6 Jenis Cedera Lutut dan Penanganannya

By Tim RS Pondok Indah

Friday, 29 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Cara mengatasi cedera lutut perlu disesuaikan dengan jenisnya. Cedera lutut yang tidak ditangani dengan tepat bisa mengancam pergerakan dan menurunkan produktivitas.

6 Jenis Cedera Lutut dan Penanganannya

Lutut merupakan sendi terbesar dan paling kompleks dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam pergerakan tubuh. Bagian ini juga menopang berat tubuh seseorang, bahkan bebannya bisa jadi lebih berat dari tubuh seseorang. Beban berlebih inilah yang berpotensi membuat cedera lutut. Selain itu, benturan maupun penggunaan lutut secara berlebih juga dapat membuat lutut menjadi cedera. 


Cedera pada lutut memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Sebab cedera lutut yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan penderitanya mengalami keterbatasan gerak, bahkan berisiko menyebabkan komplikasi di kemudian hari, termasuk terjadinya osteoarthritis atau pengapuran tulang.


Mengenal Bagian-Bagian Lutut

Lutut merupakan sebuah sendi yang tersusun dari beberapa komponen, meliputi tulang, tulang rawan (kartilago), otot, ligamen dan tendon. Berikut ini adalah bagian dari komponen penyusun sendi lutut:


1. Tulang

Sendi lutut merupakan pertemuan dari 3 tulang, yakni tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tulang lutut (patella). Meski berukuran paling kecil, tulang lutut memiliki peran melindungi sendi lutut dari segala kemungkinan cedera yang terjadi.


2. Otot

Merupakan jaringan lunak yang berfungsi membungkus tulang dan mencegah cedera, khususnya benturan langsung pada tulang serta menjaga lutut tetap stabil. Bagian yang menjalankan ini pada sendi lutut adalah otot quadriceps (otot paha depan) dan otot hamstring (otot paha belakang).


3. Kartilago

Merupakan jaringan lunak yang elastis dan berfungsi menjadi bantalan tulang, supaya tidak terjadi gesekan maupun penumbukan antar tulang. Pada sendi lutut, kartilago utamanya meliputi:


  • Artikular, yang terletak pada ujung tulang femur, tulang tibia, dan bagian belakang tulang patella. Keberadaan kartilago ini memungkinkan sendi lutut untuk tetap bergerak tanpa bergesekan satu sama lain.
  • Meniskus, terletak pada atas tulang tibia dan diantara tulang tibia dengan tulang femur. Bagian ini berfungsi untuk bantalan yang meredam getaran atau guncangan pada sendi lutut. 


4. Ligamen

Merupakan jaringan lunak berbentuk seperti pita yang elastis, tetapi sangat kuat, yang menjadi penghubung antar tulang. Ligamen penyusun sendi lutut dibedakan menjadi 2 bagian besar yakni:


  • Ligamen kolateral terletak di samping lutut, berupa ligamen kolateral lateral (LCL) dan ligamen kolateral medial (MCL)
  • Ligamen krusisiat terletak dalam sendi lutut atau di belakang tulang lutut, saling bersilangan atau membentuk huruf ‘X’ yang terdiri dari ligamen lutut anterior (ACL) dan ligamen lutut posterior (PCL)


5. Tendon

Merupakan jaringan penghubung otot dan tulang. Di sendi lutut terdapat 2 tendon utama, berupa:


  • Tendon quadriceps yang menghubungkan otot paha depan dengan tulang patella
  • Tendon patella merupakan penghubung patella dan tibia


Adanya kelainan pada salah satu bagian dari penyusun sendi lutut dapat menjadi sumber dari cedera lutut. Guna menjaga aktivitas tetap lancar, cedera lutut perlu ditangani sesuai dengan jenisnya dan dilakukan secepat mungkin.


Cedera lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis kedokteran olahraga dapat membantu memastikan penyebab dari keluhan yang Anda rasakan saat ini.


Baca juga: Hindari Cedera Olahraga



Jenis Cedera Lutut

Cedera lutut bisa saja berupa tarikan, kekakuan, perubahan posisi, robekan, maupun patah pada salah satu komponen pembentuk sendi lutut yang penting untuk pergerakan manusia. Peran penting ini juga secara tidak langsung menjadi alasan rentannya lutut mengalami cedera. Beberapa jenis cedera lutut yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut ini:


1. Cedera ACL

Dalam bahasa awam, kondisi ini dikenal juga dengan keseleo. Cedera ACL bisa berupa peregangan maupun robek, hingga patahnya jaringan ikat yang merupakan salah satu komponen sendi lutut ini.

Selain ACL, ketiga ligamen lain penyokong sendi lutut juga bisa mengalami cedera. Atlet merupakan kelompok yang lebih berisiko mengalami cedera ini, karena berbagai gerakan yang mereka lakukan dapat menambah beban pada ligamen lutut.


