By Tim RS Pondok Indah
Waspada gejala HMPV: batuk berkepanjangan, demam tinggi, hingga sesak napas. Kenali risiko komplikasi berbahaya seperti pneumotoraks & ARDS.
Human Metapneumovirus (HMPV) sering dianggap sepele karena gejalanya mirip flu biasa. Namun, pada kondisi tertentu, virus ini bisa memicu komplikasi serius yang mengancam jiwa. Pahami gejala HMPV beserta risiko terburuk yang mungkin terjadi!
Batuk akibat HMPV bisa berlangsung hingga 3 minggu dan sering memburuk di malam hari. Pada kasus terparah, batuk terus-menerus dapat menyebabkan iritasi saluran napas yang parah, hingga memicu pneumotoraks (kantong udara di paru-paru pecah) pada orang dengan kondisi paru yang lemah.
Gejala ini sering dianggap ringan, tetapi sumbatan yang parah bisa menyebabkan sinusitis akut atau infeksi telinga (otitis media), terutama pada anak-anak. Dalam kasus ekstrem, infeksi bisa menyebar ke otak dan menyebabkan meningitis.
Demam tinggi yang tidak terkontrol (di atas 39°C) dapat menyebabkan kejang, terutama pada balita. Pada lansia atau orang dengan sistem imun lemah, demam bisa memicu dehidrasi berat hingga syok septik (infeksi menyebar ke aliran darah).
Mengalami sesak napas adalah tanda infeksi telah mencapai saluran napas bawah. Akibat terparah adalah gagal napas akut yang membutuhkan ventilator, atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) yang berpotensi fatal jika tidak segera ditangani.
Jika infeksi semakin parah, peradangan bisa menyebabkan epiglotitis (pembengkakan katup tenggorokan) yang dapat menghalangi jalan napas sepenuhnya. Kondisi ini termasuk gawat darurat medis.
Kekurangan nutrisi dan dehidrasi bisa memperburuk kondisi pasien, terutama pada anak-anak dan lansia. Dalam kasus ekstrem, hal ini dapat menyebabkan gangguan elektrolit, gagal ginjal akut, atau penurunan kesadaran.
Gejala HMPV (Human Metapneumovirus) dan flu biasa memang mirip, seperti demam, pilek, dan batuk. Namun, ada beberapa ciri khas yang membedakannya, antara lain:
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala HMPV seperti batuk berkepanjangan, demam tinggi, atau sesak napas, segera konsultasikan ke dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah. Deteksi dini dan penanganan tepat dapat mencegah komplikasi serius.
Pada kebanyakan orang, gejala HMPV akan membaik dalam 5-14 hari, meskipun batuk bisa bertahan hingga 3 minggu. Jika terjadi komplikasi seperti infeksi paru-paru (pneumonia) atau perburukan asma, gejala mungkin berlangsung lebih lama dan memerlukan pengobatan khusus dari dokter. Istirahat yang cukup dan minum banyak air putih dapat membantu mempercepat pemulihan.
Gejala HMPV dan flu biasa memang mirip, tetapi HMPV lebih sering menyebabkan sesak napas atau mengi, terutama pada anak-anak. Sementara flu biasanya disertai nyeri otot dan lemas yang lebih parah, serta demam tinggi secara tiba-tiba. COVID-19 juga memiliki gejala serupa, tetapi sering ditandai dengan hilangnya indera penciuman atau pengecap. Jika ragu, tes laboratorium dapat membantu membedakan infeksi virus ini.
Anda harus segera ke dokter jika mengalami sesak napas berat (sulit bicara atau bibir kebiruan), demam lebih dari 3 hari atau suhu di atas 39°C, tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil atau mulut kering, atau jika gejala memburuk setelah 1 minggu. Bayi, lansia, dan orang dengan penyakit kronis perlu lebih waspada karena risiko komplikasi lebih tinggi.
Ya, HMPV bisa kambuh karena tubuh tidak membentuk kekebalan permanen terhadap virus ini. Namun, infeksi ulang biasanya lebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Orang dengan sistem imun lemah atau penyakit paru kronis perlu lebih berhati-hati karena risiko komplikasi tetap ada meski gejalanya ringan.
Referensi: