Hernia pada Pria: Gejala hingga Cara Mengobatinya

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 22 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Hernia pada pria tidak boleh dianggap sepele karena dampaknya yang bahkan bisa membahayakan kesehatan tubuh. Simak penjelasannya di sini!

Hernia pada Pria: Gejala hingga Cara Mengobatinya

Hernia atau turun berok adalah kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui celah di jaringan otot atau jaringan lunak di sekitarnya. Dibandingkan dengan wanita, pria lebih sering mengalami hernia. Meskipun hernia pada pria tidak selalu berbahaya, kondisi ini tidak akan membaik dengan sendirinya. Jika tidak ditangani dengan tepat, hernia dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan kesehatan.


Kenapa Penting Memahami Penyakit Hernia pada Pria?

Hernia pada pria penting untuk dipahami karena berbeda dengan hernia pada wanita, baik dari segi lokasi maupun mekanismenya. Pada pria, hernia lebih sering terjadi dan biasanya lokasi usus menonjol ada di area selangkangan (hernia inguinalis), sementara pada wanita cenderung muncul di area paha (hernia femoralis).


Perbedaan ini disebabkan oleh anatomi pria yang memiliki saluran inguinal lebih lebar, sehingga jaringan usus lebih mudah terdorong keluar. Selain itu, jalur turunnya testis selama perkembangan janin meninggalkan "bukaan bawaan" yang dapat terbuka kembali atau tidak tertutup sempurna, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya hernia.


Gejala hernia pada pria pun umumnya lebih cepat terasa karena tekanan pada dinding perut akibat aktivitas fisik, mengangkat beban berat, atau batuk berkepanjangan. 


Baca juga: Periksa Hernia ke Dokter Apa?


Gejala Hernia pada Pria

Gejala hernia pada pria umumnya ditandai dengan munculnya tonjolan atau benjolan di area tertentu, seperti selangkangan atau perut bagian bawah. Pada awal perjalanan penyakit, benjolan ini bisa keluar masuk. Di mana tonjolan akan muncul atau terlihat lebih jelas ketika berdiri, batuk, atau mengejan, dan akan menghilang saat berbaring. 


Selain itu, beberapa gejala lain yang sering muncul meliputi:

  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di area yang munculnya benjolan, terutama saat mengangkat beban berat, batuk, atau beraktivitas fisik
  • Rasa seperti terbakar atau berat di sekitar tonjolan
  • Nyeri yang semakin parah saat beraktivitas dan mereda ketika berbaring
  • Pembengkakan atau benjolan di sekitar testis (hernia scrotalis)



Penyebab Hernia pada Pria

Penyebab hernia pada pria yang paling umum adalah karena kelemahan otot dinding perut, yang dapat dipicu oleh tekanan berlebih di area tersebut. Kelemahan otot ini bisa saja merupakan kondisi bawaan sejak lahir atau berkembang seiring waktu karena berbagai faktor, seperti mengangkat benda berat, batuk kronis, obesitas, maupun mengejan yang terlalu kuat saat buang air besar, atau cedera.


Faktor Risiko Hernia pada Pria

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pria mengalami hernia, yaitu:

  • Pekerjaan yang melibatkan pengangkatan beban berat atau berdiri dalam waktu lama
  • Batuk kronis atau alergi yang menyebabkan bersin berkepanjangan
  • Sembelit kronis yang menyebabkan sering mengejan saat buang air besar 
  • Riwayat operasi di area perut atau panggul
  • Obesitas
  • Riwayat keluarga dengan hernia


Kapan Harus ke Dokter?