Berdasarkan derajat keparahannya, cedera ligamen lutut bisa dibedakan menjadi 3 derajat. Masing-masing memiliki gejala dan penanganan yang berbeda.


2. Kerusakan Meniskus (Meniscus Tear)

Sebagai bantalan untuk meredam guncangan pada sendi lutut, bagian ini memang akan menjadi aus seiring dengan pertambahan usia. 


Kondisi ini juga umum dialami oleh mereka yang masih muda dan aktif berolahraga, khususnya mereka yang melakukan gerakan berputar, atau memutar lutut dengan menjadikannya sebagai tumpuan, seperti yang dilakukan oleh atlet basket saat melakukan gerakan pivot. Maupun menerima tackle saat bermain sepak bola.


3. Dislokasi Tempurung Lutut

Dislokasi tulang patella atau berpindahnya lokasi tempurung lutut bisa saja terjadi secara sebagian maupun keseluruhan. Kondisi yang memungkinkan bergesernya posisi tulang lutut adalah adanya tenaga yang besar pada sendi ini, seperti ketika mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, maupun karena berolahraga.


4. Bursitis

Di antara sendi lutut terdapat bantalan berisi cairan sendi yang disebut dengan bursa. Keberadaan bursa memungkinkan pergerakan sendi lutut, khususnya antara tendon dan otot, lebih leluasa. Peradangan pada bagian ini, yang dikenal dengan istilah bursitis, umumnya disebabkan oleh infeksi.


5. Kram Otot Lutut

Adanya peregangan yang terlalu lebar atau dalam akan membuat otot di sekitar sendi lutut tertarik dan menegang. Cedera lutut ini akan membuat penderitanya merasa nyeri dan kesulitan bergerak, yang juga akan menurunkan fungsi serta kelenturan sendi lutut.


6. Patah Tulang Lutut

Meski patah tulang juga bisa terjadi pada tulang femur maupun tibia, tulang patella lebih rentan mengalami patah tulang. Salah satu jenis cedera lutut tersering ini biasa terjadi karena adanya cedera, baik karena benturan langsung ke lutut saat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor maupun saat berolahraga. 


Mereka yang mengalami pengeroposan tulang juga lebih mungkin mengalami kondisi ini hanya karena kesalahan saat melangkah.


Selain itu, penggunaan berlebih sendi lutut juga bisa memicu terjadinya cedera. Kondisi yang lebih banyak dialami oleh atlet lari dan sepeda ini juga dikenal dengan istilah overused atau patellofemoral pain syndrome. Gejala utama cedera lutut ini adalah nyeri di pada lutut maupun belakang lutut, yang akan makin parah ketika beraktivitas, tetapi akan membaik dengan istirahat dan mengurangi aktivitas untuk sementara waktu.


Baca juga: Getting Back On Track: Mengatasi Cedera Olahraga Pada Kaki



Penanganan Cedera Lutut

Kebanyakan cedera lutut tidak memerlukan penanganan secara khusus, hanya dengan perawatan mandiri maupun penggunaan brace lutut serta fisioterapi. Meski demikian, ada juga beberapa kasus cedera lutut yang memerlukan operasi sebagai satu-satunya penanganan. 


Namun, apa pun jenisnya, cedera lutut harus segera mendapatkan penanganan. Anda setidaknya harus sudah mendapatkan penanganan pertama sebelum 72 jam sejak cedera lutut terjadi.


Pertolongan Pertama Cedera Lutut

Beberapa pertolongan pertama untuk mengatasi cedera lutut yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Mengistirahatkan lutut yang mengalami cedera, segera hentikan semua aktivitas yang sedang dilakukan dan usahakan untuk tidak banyak berpindah tempat (berjalan) supaya beban lutut tidak makin berat
  • Mengompres dingin pada lutut yang cedera untuk meredakan pembengkakan dan nyeri yang terjadi, setiap 3-4 jam sekali selama 20 menit
  • Melilitkan perban elastis pada lutut yang mengalami cedera untuk meredakan pembengkakan, sekaligus mencegah cedera lutut makin parah
  • Meninggikan posisi lutut yang cedera saat berbaring dengan mengganjal menggunakan bantal 
  • Mengonsumsi obat antinyeri untuk meredakan nyeri sekaligus peradangan yang terjadi


Penanganan Medis untuk Cedera Lutut

Selain beberapa penanganan pertama di atas, dokter juga akan menyarankan fisioterapi untuk memperkuat otot di sekitar sendi lutut. Hal ini bertujuan untuk mencegah keterbatasan gerak akibat cedera lutut yang terjadi. 


Dokter juga akan memberikan penanganan sesuai dengan jenis cedera lutut yang terjadi, keparahannya, usia penderita cedera lutut, seberapa besar dampak cedera pada aktivitas maupun kehidupannya, serta kondisi kesehatan secara umum. 


