis, dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan (Guyon canal) tertekan, akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar. Kondisi ini disebut juga dengan Guyon canal syndrome, kalau terjadi pada pesepeda disebut cyclist’s palsy.

Cyclist’s palsy kerap disamakan dengan CTS (carpal tunnel syndrome). Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya. Gejala CTS terjadi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, sementara gejala cyclist’s palsy hanya pada jari manis dan kelingking saja. Gejalanya juga spesifik terjadi saat atau setelah Anda bersepeda. Anda akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari Anda. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah. Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya. 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

Gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking akan terasa dan mudah hilang 1 – 2 hari setelah bersepeda. Sementara gejala motorik yang tampak, antara lain jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari (melakukan gerakan abduksi dan aduksi jari, hingga dapat menimbulkan cedera berat sampai adanya abnormalitas. 

Penyebab dan pencegahan cyclist’s palsy
Penyebab seseorang mengalami cyclist’s palsy saat atau setelah bersepeda bermacam-macam. Berikut beberapa di antaranya: 

  • Tekanan yang terlalu besar atau lama pada tangan, mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut
  • Posisi pergelangan tangan yang ekstensi (ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12 bukan ke dalam yang seperti menggenggam), sehingga mengakibatkan regangan pada saraf
  • Kurangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, yang mengakibatkan beban sebagian besar bertumpu pada tangan
  • Penggunaan sarung tangan, atau bantalan yang tipis atau sudah rusak/aus 
  • Tekanan ban sepeda yang terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan
  • Posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang (handle bar) yang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan

Cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama menggunakan sepeda gunung atau sepeda balap (road bike). Apalagi ketika Anda bersepeda menuruni bukit, sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan Anda. Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka dapat menimbulkan gejala CTS juga. 

Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Apabila tidak ditangani segera, cedera/abnormalitas dapat menjadi permanen. Oleh karena itu, penting sekali memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery agar penanganan yang dilakukan dapat dilakukan sedini mungkin.  

Agar aktivitas bersepeda menjadi lebih aman dan terhindar dari risiko cyclist’s palsy, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:  

  1. Gunakan bantalan yang baik pada handlebar atau tangan. Anda juga dapat menggunakan gloves atau sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan Anda, maka akan semakin baik melindungi. 

                                                                                                           
  2. Sesuaikan posisi handle bar dengan tangan dalam posisi yang senyaman mungkin
  3. Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak hiperekstensi
  4. Apabila bersepeda jarak jauh atau durasi yang lama, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada handle bar
  5. Pastikan memilih ukuran sepatu yang tepat dan menyesuaikan posisi sadel dan handle bar demi mendapatkan posisi duduk yang baik
  6. Dan, yang paling penting jangan lupa menerapkan konsep VDJ saat bersepeda, yaitu: Ventilasi, Durasi, Jarak. Menjaga jarak saat bersepeda dapat mengurangi dampak penularan virus COVID-19 yang seandainya dimiliki oleh teman bersepeda Anda. 

Olahraga bersepeda memang menyenangkan. Supaya bersepeda semakin memberi manfaat untuk kesehatan tubuh dan demi meminimalisir dampak ‘cedera’ yang terjadi, ikutilah panduan bersepeda dengan benar. Tubuh menjadi lebih sehat dan Anda pun akan bersepeda lebih nyaman. 

dr. Oryza Satria, Sp.OT (K)

Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya

HEALTHY CORNER More Health Articles


Health Articles Rabu, 21 Jun 2017

Sering Berkeringat? Waspada Hiperhidrosis

Read More
Health Articles Selasa, 12 Peb 2019

Peran Akupunktur untuk Infertilitas

Read More
Health Articles Rabu, 05 Sep 2018

Kaki Bengkak Saat Hamil, Berbahayakah?

Read More
Call Ambulance Call Ambulance
Find a Doctor Find a Doctor