Segera buat janji dengan dokter spesialis bedah umum di RS Pondok Indah terdekat jika mengalami salah satu gejala berikut ini:

  • Muncul benjolan yang tidak biasa di area selangkangan, perut, atau area tubuh lainnya
  • Benjolan yang ada berubah warna menjadi merah, ungu, atau tampak lebih gelap
  • Demam yang tidak kunjung reda
  • Mual dan muntah
  • Nyeri hebat di area benjolan, terutama saat disentuh
  • Kesulitan buang air besar atau kencing
  • Benjolan tidak bisa didorong kembali ke dalam 


Baca juga: Laparoskopi, Bedah Pencernaan Minim Sayatan yang Terbukti Efektif



Diagnosa Hernia pada Pria

Untuk menegakkan diagnosis hernia pada pria, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menekan area munculnya benjolan. Dokter mungkin akan meminta Anda untuk berdiri atau batuk, untuk memprovokasi munculnya tonjolan hernia. Selain itu, dokter akan memastikan diagnosis melalui pemeriksaan penunjang, seperti USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat posisi dan ukuran hernia secara lebih detail.


Pengobatan Hernia pada Pria

Cara mengobati hernia pada pria bergantung pada ukuran, lokasi, serta tingkat keparahannya. Dokter juga akan menyesuaikan penanganan dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Namun, secara umum, penanganan hernia pada pria bisa dilakukan dengan beberapa metode di bawah ini:


1. Penggunaan sabuk penyangga (truss)

Sabuk penyangga atau truss adalah alat untuk menahan hernia tetap di tempatnya, terutama saat beraktivitas. Penggunaan truss dapat membantu mengelola gejala hernia dan meminimalkan ketidaknyamanan, serta mencegah benjolan menjadi lebih parah. Dokter biasanya hanya akan merekomendasikan truss apabila benjolan hernia masih bisa didorong ke dalam. Penggunaannya pun hanya dilakukan sementara waktu hingga operasi hernia dijadwalkan.


2. Prosedur Bedah

Tindakan operasi menjadi pilihan utama untuk mengatasi hernia, terutama jika hernia menimbulkan nyeri, bertambah besar, atau berisiko mengalami komplikasi. Dua teknik operasi yang umum dilakukan yaitu:

  • Hernioraphy (operasi terbuka): Sayatan dibuat di area hernia, jaringan yang menonjol didorong kembali ke tempatnya, dan dinding otot diperbaiki.
  • Laparoskopi (operasi minimal invasif): Prosedur ini melibatkan beberapa sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan alat bedah. Laparoskopi umumnya menyebabkan nyeri minimal dan waktu pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi terbuka.


3. Peresepan obat-obatan

Selain itu, dokter juga mungkin meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala penyerta hernia yang dialami oleh pasien, seperti obat pereda nyeri.


Komplikasi Hernia pada Pria

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit hernia pada pria dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius, antara lain:

  • Obstruksi usus halus, yaitu penyumbatan pada usus halus yang dapat mengganggu pergerakan isi usus.
  • Hernia incarcerata, yaitu kondisi ketika usus atau organ tubuh yang terjebak di luar dinding otot tidak bisa didorong kembali ke posisi semula.
  • Hernia strangulata, yaitu kondisi di mana usus maupun organ tubuh yang terjepit melalui celah otot mengalami kematian jaringan karena terputusnya aliran darah ke bagian tersebut. Komplikasi hernia ini termasuk salah satu kondisi kegawatdaruratan medis.


Baca juga: Hernia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya



Pencegahan Hernia pada Pria

Mencegah hernia pada pria bisa dilakukan dengan menjaga gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat memicu tekanan berlebih pada dinding perut. Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan hernia pada pria yang bisa dilakukan:

  • Jaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga, khususnya latihan otot perut
  • Angkat beban dengan cara yang benar, yaitu menggunakan kekuatan kaki dengan menekuk lutut, bukan membungkukkan badan. Teknik ini membantu mengurangi tekanan pada otot perut
  • Terapkan pola makan sehat
  • Berhenti merokok karena kebiasaan ini dapat menyebabkan batuk kronis yang memperbesar risiko hernia
  • Hindari mengejan berlebihan saat buang air besar atau kecil
  • Jika sering mengalami sembelit, perbanyak konsumsi serat dan minum air putih untuk mengatasinya


Meskipun penyakit hernia pada pria tidak selalu mengancam jiwa, kondisi ini tetap membutuhkan perhatian medis. Sebab komplikasi serius yang mungkin terjadi perlu dicegah dengan penanganan yang tepat.