Sebagai contoh, dokter akan menerapkan prinsip RICE sebagai cara mengobati cedera lutut akibat benturan, bila memang kondisi ini tidak mengganggu dan penderitanya bukanlah seorang atlet. Namun, untuk atlet, penanganan bisa saja lebih agresif dengan menambah menu fisioterapi agar penyembuhan lebih cepat. Sedangkan pada lansia, dokter akan memastikan bahwa benturan tidak menyebabkan patah tulang sebelum memutuskan penanganan lanjutan.


Beberapa penanganan khusus juga bisa diberikan sesuai dengan jenis cedera lututnya, sebagai contoh:

  • Suntik hialuronat atau cairan sendi untuk kasus bursitis
  • Suntik plasma kaya platelet (PRP) untuk mengurangi peradangan pada bursitis
  • Aspirasi untuk bursitis
  • Menisektomi untuk mengangkat sebagian meniskus yang mengalami kerusakan, maupun transplantasi meniskus untuk menggantikan meniskus yang rusak total
  • Operasi rekonstruksi untuk cedera ACL derajat 3
  • Penggantian lutut sebagian maupun total, tergantung pada keparahan kondisi sendi lutut 


Baca juga: Cedera Hamstring: Penyebab, Gejala, dan Penanganan


Tips Mencegah Cedera Lutut

Selain itu, Anda bisa memperkecil kemungkinan terjadinya cedera lutut dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:


  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Melakukan conditioning yang optimal sebelum berolahraga, termasuk pemanasan maupun latihan tambahan yang bisa mendukung efektivitas saat berolahraga
  • Melakukan gerakan olahraga maupun aktivitas yang baik dan benar, maupun ergonomis
  • Berolahraga dengan rutin, untuk membentuk masa otot, melatih kekuatan, serta fleksibilitas, maupun keseimbangan
  • Melakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kemampuan masing-masing, jangan memaksakan jenis, durasi, maupun intensitas olahraga


FAQ Cedera Lutut


Berapa Lama Cedera Lutut Pulih?

Pemulihan cedera lutut tergantung pada tingkat keparahannya. Cedera ringan bisa pulih dalam 2 hingga 6 minggu dengan istirahat dan terapi fisik, sedangkan cedera berat, seperti robekan ligamen, bisa memerlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan perawatan intensif atau operasi​.


Cedera Lutut Apakah Berbahaya?

Cedera lutut bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, terutama jika melibatkan robekan ligamen atau kerusakan tulang rawan. Jika dibiarkan, cedera ini bisa menyebabkan masalah jangka panjang seperti ketidakstabilan lutut, nyeri kronis, atau bahkan arthritis.


Sendi Lutut Mana yang Paling Sering Cedera?

Sendi lutut yang paling sering cedera adalah ligamen anterior cruciate (ACL). Cedera ACL umum terjadi saat lutut mengalami gerakan tiba-tiba seperti berputar atau berhenti mendadak, terutama dalam olahraga. Cedera ini bisa menyebabkan ketidakstabilan dan memerlukan waktu lama untuk pulih.


Mengingat pentingnya peran lutut sebagai sendi penggerak tubuh, tidak ada salahnya Anda mulai menjaga kesehatan lutut dengan melakukan beberapa langkah pencegahan di atas. Namun, jika Anda sudah melakukan beberapa upaya tersebut, tetapi secara tidak sengaja mengalami cedera lutut, atau curiga mengalami kondisi ini, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran olahraga di RS Pondok Indah.


Tidak hanya memeriksa dan memberikan penanganan, dokter spesialis kedokteran olahraga akan membantu proses pemulihan cedera lutut lebih optimal. Bahkan berbagai fasilitas yang tersedia di Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) yang terdapat di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dirancang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi Anda. Dengan demikian, terapi lebih fokus untuk mempercepat kesembuhan Anda.



Referensi: 

  1. Maniar N, Verhagen E, et al,. Trends in Australian knee injury rates: An epidemiological analysis of 228,344 knee injuries over 20 years. The Lancet Regional Health–Western Pacific. 2022. (https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2666-6065%2822%2900024-4). Diakses pada 19 Juni 2024.
  2. Tayfur B, Charuphongsa C, et al,. Neuromuscular function of the knee joint following knee injuries: does it ever get back to normal? A systematic review with meta-analyses. Sports medicine. 2021. (https://link.springer.com/article/10.1007/s40279-020-01386-6). Diakses pada 19 Juni 2024.
  3. Cleveland Clinic. Knee Pain. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21207-knee-pain). Direvisi terakhir .20 Oktober 2023 Diakses pada 19 Juni 2024.
  4. Mayo Clinic. Knee Pain. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/knee-pain/symptoms-causes/syc-20350849). Direvisi terakhir 25 Januari 2023. Diakses pada 19 Juni 2024.