Jika Anda merasakan gejala hernia atau memiliki benjolan mencurigakan di area perut atau selangkangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah umum di RS Pondok Indah. Sebab dokter spesialis di RS Pondok Indah merupakan profesional berpengalaman yang memberikan pelayanan medis dengan dukungan fasilitas berteknologi terkini. Dengan demikian, hasil pengobatan pun akan lebih optimal.


FAQ


Bisakah Hernia Umbilikalis Terjadi pada Orang Dewasa?

Hernia umbilikalis bisa terjadi pada orang dewasa, meskipun lebih umum pada bayi dan anak-anak. Pada orang dewasa, hernia ini biasanya disebabkan oleh otot dinding perut yang melemah dan kelebihan berat badan. Meski pada anak-anak kondisi ini seringkali tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri, hernia umbilikalis merupakan kondisi yang berbahaya bagi orang dewasa. Jika tidak diobati, hernia ini dapat membesar dan menyebabkan komplikasi seperti strangulasi usus. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi ke dokter spesialis bedah umum jika muncul benjolan di sekitar pusar.


Apakah Hernia Berbahaya Jika Tidak Diobati?

Hernia yang tidak diobati bisa berkembang menjadi kondisi berbahaya. Jika dibiarkan, hernia bisa menyebabkan gangguan aliran darah, penyumbatan usus, hingga strangulasi usus. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami tanda maupun gejala hernia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah umum untuk mendapatkan diagnosis dan langkah penanganan yang tepat.


Apakah Hernia Mempengaruhi Sperma?

Hernia umumnya tidak secara langsung memengaruhi produksi atau kualitas sperma pria. Namun, hernia yang terjadi dekat atau di organ reproduktif pria, seperti jenis hernia skrotalis, berpotensi mengganggu suplai darah ke testis. Hal ini lah yang berisiko mengganggu produksi dan kualitas sperma.


Bisakah Hernia Menyebabkan Pria Tidak Ereksi?

Hernia tidak akan menyebabkan pria mengalami disfungsi ereksi (tidak bisa ereksi). Namun, jika hernia menyebabkan rasa sakit hebat, stres, atau gangguan psikologis, maka kondisi tersebut dapat memengaruhi kemampuan ereksi pria.


Apakah Hernia Bisa Disembuhkan dengan Cara Diurut?

Hernia tidak bisa disembuhkan atau diatasi dengan cara diurut. Selain itu, mengurut atau memijat hernia justru berpotensi meningkatkan tekanan pada perut dan memperparah kondisi. Sebaiknya, konsultasikan dokter spesialis bedah umum untuk mendapatkan penanganan hernia yang efektif.


Referensi:

  1. McBee, P. J., Walters, R. W., et al,. Current status of inguinal hernia management: A review. International Journal of Abdominal Wall and Hernia Surgery. 2022. (https://journals.lww.com/rhaw/fulltext/2022/05040/current_status_of_inguinal_hernia_management__a.1.aspx). Diakses pada 8 Mei 2025.
  2. John Hopkins Medicine. How to Tell If You Have a Hernia. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/how-to-tell-if-you-have-a-hernia). Diakses pada 8 Mei 2025.
  3. Cleveland Clinic. Hernia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15757-hernia#living-with). Direvisi terakhir 7 Februari 2023. Diakses pada 8 Mei 2025.
  4. Cleveland Clinic. Inguinal Hernia (Groin Hernia). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16266-inguinal-hernia#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 26 April 2022. Diakses pada 8 Mei 2025.
  5. Mayo Clinic. Inguinal hernia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inguinal-hernia/symptoms-causes/syc-20351547). Direvisi terakhir 24 April 2021. Diakses pada 8 Mei 2025.